55

1.5K 175 9
                                    

Bumi berkunjung ke rumah Gendhis malam itu, sekarang pria itu sudah leluasa keluar masuk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bumi berkunjung ke rumah Gendhis malam itu, sekarang pria itu sudah leluasa keluar masuk. Bahkan sering menginap di rumah Gendhis.

Malam ini mereka sedang kedatangan juga Mahesa dan Bara. Mahesa sudah mulai bersekolah di kota di SMA yang sama dengan Bara. Ning dan Gani sedang berkencan, maka mereka meninggalkan anak-anak dengan Bumi dan Gendhis.

Sekar sempat berbicara dengan Bumi, perihal rencana para sepupu ini yang akan dilatih oleh Bumi. Sekarang karena Gendhis dan Bumi akan menikah, akses para sepupu ini lebih mudah jika mereka akan bertemu.

"Jadi gimana pakde?" Tanya Genta polos

Gendhis tertawa dan mendapat delikan dari Bumi

"Pakde, pakde. Aku dudu pakdhemu." Ucap Bumi kesal

"Ya terus panggil apa? Om?" Tanya Genta

Bumi menyentil dahi adik Gendhis itu.

"Sayang, adekmu nyebelin." Kata Bumi sambil memeluk pinggang Gendhis yang sedang duduk di kursi.

Mereka berempat memandang pasangan itu ilfill. Gendhis tergelak.

"Oh aku tau, kita panggil Mbah Bumi, biar sama kayak Mbah Kliwon. Khan sama hebatnya." Kata Genta lagi.

"Astagfirullah!" Bumi memandang mereka lelah.

Bumi benar-benar seperti ayah untuk mereka berempat. Sudah cocok dipanggil Rama. Gendhis memandang interaksi mereka berlima. Gendhis terkesiap, ketika jari-jari Bumi membelai-belai betisnya, sesekali ia meremas betis itu. Gendhis sudah berdehem beberapa kali, sedangkan Bumi sesekali tersenyum penuh arti sambil melirik Gendhis.

Rencana pernikahan Gendhis akan dilaksanakan enam bulan lagi, karena Gendhis juga baru saja memiliki usaha, tidak enak jika ia cuti terlalu lama.

"Aku ke kamar sebentar ya, mau skincarean." Kata Gendhis sambil beranjak.

Gendhis masuk ke kamar, demi apa dekat dengan Bumi, membuat jantungnya tidak baik-baik saja.

"Tapi, mas Bumi sekarang udah gak senakal dulu." Kata Gendhis berbicara sendiri sambil menggerutu dan menyisir rambutnya di depan kaca rias.

"Padahal ya, waktu itu kita ketemu, ndis pengen banget dicium. Ya tapi khan masa ndis minta duluan." Katanya kesal sambil menggunakan pelembab wajah.

Gendhis mengambil ponselnya, ia membuka aplikasi berlambang not balok hitam dan mengetik kissing scene. Astaga nakal sekali dirinya. Gendhis membelakangi pintu kamarnya yang terbuka, menopangkan dagu pada tangannya dan melihat potongan-potongan adegan ciumanan romantis itu.

"Pingiinnnnn." Kata Gendhis.

"Adek mau ciuman??" Tanya Bumi tiba-tiba sudah ada di belakangnya.

Gendhis terkejut, ia mematikan ponselnya.

BumiWhere stories live. Discover now