"Kalian saling kenal?" Tanya Gendhis
"Dia klienku." Kata Gian sambil mendelik
"Dia designer studio papi."
Mereka duduk bertiga, dengan posisi seperti segitiga. Mata Gian dan Katherine menatap saling menyalang. Gendhis berusaha tak tertawa dengan melihat wajah mereka berdua.
"Memang apa sih yang bikin mas Gian nyebelin?" Tanya Gendhis
"Apa? Aku nyebelin? Wow baru sekali ketemu udah bilang nyebelin?" Tanya Gian sambil bersidekap, memandang Katherine dari atas ke bawah lalu bersandar pada kursi.
"Emang kenapa? Gak terima? Kamu emang nyebelin. Aku tu klien kamu, masak aku kasih ide cuma ham hem ham hem doank. Situ bisu?" Kata Katherine sambil menaikkan dagunya angkuh
"Kamu berisik ya. Saya itu designer, saya tahu apa yang terbaik untuk klien saya sebelum kamu membuka mulutmu itu." Kata Gian merubah kata-katanya menjadi formal
Katherine memandangnya sinis.
"Baru juga kayak gitu, sok banget. Mentang-mentang udah terkenal, ketemu klien kayak aku, ga bisa hargain."
"Kamu bukan klien saya, klien saya adalah ayahmu."
Katherine membuka mulutnya lalu menutupnya.
"Tapi aku anaknya, papi mau studionya bagus, aku berhak kasih ide."
"Tapi ide kamu sama papi kamu bersebrangan. Paham??"
"Ada yang mau kopi?" Tanya Gendhis
"Gak!!" Bentak mereka berdua kompak.
Bumi memandang istrinya yang sedang menggunakan skincare di depan meja riasnya, sambil bersenandung jawa. Ia mengrenyitkan dahinya sambil tersenyum, istrinya pasti sedang bahagia, sebentar lagi pasti cerita keluar dari mulutnya. Bumi takjub pada istrinya itu, ada saja yang diceritakan oleh Gendhis seolah tak pernah habis stok cerita dalam kehidupannya dan Bumi dengan senang hati akan mendengarkan sambil memandang wajah Gendhis yang bisa berubah-ubah ekspresi sesuai dengan emosi jalan ceritanya.
YOU ARE READING
Bumi
RomanceBumi sang murid kesayangan Mbah Kliwon, yang selalu menemani sedari kecil. Tidak ada yang pernah melihat Bumi bersama dengan Mbah Kliwon, hanya dalam keadaan darurat saja ia akan mendampingi sang guru. Bumi bukan laki-laki yang mengurusi perihal as...