2

1.6K 169 14
                                    

Ternyata move on dari Sekar bukan hal yang sepele

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ternyata move on dari Sekar bukan hal yang sepele. Semakin Bumi ingin melupakan Sekar, semakin ia ingat setiap detailnya.

Bumi berusaha melupakan gadis itu, ia berlatih berlebihan, sedari pagi sampai sore menyiksa dan memaksa tubuhnya terus menerus bergerak, agar ia tak ada waktu melamun.

Bumi terengah-engah ketika ia berhenti berlatih, tubuhnya luruh ke tanah dan tak sadarkan diri.

"Sekar.....Sekar...." Bumi mengigau memanggil Sekar lirih. Tubuhnya demam tinggi, ia menggigil. Bumi ditemukan oleh Suastika, karena burung itu merasa bahwa ada yang tidak beres dengan tuannya. Ketika ia menemukan Bumi pingsan di dekat sungai, Suastika membawanya di punggungnya dan terbang ke rumah Mbah Kliwon. Mbah Kliwon melihat pemuda itu dan memberikan sebuah doa dengan meraup muka Bumi agar ia bisa tidur nyenyak.

Setelah beberapa saat Bumi tidur, dalam tidur tanpa sadar sukmanya lepas, ia memanggil Suastika. Burung itu datang, dan membawanya ke sebuah tempat. Bumi masuk ke tempat itu dengan menembus tembok. Ia tersenyum ketika melihat Sekar yang tertidur pulas di hadapannya. Bumi duduk di pinggir tempat tidur Sekar, dan memandangnya dengan lekat.

"Apa ini yang akan suamimu pandang setiap hari kelak? Wajahmu yang cantik dan tertidur pulas dengan damai." Ucap Bumi pelan.

Bumi berlutut di lantai, dan tangannya menopang dagunya di dekat wajah Sekar yang menghadap ke arahnya. Tangannya yang transparan membelai pipi Sekar, tak ada rasa apa-apa disana, namun ia merasa bahagia walaupun hanya melakukan itu.

"Apa saya harus menjadi hantu dulu, supaya saya bisa seperti ini? Memandangmu dekat tanpa kau tahu?"

"Apa saya harus menjadi hantu dulu, supaya saya bisa seperti ini? Memandangmu dekat tanpa kau tahu?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Kurang lebih begini lah)

B

umi beranjak, dan mengecup kening Sekar. Namun tiba-tiba ia seperti ditarik sesuatu. Di hadapannya kini ia melihat sebuah adegan dimana tempatnya di dalam sebuah hutan. Sepertinya keadaan sedang chaos, karena banyak orang berlarian dan dikejar oleh prajurit yang membawa panah, tombak, dan senjata lainnya. Sebuah anak panah melesat ke arahnya, Bumi terkejut, tak ada waktu menghindar, dan anak panah itu menembus jantungnya.

BumiWhere stories live. Discover now