"Merah sekali Nimas." Kata Bumi di dalam kamar melihat paha Gendhis yang tadi bekas tersiram air panas.
Gendhis beranjak, ia mengambil vaseline.
"Tenang aja kangmas, adek punya ini."
Acara itu sudah selesai beberapa saat lalu, Bumi dan Gendhis sudah dikamar, dan berganti pakaian. Ketika Gendhis menggunakan baju tidurnya yang seperti dress satin pendek, jejak merah lebar terpampang nyata di paha putih istrinya dan membuat Bumi tercengang.
"Saya takut meninggalkan bekas, Nimas. Jika itu terjadi, saya tidak bisa memaafkan abdi tadi." Kata Bumi geram
"Jangan galak-galak kangmas." Kata Gendhis tersenyum sambil mengoleskan vaseline tersebut.
"Saya saja."
Bumi mengambil vaseline itu dari tangan istrinya dan mengoleskannya perlahan. Tapi ya namanya Bumi, tak bisa menahan diri.
"Kangmas, yang mana yang kangmas oles?" Tanya Gendhis dengan suara serak
"Paha tho?"
"Iya kangmas, tapi bukan paha yang itu."
Bumi memandang istrinya yang ada di hadapannya.
"Yang lain perlu dioles?" Tanyanya dengan mata sudah menggelap
Gendhis menggeleng kuat.
"Kalau begitu, yang lain perlu cara lain, supaya tidak iri."
Bumi menerjang bibir Gendhis, pria itu mencium istrinya dengan sangat rakus.
"Mas, mas, jangan, nanti kedengaran." Kata Gendhis sambil mendorong suaminya itu.
Bumi beranjak dan menggendong istrinya ke kasur.
"Asal Nimas tidak berteriak, saya yakin tidak akan terdengar."
Tanpa ingin mendengar protes lagi, Bumi menerjang istri cantiknya itu. Gendhis keberatan, karena mana mungkin ia tak berteriak jika perbuatan Bumi padanya membuat dirinya sampai melayang ke langit ke tujuh.
Sementara itu Haryo dan abdi-abdi perempuan terlihat menguping di depan kamar ndoronya itu. Kamar Bumi memang agak tersembunyi dari yang lain, jadi tak begitu mencolok perhatian.
"Geser sithik, ora krungu."
(Geser dikit, tidak terdengar)"Menengo!"
(Diam!)Mereka bisik-bisik, dan samar-samar terdengar desahan sang wanita, membuat para abdi itu mesam-mesem.
"Mantap ndoro." Bisik Haryo
"Heh! Ngopo dho neng kene?? Ngalih-ngalih!" Jayengrana menggebah para abdi yang sedang menguping.
(Heh! Ngapain pada disini? Pindah-pindah!)
YOU ARE READING
Bumi
RomanceBumi sang murid kesayangan Mbah Kliwon, yang selalu menemani sedari kecil. Tidak ada yang pernah melihat Bumi bersama dengan Mbah Kliwon, hanya dalam keadaan darurat saja ia akan mendampingi sang guru. Bumi bukan laki-laki yang mengurusi perihal as...