Tiga bulan kemudian....
Bumi, Jayengrana dan empat sepupu pergi ke desa Weningkinasih, ke tempat Mbah Kliwon. Ia minta ijin pada Gendhis untuk pergi selama dua minggu bersama mereka, ya pasti dihadiahi cemberut oleh gadis itu, masalahnya ia kangen sekali pasti. Tapi ia mengatakan, Gendhis untuk berbelanja saja kebutuhan seserahan pernikahan, apa saja boleh ia beli. Ya wanita mana sih yang tidak suka belanja, tentu saja gadis itu itu langsung sumringah.
Bumi juga ingin melakukan pembersihan diri karena ia merasa sudah melampaui batas ketika bersama dengan Gendhis. Karena ini juga sedang libur sekolah, maka selama dua minggu, mereka juga akan menempa diri mereka.
Diantara mereka berempat memang Bara yang paling kuat, ketiga lainnya hanya terkena percikan energi dari Bara karena seringnya mereka main bersama, apalagi Genta ia yang paling muda dari semuanya, tidak terlalu peka. Arjuna dan Mahesa pun sama dengan Genta. Tapi Mahesa karena seringnya ia tinggal di desa, sering tak sengaja melihat sekelebat bayangan, ia terkadang penasaran, setelah sering main dengan Bara, ia bisa bertanya pada kakak sepupunya itu perihal apa yang dilihat olehnya, sedangkan Arjuna sebenarnya dijerumuskan oleh Bara 🥲. Arjuna pandai menggambar, terkadang ketika Bara menjelaskan apa yang ia lihat pada para sepupunya itu, ia sampai emosi sendiri. Maka ia meminta Arjuna untuk menggambarkan apa yang ia lihat dan akhirnya para sepupunya paham dengan makhluk yang dibicarakan. Karena seringnya menggambar makhluk, Arjuna tak sadar bahwa mereka juga ikut melihat ia menggambar, gesekan-gesekan energi itu membuat dirinya sedikit demi sedikit peka.
"Om, nanti kita semedi ya?" Tanya Genta
"Ya semacam itu." Kata Bumi
"Kayak pendekar di pilem-pilem dong." Kata Bara
"Kurang lebih seperti itu."
Mereka pun sampai di rumah Mbah Kliwon.
"Aksara!" Seru Bara yang melihat Aksara sedang menunggu mereka di depan rumah.
Empat pemuda itu antusias melihat Aksara yang melompat-lompat menyambut mereka.
Ketika mobil berhenti, mereka segera turun dan berlari memeluk makhluk berbulu itu. Mbah Kliwon datang menyambut mereka berenam.
"Mbah." Sapa Bumi
"Ngger. Bagaimana persiapan pernikahanmu?" Tanya Mbah Kliwon
"Sudah delapan puluh persen mbah."
"Agak dikurangi ya pertemuanmu dengan Gendhis, banyak godaan soalnya."
Bumi tersipu.
"Iya mbah, saya kesini juga ingin membersihkan diri."
Mbah Kliwon mengangguk.
"Kamu dan Gendhis sangat wangi, hati-hati. Calon pengantin harus banyak-banyak berdoa, tolak bala. Apa nanti Gendhis akan dipaes? Atau kalian menggunakan adat jawa lengkap?"
YOU ARE READING
Bumi
RomanceBumi sang murid kesayangan Mbah Kliwon, yang selalu menemani sedari kecil. Tidak ada yang pernah melihat Bumi bersama dengan Mbah Kliwon, hanya dalam keadaan darurat saja ia akan mendampingi sang guru. Bumi bukan laki-laki yang mengurusi perihal as...