Gayatri memasuki rumah joglo, ayahnya sudah menunggu di ruang keluarga dengan wajah yang tak ramah.Gayatri berjalan sambil membungkukkan tubuhnya dan bersimpuh di hadapan ayahnya. Ia memberi hormat dengan mengangkat kedua tangannya dan menempelkan ke depan hidungnya.
"Rama." Ucap Gayatri
(Rama dibaca Romo, ini biasa dipakai untuk panggilan ayah di dalam keluarga berdarah biru)"Kemana saja kamu?!!" Tanyanya dengan suara tegas.
"Maaf, Rama, saya berjalan-jalan di hutan, karena merasa sepi."
"Sepi ya?"
"Apa kamu tak berpikir panjang??? Kalau kamu celaka atau diculik seseorang?!!" Ucap Raden Mas Bimantara.
"Maafkan saya Rama." Gayatri menunduk semakin dalam.
Ayahnya beranjak, ia berjalan mondar-mandir sambil meletakkan kedua tangandi belakang punggungnya.
"Lebih baik Rama percepat pernikahanmu."
Gayatri terkejut, ia mendongak lalu kemudian ia membungkuk dalam simpuhannya.
"Ampun Rama ,saya tidak akan mengulangi lagi. Tolong jangan lakukan itu, Rama."
"Jika kamu sudah tak bisa Rama atur, mungkin seorang suami bisa melakukan itu untukmu."
"Ampun Rama, Gayatri masih ingin bersama Rama dan Ibu. Gayatri belum mau menikah."
Ayah Gayatri menghela napas.
"Angkat kepalamu, duduk sini bersama Rama." Kata ayah Gayatri sambil menepuk kursi di sebelahnya.
Gayatri menurut, ia bangun dan duduk di sebelah ayahnya.
"Sebenarnya apa yang kamu inginkan, nduk? Jujur saja Rama dan ibu sudah pusing menghadapi kelakuanmu." Ucap ayahnya sambil menghela napas.
"Gayatri, ingin bekerja Rama. Ingin pergi ke Jakarta untuk menjadi penyiar TV. Sayang sekali gelarku ini yang sudah lulus dari Public Relation tidak terpakai."
"Rama tidak setuju jika kamu pergi jauh, atau ada yang lain yang kamu inginkan? Mungkin Rama bisa mengabulkannya?"
Gayatri menghela napas namun sejurus kemudian wajahnya ceria. Dita yang melihat itu langsung paham apa yang ada di dalam kepala tuannya itu.
YOU ARE READING
Bumi
RomanceBumi sang murid kesayangan Mbah Kliwon, yang selalu menemani sedari kecil. Tidak ada yang pernah melihat Bumi bersama dengan Mbah Kliwon, hanya dalam keadaan darurat saja ia akan mendampingi sang guru. Bumi bukan laki-laki yang mengurusi perihal as...