"Bagaimana dokter?" Tanya Bumi
"Saya sudah menyuntikkan obat yang mengandung cetrizine. Saya menduga tubuh ndoro ayu terkena bubuk gatal."
"Bubuk gatal?"
"Ndoro ayu tidak mengkomsumsi apapun yang memicu kulit gatal. Hari ini beliau hanya mengkonsumsi, roti, es krim, nasi ayam, teh, permen, dan terakhir mie. Itu semua malah berpotensi begah jika memang tidak cocok dengan gluten dan ragi."
Bumi terdiam, ia terlihat berpikir.
"Kana, Jayeng, segera selidiki."
"Baik ndoro."
Utari curiga dengan Sri yang tadi keluar dari ruangan laundry, tapi ia tak mau gegabah. Jika salah tuduh nanti dia yang malu.
"Apakah ini berbahaya, dok?" Tanya Bumi khawatir sambil menggenggam tangan Gendhis.
"Tidak ndoro, saya beri obat untuk beberapa hari, nanti bekasnya juga akan hilang, tapi ini akan sangat mengantuk, diharapkan ndoro tidak bepergian dahulu." Kata dokter itu
"Baik dokter, terimakasih ya." Kata Bumi
Haryo kemudian mengantarkan dokter itu keluar.
"Besok kangmas apa tidak masalah pergi sendirian?" Tanya Gendhis yang sudah mulai mengantuk.
"Tidak apa-apa nimas, mau bagaimana lagi."
"Maaf ya suamiku." Kata Gendhis sambil membelai wajah Bumi yang tampan.
Bumi mencium telapak tangan istrinya dan membelai wajahnya.
"Adek bobok ya, matanya sudah lima watt."
"Hmm." Gendhis sudah tak mampu lagi menjawab suaminya karena sudah sangat mengantuk.
Bumi tersenyum dan mencium kening Gendhis.
"Utari, apa kamu tidak memeriksa pakaian-pakaian yang dibawa kemari?" Tanya Bumi pada Utari yang masih ada disana.
"Pakaian itu dibawa Mbok Tum dan diserahkan pada saya ndoro. Saya tidak pernah mengambil sendiri ke dalam ruang laundry. Tapi..." Kata-kata Utari menggantung ragu.
"Tapi apa?"
"Saya melihat Sri keluar dari ruangan itu sebelum Mbok Tum memberikan pakaian pada saya."
"Sri?" Tanya Bumi
"Tapi saya tidak punya bukti apapun, dan yang gatal hanya ndoro ayu saja."
Bumi terlihat berpikir.
"Ndoro." Jayengrana dan Kana datang bersamaan.
"Apa yang kalian temukan."
"Pakaian ndoro ayu sudah dilumuri dengan bubuk gatal, dan sekarang Mbok Tum sedang meremdamnya dengan cairan antiseptik." Kata Jayengrana
YOU ARE READING
Bumi
RomanceBumi sang murid kesayangan Mbah Kliwon, yang selalu menemani sedari kecil. Tidak ada yang pernah melihat Bumi bersama dengan Mbah Kliwon, hanya dalam keadaan darurat saja ia akan mendampingi sang guru. Bumi bukan laki-laki yang mengurusi perihal as...