Hari itu pihak laboratorium datang ke kediaman Raden Mas Kertajaya. Keluarga Bumi sudah mendapat akses cepat untuk menggunakan fasilitas laboratorium. Bumi sudah berada di ruang tamu, bersama Eyang Tjockro, Eyang Jenar, Rama dan ibu. Sedangkan adik-adik bumi semua sedang bersekolah. Bumi akan mulai kuliah ketika hasil test DNA keluar.
Seorang abdi mengantarkan petugas laboratorium ke ruang tamu.
"Selamat pagi, ndoro Mas Kertajaya. Apa mau mulai sekarang?" Tanya petugas lab itu.
"Ya silakan." Ucap Raden Mas Kertajaya.
"Nunsewu."
Petugas lab itu berjumlah dua orang. Mereka menggunakan sarung tangan, lalu mengambil sebuah pengikat tangan. Mereka mengikat tangan itu dengan torniquet sejenis tali yang elastis seperti tali yang ada klipnya.
"Tolong dikepalkan tangannya." Ucap petugas itu pada Bumi.
Hal yang sama pun dilakukan pada Raden Mas Kertajaya. Mereka melakukan test DNA paternitas. Test DNA yang dibutuhkan untuk mengetahui apakah anak tersebut benar adalah anak dari ayahnya.
Setelah petugas lab menemukan urat nadi dekat lekukan dalam lengan Bumi, ia menusuknya dengan jarum, setelah itu mereka memasukkan darah itu ke dalam sebuah tempat kecil,panjang, dan melabelinya dengan nama masing-masing. Setelah selesai para petugas lab meninggalkan kediaman Raden Mas Kertajaya.
Hari ini Bumi akan dikenalkan oleh Raden Ngabehi Asmoro. (Ngabehi dibaca ngabe-i). Raden Ngabehi Asmoro akan mengajarkan Bumi kepribadian, juga table manner. Karena tatanan dan kesopanan keluarga bangsawan haruslah nomer satu, apalagi Raden Mas Kertajaya masih ada keturunan keraton, maka tidak boleh anak-anaknya berlaku seenaknya.
"Ngger." Panggil Raden Mas Kertajaya
"Nggih, Rama."
"Rama akan kenalkan kamu pada pengasuhmu. Semua anak-anak Rama punya pengasuh satu satu. Mereka akan mengurusi dan menemani kemanapun kamu pergi. Rama juga akan memberikan satu penjaga untukmu."
"Apa tidak berlebihan, Rama?"
Raden Mas Kertajaya tersenyum.
"Biasakanlah ya, ngger. Karena kamu adalah anak keturunan bangsawan. Sudah sewajarnya kamu memiliki asisten dan penjaga yang akan menemanimu kemanapun kamu pergi."
"Baik, Rama."
"Panggilkan, Haryo dan Jayengrana kemari." Titah Raden Mas Kertajaya.
Abdi itu mengangguk dan pergi, lalu kembali bersama dua orang. Yang satu berperawakan tinggi tegap, yang satu pendek dan kurus.
Mereka berdua memberi hormat pada Raden Mas Kertajaya, lalu duduk bersimpuh agak jauh dari kursi yang diduduki oleh Bumi dan ayahnya.
"Haryo, Jayengrana."
YOU ARE READING
Bumi
RomanceBumi sang murid kesayangan Mbah Kliwon, yang selalu menemani sedari kecil. Tidak ada yang pernah melihat Bumi bersama dengan Mbah Kliwon, hanya dalam keadaan darurat saja ia akan mendampingi sang guru. Bumi bukan laki-laki yang mengurusi perihal as...