Bumi merasa tubuhnya lebih bugar, ia mengajak Gendhis pergi ke pantai. Mereka pergi di hari Rabu, supaya tidak penuh. Gendhis berangkat ke pantai bersama Jayengrana dan Bumi. Jayengrana berharap semesta mendukung mereka, dan Bumi bisa menghabiskan waktu di pantai tanpa harus drop lagi.
"Mas, ndis perhatiin, mas kurusan ya?" Tanya Gendhis.
"Mas biasa saja." Ujar pria itu berusaha menutupi.
"Gak loh, itu wajahnya jadi tirus banget. Apa mas kecapekkan?" Tanya gadis itu khawatir.
"Ohh tidak sayang, mas diet, khan mau menikah, supaya beskapnya cukup nanti khan kalau difoto bagus." Kata Bumi sambil membelai pipi Gendhis.
"Hmmm nyindir adek ya. Mentang-mentang aku gak diet."
"Lho ngapain adek diet? Khan adek sudah aduhai."
Jayengrana terbelalak, darimana lagi itu ndoronya tahu kata aduhai.
"Ih nakal ya, apa sih om om tau aduhai."
Bumi tertawa.
"Sayang." Kata Bumi
"Hmm?"
"Hari ini kita foto yang banyak ya. Pokoknya sampai Jayengrana bosan."
Gendhis tertawa.
"Iya."
Gendhis melihat seorang badut, berbentuk Sailormoon, ia tertarik, sampai ketika mobil melaju, ia masih tak melepaskan pandangan dari badut itu sampai Gendhis berlutut di jok dan memutar posisi duduknya hingga tubuhnya menghadap ke belakang.
"Adek kenapa sih? Jatuh lho." Kata Bumi dengan refleks memegangi pinggang kekasihnya.
"Itu mas, ada badut...eh ini oksigen siapa mas?" Tanya Gendhis yang melihat sebuah tabung oksigen beserta selang.
Bumi terkejut, ia bingung akan menjawab apa.
"Itu nona, di rumah kami punya ruangan obat khusus ,kami belum punya tabung oksigen jadi Kanjeng Rama menyuruh kami membelinya." Kata Jayengrana.
"Ooohhh. Jangan lama-lama di mobil Mas Jayeng, nanti meledak, kata ayah gitu."
"Baik nona."
Bumi memandang ke arah spion, seolah pandangannya menyiratkan terimakasih pada Jayengrana dan dibalas anggukan singkat.
Perjalanan ke pantai menghabiskan waktu dua jam, ketika keluar mobil, Gendhis sangat antusias karena ia melihat hamparan pantai yang sangat indah.
"Ayo mas." Gendhis menggandeng tangan pria yang dikasihinya itu.
Bumi tertawa, ia ikut berlari kecil dengan Gendhis. Ketika sampai di pinggir air laut, gadis itu membuka sandalnya dan menceburkan kakinya kesana.
"Dingiiiiin." Kata Gendhis
YOU ARE READING
Bumi
RomanceBumi sang murid kesayangan Mbah Kliwon, yang selalu menemani sedari kecil. Tidak ada yang pernah melihat Bumi bersama dengan Mbah Kliwon, hanya dalam keadaan darurat saja ia akan mendampingi sang guru. Bumi bukan laki-laki yang mengurusi perihal as...