10

1.3K 149 17
                                    

Hari yang dinantikan tiba

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari yang dinantikan tiba. Hasil test DNA sudah keluar. Semua orang dikumpulkan di ruang tamu, termasuk sang eyang. Eyang kali ini bukan hanya dari pihak lelaki saja, namun dari pihak perempuan juga. NSeorang petugas lab diundang untuk membacakan hasil tersebut.

"Mohon ijin, Ndoro Mas Kertajaya, untuk membacakan hasilnya." Ucap sang petugas lab itu.

"Silakan." Ucap Raden Mas Kertajaya

"Dari test DNA dinyatakan bahwa, Raden Mas Bumi benar adanya adalah putra kandung dari Raden Mas Kertajaya. Banyak kecocokan dari daftar ini dan tidak bisa dielakkan lagi bahwa Raden Mas Kertajaya adalah ayah dari Mas Bumi."

"Alhamdulilah." Ujar Raden Ayu Damara

"Terimakasih, mas." Ucap Raden Mas Kertajaya senang.

"Sekarang sudah tidak ada yang harus dikhawatirkan, ngger." Ucap Raden Mas Kertajaya pada Bumi sambil menepuk pundaknya.

Kelegaan meliputi diri Bumi karena hasil test DNA tadi menunjukkan bahwa benar ia adalah anak dari sang ayah.

Tok....tok...tok

Ketukan di pintu membuyarkan lamunannya. Haryo membukakan pintu dan terlihat ia sedang berbicara dengan seseorang. Sejenak kemudian ia kembali dan menghadap kepada Bumi.

"Nunsewu, ndoro, anda dipanggil ke ruang belajar oleh kakek anda, Raden Mas Tjokro Dierja."

Bumi menelan ludah.

Gusti Allah, tolong temani saya. Bumi merapalkan doa dalam hati.

Bumi mengangguk, lalu Haryo membukakan pintu. Mereka semua pergi diantar oleh seorang abdi ke ruang belajar.

Abdi itu membukakan pintu ketika sampai di depan ruang baca, Bumi masuk diikuti oleh Haryo dan Jayengrana.

"Hormat saya, eyang." Bumi membungkukkan tubuhnya di depan pria yang sudah berumur enampuluh tahun tersebut, ternyata beliau tak sendiri, namun ditemani istrinya.

"Silakan duduk, ngger."

"Terimakasih eyang."

Bumi duduk bersebrangan dengan sang kakek, Haryo dan Jayengrana duduk bersila agak jauh darisana.

"Eyang memanggilmu kesini ingin mengucapkan selamat kembali lagi dalam keluarga ini setelah lama kamu menghilang."

Bumi tersenyum tipis.

"Namun, jujur saja, eyang merasa agak asing ketika kamu ada di sekitar kami." Ucapnya

Kuatkan dirimu, Bumi. Ucapnya dalam hati memberi semangat.

"Mohon maaf eyang jika eyang merasa demikian."

Raden Mas Tjokro Dierja memandangnya dengan pandangan yang sulit diartikan. Aura di sekeliling mereka pun agak tidak mengenakkan.

BumiWhere stories live. Discover now