Bumi pergi menuju ke kedai es krim Gendhis. Ia perlu sesuatu untuk mendinginkan kepalanya.
Ketika ia sampai, ternyata karyawannya mengatakan kalau Gendhis belum datang, karena masih ada perkuliahan, jadi ia menunggu Gendhis di ruang kerjanya.
Ketika sedang melihat komputer, ia melihat wallpaper komputer itu adalah foto dirinya dan Gendhis. Ia tersenyum.
Bumi mengakui, hasil pekerjaan Gian memang bagus, apik, pemilihan interior pun ia lakukan sepenuh hati, maka sebenarnya ia juga akan meminta Gian untuk mendesign Bumi Boutique. Tapi terkadang ia juga kesal karena harus menghadapi bocah tengik itu.
Ceklek...
Bumi melihat Gendhis masuk ke dalam ruangannya.
"Eh mas, tumben." Gendhis menutup pintu di belakangnya.
Bumi merentangkan tangannya, Gendhis tersenyum lalu melangkah dan masuk dalam pelukannya. Ia mencium harum tubuh Bumi yang disukainya. Tiba-tiba ia ingat kejadian panas beberapa hari lalu, dan membuat wajahnya memerah, ia membenamkan dirinya ke dada pria itu.
"Kenapa, hm?" Tanya Bumi
"Gak mas."
Bumi mengangkat dagu Gendhis, ia tertawa karena melihat wajah Gendhis yang memerah.
"Adek mikirin apa?" Tanya Bumi
"Gak mikirin apa-apa.*
Gendhis melepaskan pelukannya, tapi Bumi menariknya kembali.
"Saya juga kok."
Gendhis mengrenyitkan dahi.
"Saya juga memikirkan itu setiap malam, tapi saya harus bertahan untuk tidak menerjangmu."
Gendhis semakin malu, dan menutup mukanya ditanggapi tawa keras Bumi
Gendhis bekerja, ditemani Bumi yang tidak mau pulang, ia mengecek pekerjaannya di laptop. Hubungan mereka membuat semua orang iri, terutama ketika para karyawannya melihat Bumi yang sangat tampan, pria itu pun tutur katanya lembut dan ramah, ditambah aksen medhoknya yang membuatnya tambah berwibawa.
YOU ARE READING
Bumi
RomanceBumi sang murid kesayangan Mbah Kliwon, yang selalu menemani sedari kecil. Tidak ada yang pernah melihat Bumi bersama dengan Mbah Kliwon, hanya dalam keadaan darurat saja ia akan mendampingi sang guru. Bumi bukan laki-laki yang mengurusi perihal as...