Enam bulan kemudian....
Bayi bernama Abimanyu itu sudah menginjak usia 6 bulan, sudah waktunya MPASI.
Bumi sedang sibuk merakit baby chair. Ia baru tahu bahwa banyak printilan yang hatus dibeli untuk bayi di jaman modern ini. Bahkan kaos kaki pun ada beberapa model, ada yang memiliki karet di bawahnya dan ada yang tidak.
"Ndoro, biar saya saja." Kata Jayengrana.
"Jangan Jayeng, biar saya saja. Nanti kalau Abimanyu tanya, biar saya bisa sombong, kalau ini semua Ramanya yang merakit."
Jayengrana tersenyum. Sejak menikah, tepatnya sejak berhubungan dengan ndoro ayu Gendhis, sifatnya berubah. Lebih lembut dan menyenangkan.
Jayengrana memandang Kana dan Utari yang sedang bermain dengan Abimanyu. Tanpa sadar pandangannya bertubrukan dengan Kana, mereka saling pandang, lalu saling memutusnya dan menunduk malu.
"Kenapa tidak didekati?" Tanya Bumi yang tiba-tiba ada di belakangnya.
Jayengrana terkejut.
"Ndoro."
"Saya perhatikan kamu sering curi pandang pada Kana."
Jayengrana terdiam, ia menunduk.
"Apa yang kamu suka itu Utari?"
Pria itu mengangkat kepalanya terkejut.
"Benar ternyata dengan Kana. Sudah diutarakan?" Tanya Bumi sambil bersidekap
"Belum ndoro?"
"Kenapa?"
"Saya-saya tidak berani."
"Kamu itu laki-laki, jago berkelahi, orang kepercayaan saya, pintar, apa yang membuat kamu tidak berani?"
Wajah Jayengrana memerah.
"Apa kamu takut ditolak?"
"Tidak ndoro, saya tidak takut ditolak."
"Lalu?"
"Kalau dekat dengan Kana, dada saya berdegup kencang, tangan saya berkeringat, saya tidak mampu berpikir."
Bumi tertawa
"Astaga pengawalku jatuh cinta, hal yang sangat membahagiakan untuk ndoromu ini. Jayeng, umurmu sudah seharusnya menikah, apa kamu tidak ingin menjalin hubungan?"
"Saya-saya tidak pernah berhubungan dengan wanita sebelumnya ndoro, jadi saya tidak tahu harus bagaimana."
"Nanti saya tanya garwa saya, dia paling paham soal begini." Kata Bumi
Malam hari itu, Bumi mengobrol dengan Gendhis setelah menidurkan Abimanyu. Sejak berusia empat bulan, anak mereka tidur di kamarnya sendiri bersama dengan Mbok Asih, jadi Gendhis dan Bumi bisa leluasa mengobrol.
YOU ARE READING
Bumi
RomanceBumi sang murid kesayangan Mbah Kliwon, yang selalu menemani sedari kecil. Tidak ada yang pernah melihat Bumi bersama dengan Mbah Kliwon, hanya dalam keadaan darurat saja ia akan mendampingi sang guru. Bumi bukan laki-laki yang mengurusi perihal as...