Gendhis terbangun pagi itu dengan perasaan gundah. Ia membutuhkan suaminya, tapi ia tak mau mengganggu. Wajahnya murung karena dirinya lelah, semalam ia terbangun setiap satu jam sekali.
"Nduk, ada apa?" Tanya Kanjeng ibu ketika melihat menantunya sedang terdiam murung.
"Kanjeng ibu, saya, tidak bisa tidur semalam."
"Kenapa? Apa karena rindu dengan suamimu?" Goda kanjeng ibu
Gendhis tertawa pelan.
"Itu juga salah satunya, tapi semalam saya ketakutan, ketika saya tidur seperti ada yang memegang kaki saya, dan saya seperti diperhatikan seseorang, saya meminta Utari dan Kana menemani saya semalaman, dan sekarang mereka terkantuk-kantuk karena tidak bisa tidur dengan benar."
Kanjeng Ibu melihat dua pelayan menantunya itu tak berhenti menguap, bahkan Utari terkadang terhuyung ke depan atau ke belakang karena menahan kantuk.
Ia tersenyum geli.
"Jika kamu mau, istirahatlah kalian bertiga di kamar. Mintalah abdi laki-laki membawa kasur tambahan. Lebih baik kalian beristirahat daripada bekerja tidak fokus karena mengantuk."
Mata Gendhis berbinar.
"Bolehkah seperti itu Kanjeng Ibu?"
"Tentu saja boleh, untuk kasus khusus."
"Baiklah kalau begitu, terimaksih Kanjeng Ibu."
"Sama-sama nduk, nanti ibu akan bilang kalau kamu sedang istirahat jika ada yang mencari."
Gendhis berdiri dan memberi hormat.
"Terimakasih Kanjeng Ibu, saya permisi."
"Ya nak."
Utari dan Kana juga berterimakasih pada Raden Ayu Damara karena mengijinkan mereka beristirahat.
Kedua pelayannya sudah tertidur pulas, sedangkan ia masih melamun, tak bisa tidur sama sekali. Akhirnya ia punya ide, untuk menelepon dua sahabatnya. Gendhis membuka laptop dan menghubungkan mereka bertiga dalam panggilan video di aplikasi zoom.
"Akkkkk bestieeeee!!! Apa kabarr??" Tanya Joy
"Joy, Katherine, kalian lagi dimana? Kangeeennnn."
"Aku sih lagi di kost." Kata Katherine
"Aku lagi di mall ini. Lagi shopping."
YOU ARE READING
Bumi
RomanceBumi sang murid kesayangan Mbah Kliwon, yang selalu menemani sedari kecil. Tidak ada yang pernah melihat Bumi bersama dengan Mbah Kliwon, hanya dalam keadaan darurat saja ia akan mendampingi sang guru. Bumi bukan laki-laki yang mengurusi perihal as...