68

1.5K 206 21
                                    

Beberapa bulan kemudian

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Beberapa bulan kemudian....

Usia kehamilan Gendhis sudah delapan bulan, ia sangat sibuk dengan perkuliahan, juga kedai eskrimnya, ditambah lagi sekarang ia sudah memiliki Bumi Boutique. Butik itu belum buka secara offline, ia hanya berjualan sesuai dengan pesanan saja.

"Ya hari ini, sekarang. Baik. Saya tunggu." Sri mematikan teleponnya dan mengedarkan pandangan, lalu pergi.

Bumi sedang serius mengerjakan sesuatu di depan laptopnya, ia menghela napas, namun kemudian ia tersenyum, karena melihat istrinya yang sedang serius menggambar sketsa design. Ia membuka kacamatanya, dan menopangkan pipinya di tangannya.

"Ih jelek." Kata Gendhis menggerutu dan cemberut.

Sesekali istrinya itu mengelus perutnya yang besar. Bumi tertawa pelan melihatnya.

Entahlah, rasa cinta untuk wanita di hadapannya ini tidak pernah surut. Setiap hari ada saja yang membuat ia semakin mencintai istrinya itu.

Bumi beranjak dan mendekati Gendhis lalu mengecup bibir garwanya.

"Sedang apa nimas?" Tanya Bumi sambil tangannya mengelus perut besar istrinya itu

"Bikin design untuk dedek. Tapi dari tadi jelek terus."

"Mana coba mas lihat."

Gendhis menyerahkan tab pada suaminya. Ia menaikkan kakinya pada paha Bumi, kalau sudah begitu, pria itu paham, pasti Gendhis ingin kakinya dipijat. Ia memandang beberapa design Gendhis sambil tangan satunya memijat kaki istrinya.

"Ini bagus sekali sayang, apa yang jelek?" Tanya Bumi

"Masih ada yang kurang, gatau apa mas."

Gendhis merebahkan punggung dan kepalanya ke sofa dan mendesah ketika pijatan suaminya membuat kakinya rileks. Bumi tersenyum.

Katanya kalau anaknya laki-laki istrinya kucel, dan lemas, tapi tidak dengan Gendhis. Wanita itu sangat bersinar, cantik sekali, makanya banyak yang mengira anak mereka perempuan.

"Mas ,mau pipis." Kata Gendhis

"Ayo, mas antar."

Bumi menarik istrinya itu bangun.

"Sendiri saja mas. Tinggal jalan ke kamar."

Bumi menggeleng.

"Ayo dengan mas saja. Jangan apa-apa sendiri, khan sudah mas bilang, ada mas disini." Kata Bumi sambil menggandeng istrinya.

"Iya suamiku yang bawel." Kata Gendhis sambil mencubit hidung mancung suaminya.

Gendhis menggandeng tangan suaminya, mereka berjalan berdua menuju ke kamar mereka.

"Ahhh!!!" Gendhis tiba-tiba kesakitan sambil memegang perutnya.

"Nimas! Kenapa? Ada apa?" Bumi terkejut dan panik

BumiWhere stories live. Discover now