20

1.3K 186 49
                                    

Bumi kembali pulang ke kotanya, dalam perjalanan ia melamun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bumi kembali pulang ke kotanya, dalam perjalanan ia melamun. Ternyata cinta serumit itu. Mulai dari Gayatri, lalu sekarang ia melihat kisah sang Noni dan pria pribumi. Ia memejamkan mata, mencoba mengistirahatkan dirinya, ia merasa tenaganya sedikit terkuras ketika ia masuk dalam slide kejadian noni Belanda tadi.

Tiba-tiba ia merasa ada seorang wanita yang melingkarkan tangan pada lengannya, dan merebahkan kepalanya ke pundaknya. Ia memandang ke kanan, dan menemukan wanita yang ada di mimpinya.

Raden Mas Tjokro lelap tertidur, sehingga ia tak melihat kejadian dirinya yang didatangi wanita itu. Bumi tak paham siapa wanita ini, namun hatinya selalu hangat ketika ia ada bersamanya. Senyumnya yang lucu membuatnya merasa berbunga-bunga, rambutnya yang kemerahan sangat cantik membingkai wajahnya. Bumi tersenyum, ia menopangkan pipinya ke atas puncak kepala gadis itu lalu memejamkan lagi matanya. Tidur dengan nyaman.

Sebuah hentakan rem membangunkan Bumi, kepalanya terantuk ke jok depan.

"Nunsewu, nunsewu ndoro. Tadi ada kucing menyebrang." Ucap Waluyo, supirnya merasa tak enak.

"Ah tidak apa-apa pak." Ucap Bumi sambil mengusap dahinya.

"Hati-hati Waluyo. Jangan ngebut." Tegur Raden Mas Tjokro Dierja.

"Sendiko dawuh, ndoro."
(Baik)

Bumi melihat ke kanan dan kiri.

"Nggolekki opo, ngger?" Tanya kakeknya
(Mencari apa, nak?)

Bumi mencari gadis tadi, namun ia sudah menghilang. Ia bermpimpi lagi.

"Ah..mboten eyang."
(Tidak eyang)

Bumi menyenderkan dirinya dan memejamkan matanya lagi.

Sopo kowe tho, cah ayu?
(Siapa sih kamu, cantik?)

"Belok! Belok ndoro! Jangan di gas, rem! Rem!" Seru Jayengrana yang mengajarkan Bumi menyetir di sebuah lapangan yang jauh dari rumahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Belok! Belok ndoro! Jangan di gas, rem! Rem!" Seru Jayengrana yang mengajarkan Bumi menyetir di sebuah lapangan yang jauh dari rumahnya.

Haryo yang berada di jok belakang, sudah akan memuntahkan isi perutnya, karena tuannya itu selalu menekan gas dan rem dengan mendadak.

BumiWhere stories live. Discover now