Kalau kalian tanya apa yang terjadi, tidak terjadi apa-apa. Karena ketukan di pintu dari Haryo membuat Bumi batal mencium gadis itu.
Flashback on....
"Gendhis..."
"Mas Bumi." Kata Gendhis lirih sambil membuka mata dan menatapnya dengan tatapan sayu.
Bumi tak bisa menahan diri lagi, ia memajukan wajahnya, bersiap akan mencium gadisnya brutal.
Tok..tok...tok
Gendhis tersadar, ia menoleh ke arah pintu sehingga ciuman Bumi mendarat di pipinya.
"Mas...ada yang ngetuk."
"Biarkan saja." Masalahnya hasrat Bumi sudah diubun-ubun.
Tok...tok..tok...
"Mas ih.." Gendhis mendorong tubuh Bumi yang sebesar gapura itu.
Bumi mengecup bibir Gendhis, dan dengan geram ia membuka pintu.
"Asu!" Umpatnya
Ketika pintu dibuka, ia melihat Haryo di hadapannya. Mata Bumi menyalang seperti akan membunuh Haryo dalam sekali tebas.
"Anu, nunsewu ndoro, Ndoro mas dan Ndoro ayu memanggil untuk shalat berjamaah."
"Ya sudah nanti kami kesana."
"Ndoro, nanti bisa dilanjut lagi." Bisik Haryo
Bumi membelalakkan matanya dan akan menjitak Haryo. Pengasuhnya itu sudah ngibrit lari sambil menahan tawa.
Bumi hendak menutup pintu namun Jayengrana datang.
"Opo menehhhhh." Ucap Bumi kesal
(Apa lagi?)"Saya diminta ndoro mas untuk memastikan anda keluar dari ruangan ini, ndoro."
"Astagfirullahaladzim." Bumi mengurut pelipisnya, gagal sudah rencananya untuk mencium kekasihnya itu.
"Mari ndoro."
"Iya, iya. Ayo sayang, kita shalat dulu."
Flashback off
Jadilah mereka disini, shalat berjamaah, dan disana sudah ada eyangkung dan eyang putri juga. Ketika melihat Gendhis, Raden Ayu Jenar mendelik tak suka, dan membuat Gendhis mengkeret. Bumi yang melihat akan itu, selalu siap sedia di sampingnya.
"Tenang Gendhis, tidak apa-apa." Kata Bumi berbisik.
Setelah mereka selesai shalat, Raden Ayu Damara mengajak Gendhis ke ruang makan. Disana sudah tersedia hidangan untuk makan malam.
YOU ARE READING
Bumi
RomanceBumi sang murid kesayangan Mbah Kliwon, yang selalu menemani sedari kecil. Tidak ada yang pernah melihat Bumi bersama dengan Mbah Kliwon, hanya dalam keadaan darurat saja ia akan mendampingi sang guru. Bumi bukan laki-laki yang mengurusi perihal as...