14

1.2K 158 29
                                    

Perkuliahan akan dimulai dalam tiga bulan lagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Perkuliahan akan dimulai dalam tiga bulan lagi. Banyak yang harus Bumi lakukan sebelum perkuliahan ini berlangsung. Jayengrana mulai mengajari tuannya ini cara menggunakan laptop dan Haryo mengajarkan menggunakan ponsel.

Bumi juga tidak pernah lelah belajar, sekolah kepribadian, lalu ditambah dengan kelas bahasa inggris yang membuatnya pusing kepala. Kemana-mana pria itu membawa bukunya. Dan Bumi melatih kecepatan mengetiknya dengan menulis resume buku di laptop.

Bumi sangat penat kali ini, ia ingin berjalan-jalan. Jayengrana mengajaknya untuk pergi ke alun-alun bersama dengan Haryo. Jujur saja tuannya itu belum berani untuk mengendarai kuda besi yang sudah dibelikan oleh sang Rama. Jadilah hari ini ia membonceng Jayengrana, sedangkan Haryo mengendarai motor matic nya sendiri.

Setelah sampai dan mendapatkan parkir, mereka masuk ke alun-alun itu. Alun-alun adalah tempat yang membuat mereka nyaman. Biasanya kemanapun mereka pergi semua orang menatap. Namun di alun-alun ini semua orang sibuk dengan dirinya masing-masing.

"Ndoro......" Jayengrana menutup mulut Haryo dengan tangannya.

"Kalau diluar jangan panggil itu, panggil saja mas." Bisik Jayengrana.

Haryo mengangguk.
"Maaf saya lupa."

"Mas Bumi mau jajan atau kemana?" Tanya Haryo

"Jajan? Apa itu?"

"Beli maem, mas."

"Saya tidak punya uang, Haryo."

"Astagfirullah, ndo...eh mas. Uang Mas Bumi itu banyak, kita belanja pakai uang saya dan Jayeng, nanti kita ajukan pergantian uangnya pada bendahara keluarga."

"Oh begitu."

"Sejak mas dan adik-adik mas dalam kandungan, orangtua mas sudah menabung, sampai sekarang pun masih dilakukan. Entah sudah berapa banyak kekayaan mas itu."

Bumi tak menyangka ia sekaya itu, ia pikir ia sudah cukup dengan apa yang di hadapannya saja. Tak pernah ia membawa uang sepeser pun. Namun ternyata ia memilikinya.

"Terserah kamu saja Haryo, saya tidak tahu, jangan yang aneh-aneh ya, dan jangan yang pedas." Ucap Bumi.

Haryo mengangguk. Jayengrana dan Bumi mencari tempat duduk, yang agak jauh dari keramaian. Ia melihat anak-anak yang sedang bermain ketapel kelap-kelip, ada juga pasangan yang makan berdua, ada yang naik mobil kelap-kelip.

"Indah sekali disini, Jayeng."

"Syukurlah kalau mas suka."

"Bertahun hidup di hutan, hanya berteman sepi, kalau ingin bermain saya akan membawa Aksara atau Suatika."

"Aksara?"

"Itu peliharaan Mbah Kliwon. Macan putih. Kamu juga punya peliharaan khan Jayeng?"

Jayengrana bingung, pasalnya ia tak tahu apa itu.

BumiWhere stories live. Discover now