Raden Mas Kertajaya tak langsung mengembalikan Jayengrana seperti janjinya, ia membiarkan beberapa hari lagi lalu pria itu disidang oleh keluarga, jujur itu membuat Bumi frustasi, karena bagaimana kalau eyang tidak setuju dengan permintaannya dan tetap membiarkan Jayengrana menjadi tukang kebun.
Tok....tok....tok...
Haryo membukakan pintu, dan ia melihat Jayengrana disana. Matanya membelalak.
"Ndoro, ada Jayeng." Ucap Haryo.
"Suruh masuk."
Jayengrana masuk ke dalam kamar sambil menunduk. Haryo menutup pintu. Dengan langkah besar ia mendekati Jayengrana, dan memeluk penjaganya itu. Jayengrana menangis, tubuhnya luruh ke lantai.
"Ndoro, terimakasih, terimakasih telah mengembalikan saya kesini. Rasanya ingin mati saja ketika saya digerogoti rasa bersalah dan saya tak memiliki teman cerita. Maafkan saya, maafkan saya lalai, saya berjanji tak akan mengulanginya lagi ndoro." Ucap Jayengrana sambil terisak.
Haryo menggerak-gerakkan hidungnya, menahan ingusnya keluar dari sana. Matanya berkaca-kaca.
"Maaf juga Jayeng, setelah beberapa hari saya baru menyelamatkan kamu dari sana."
Jayengrana menggeleng.
"Tidak apa-apa ndoro, saya pantas mendapatkan itu."
Bumi melihat Jayengrana, wajahnya kuyu, kantung mata ada disana, sepertinya penjaganya itu tidak tidur, lalu bibirnya pecah-pecah, karena tidak mendapatkan minum.
"Apa kamu sudah makan?" Tanya Bumi
Jayengrana menunduk.
"Haryo siapkan makanan dan air. Bawa kemari."
"Baik ndoro."
Jayengrana makan dengan lahap. Haryo mengrenyit melihat itu.
"Pelan-pelan Jayeng." Ucap Bumi dengan iba melihat Jayengrana.
Jayengrana minum air dengan rakus.
"Mohon maaf, ndoro. Saya sangat lapar dan haus."
Bumi tersenyum. Jayengrana selesai makan, ia menyeka mulutnya, Haryo mengeluarkan peralatan makan itu dan menyimpannya diluar.
"Jayeng, kita harus bergerak. Rama memberi saya waktu sebulan untuk membuktikan bahwa itu semua tidak benar." Ucap Bumi.
"Baik ndoro. Apa rencana ndoro selanjutnya?"
"Saya harus ke rumah sakit, sudah dua hari saya tidak masuk. Adimas sedang menuju ke villa dan akan meminta rekaman cctv."
Jayengrana mengangguk.
Bumi menuju rumah sakit bersama Jayengrana, tempatnya ia koas. Semua orang disana memandangnya rendah seolah Bumi adalah aib.
Ia menuju ruang ganti, Bumi sudah menggunakan baju dokternya yang berwarna biru navy dengan emblim bendera merah putih di lengan kanannya, Bumi mengambil APD, haircap, sarung tangan, masker dan pelindung apd nya yang berbahan plastik seperti celemek panjang sampai ke tulang kering, ia mengganti sepatunya dengan sandal karet.
YOU ARE READING
Bumi
RomanceBumi sang murid kesayangan Mbah Kliwon, yang selalu menemani sedari kecil. Tidak ada yang pernah melihat Bumi bersama dengan Mbah Kliwon, hanya dalam keadaan darurat saja ia akan mendampingi sang guru. Bumi bukan laki-laki yang mengurusi perihal as...