47.Bertemu

404 61 15
                                    

             Semilir angin menerpa wajah cantik dari seorang Park Jimin, ia kini sedang ada di balkon rumahnya, dengan secangkir kopi ditangannya.

malam ini rintik hujan menguyur bumi dengan tidak begitu derasnya sehingga membuat angin sedikit terasa dingin, tapi tak mengidahkan seorang jimin untuk tetap menikmati angin itu dengan berpakaian kaos putih oblong saja.

Jimin tengah memikirkan bagaimana keadaan Yoongi saat ini, sedang apa dia? Makan apa dia? Bagaimana keadaannya? Ia sangat khawatir tentangnya, jimin sangat merindukannya, Sungguh.

Hati kecilnya terus bersedih jika mengingat betapa nyamannya dia jika bersama yoongi, walaupun ia belum diberi kepastian yang serius olehnya tapi jimin yakin bahwa Yoongi sangat mencintainya, jimin berharap cinta itu terus ada dihatinya, tidak akan pernah pudar meski mereka jarang bertemu dan bermesraan lagi.

Tanpa sadar air mata jimin mengalir di pipinya, ia tidak menyadari itu, yang ia tau dia sangat merindukan yoongi, ia ingin terus bersamanya, bahkan kopi yang tadinya hangat kini sudah menjadi dingin karena jimin mengabaikannya.

“Apa kau sangat merindukannya?.” jimin berjingkat kaget dan dengan cepat ia menghapus air matanya saat ada tangan yang memegang lembut bahunya. Itu hyeri.

Jimin hanya tersenyum tidak menjawab.

“Bukannya besok yoongi udah bebas ya, kau boleh menjemputnya. ” ujar hyeri dengan senyumnya.

Jimin menoleh dengan cepat.
“Benarkah eomma?. ” hyeri mengangguk.

Sepuluh tahun sudah jimin tidak pernah menjenguk yoongi, ia hanya tau kabarnya dari jungkook yang terus mengirim pesan jika ia menjenguknya, jimin sangat bersyukur jika yoongi baik-baik saja, ia tidak pernah menemuinya sama sekali karena hyeri tidak mengizinkannya.

Hyeri sangat takut jika jimin berdekatan dengan pria pembunuh itu, hyeri masih belum menyetujui hubungan keduanya, citra yoongi sangat buruk dimata hyeri, jadi selama sepuluh tahun yoongi di penjara jimin belum menjenguknya, ia tidak tau apakah yoongi kurus atau gendut, rambutnya panjang atau pendek, badannya masih putih atau hitam jimin sungguh tidak tau, ia hanya tau kabarnya jika yoongi sangat baik-baik saja, itupun dari jungkook.

Jimin memeluk ibunya.
“Terima kasih eomma, terimakasih.”

Hyeri tersenyum dan membalas pelukan anak sulungnya itu, selama ini jimin tidak menunjukan wajah seceria ini, yang ia dapatkan hanya wajah mendungnya walaupun  sesekali ia tersenyum, iya! Hanya tersenyum, tidak tertawa, itupun hanya sekali selebihnya ia hanya murung, dan lebih memilih mengurung diri dikamar, badannya sedikit lebih kurus dari sebelumnya, sebagai ibu tentu hatinya sakit melihat anaknya tidak ada semangat hidup seperti itu.

“Eomma aku akan tidur cepat, eomma juga tidur, good night eomma. ” ujar jimin yang tiba-tiba menjadi semangat untuk tidur padahal tadi matanya tidak ada ngantuk-ngantuknya, gelas yang masih berisi kopi itu ia berikan ke ibunya begitu saja, sedangkan dia sudah turun untuk menuju kamarnya.

Hyeri menggeleng sambil tersenyum sebelum akhirnya ia ikut turun dan tidur.

Tak terasa jam begitu cepat sampai pagipun tiba, Keinginan yoongi untuk cepat keluar dari sini sudah terwujud hari ini, walaupun di dalam sana ia sama saja seperti tidak dipenjara tapi tetap ia sangat ingin keluar, melakukan  aktifitas kerjanya lagi, ah bagaimana keadaan kantornya selama ia tinggal? Yoongi berharap Hyungnya dan juga Min Jung berhasil membuat kantornya berkembang lebih pesat.

“Sajangnim, kau terlihat sangat bahagia?. ” ujar Min Jung yang curiga akan senyuman yang tersemat dibibir bosnya itu, kini mereka sedang bejalan keluar kantor polisi, dengan yoongi yang terus membalas sapaan pada narapidana lainnya.

“Diamlah, kau tidak tau betapa bahagianya aku hari ini.” jawabnya sembari membalas sapaan lainnya.

“Apa Park jimin menjemputmu hari ini?. ”

“Entahlah, aku harap begitu, sudah lama sekali aku tidak melihatnya, bagaiamana kabarnya?. ” tanya Yoongi.

“Dia baik-baik saja, selagi masih dalam pengawasanku, tapi ibunya sangat suka padamu. ”

“Tak apa, restu ibu tidak penting bukan? Selagi aku mau kenapa tidak?, jimin tetap menjadi milikku, selamanya untukku, bahkan kau tidak bisa mengambilnya dari ku?.”

“Kenapa tidak?. ” goda Min Jung.

Yoongi sudah melotot sekarang.
“Coba saja, kalau kau mau seperti si brengsek Ji Sung, aku rasa tubuhnya sudah menjadi tengkorak sekarang.”

“Tentu aku bisa mengambilnya dan memberikannya padamu, Tenang saja sajangnim, aku tidak akan berkhianat  seperti Ji Sung. ” yoongi hanya mengangguk setuju dengan apa yang dikatakan Min Jung, yoongi berharap akan seterusnya seperti ini, tidak ada lagi penghianatan yang terjadi pada orang yang dipercayainya.

“Aaahhh akhirnya, bisa menghirup udara segar, ini sangat segar menurutku, karena tidak ada si brengseknya itu dibumi ini. ” ujar yoongi yang sangat lega karena bisa melihat dunia luar lagi.

“Sajangnim.” tepuk Min Jung pada bahunya berkali-kali tapi matanya memandang sipit pada orang yang tengah berlari dengan tentengan ditangannya, wajahnya sangat Min Jung kenali.

“Ada apa?. ” tanya yoongi yang ikut menolehkan pandangannya mengikuti arah pandang Min Jung.

“Bukannya itu park Ji-

“Hyung!!!.” pekik jimin yang langsung menabrakan dirinya pada tubuh yoongi, sampai membuat yoongi terhuyung.

“Aku sangat merindukanmu. ” gumamnya tidak jelas didada yoongi.

Yoongi membalas pelukan jimin, sepertinya mereka berdua lupa akan kehadiran Min Jung, dengan  cepat Min Jung membungkukkan badannya untuk berpamitan.

“Aku pergi duluan saja sajangnim, aku lupa kalau ada meeting hari ini. ” ujar nya berbohong, ia tidak mau mengganggu keduanya.

Yoongi tidak membalas ia hanya memberikan kode tangannya saja agar Min Jung cepat pergi dari sana, ia masih ingin memeluk jimin, sepuluh tahun baru bertemu sekarang, sunguh gila bukan?.

“Bagaimana keadaanmu?.” tanya yoongi yang tidak mau melepas pelukan jimin.

“Jangan tanya aku dulu, aku masih mau seperti ini. ” gelengnya kuat karena ia masih ingin memeluk yoongi.

Yoongi hanya tersenyum dan mengeratkan pelukannya, ia juga sangat merindukan jiminnya itu, ternyata jimin masih mengingikannya, tidak ada yang berubah sama sekali, jimin tetap miliknya sampai kapanpun, begitupun sebaliknya.

“Akh sepertinya aku akan jadi vampir, karena ini panas sekali.” canda yoongi yang merasa kepanasan karena jimin masih engan untuk pergi dari sana, pagi ini sudah menunjukan  mataharinya.

Jimin menyeringitkan dahinya lalu menatap yoongi.
“Sejak kapan Hyung jadi vampir, apa didalem saja ada vampir nya sampai-

Cup.

“ini sangat panas, apa kau tidak mau pindah tempat saja, Kita sudah berdiri disini hampir satu jam? Kau tidak lelah?. ” ujar yoongi yang baru saja mengecup bibir jimin.

Jangan tanya itu muka sudah merah sekarang.
“A-a iya, aku sampai lupa kalau kita masih diluar. ” cengir jimin yang tidak menyadari sama sekali kalau ia memeluk yoongi begitu lama, rindunya sangat dalam masalahnya.

Yoongi ngusak rambut jimin kemudian mengandengnya untuk diajaknya berjalan menuju mobil yang dibawa Min Jung tadi, asistennya itu pergi mengunakan taxsi tentu saja.

Mereka berjalan begitu mesra, berpegangan tangan dan bercanda satu sama lain.

“Hyung kapan kita menikah?. ”

“Besok.”

“Benarkah Hyung?. ” yoongi hanya mengangguk pertanyaan jimin sebelum keduanya menghilang dibalik pintu mobil hitam itu, tujuan yoongi saat ini kembali ke rumahnya, ia ingin bermesraan lebih lanjut lagi dengan jimin, kalian pasti tau kan arti lebih lanjut lagi apa? Paham dong 😁


OBSESSED
[

Myg&Pjm]

Nanti malam part end guys😭
Gak kerasa ya.

OBSESSED | YOONMIN |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang