Jayengrana meminta semua video dan foto yang dipunyai Giska. Ia juga merunut kejadian sebelum pelecehan itu dilakukan. Dalam benaknya ia merutuki dirinya sendiri, pasalnya ia pun saat itu tak melihat kejadiannya, malah asyik makan dengan teman-temannya. Ia sudah punya perasaan tak enak, bagaimana nanti kalau Raden Mas Kertajaya tahu akan kejadian ini.
Acara itu berlangsung lebih cepat, karena kejadian tadi membuat semua mahasiswa koas sudah tidak berminat lagi melaksanakan makrab.
Dalam perjalanan pulang, tidak ada yang berbicara, semua yang ada di mobil itu merasa jijik dengan Bumi. Tidak ada sama sekali yang mau bertanya atau mengajak ngobrol pria itu.
Mereka sampai di depan kampus, mereka semua menurunkan barang itu. Lalu pulang ke rumah. Bumi berjalan menuju lapangan parkir bersama Jayengrana.
"Bumi!" Panggil seseorang.
Mereka menoleh, dan melihat Krisna yang sedang berlari ke arahnya.
Krisna terengah-engah ketika ia sudah ada di hadapan dua pria itu.
"Ada apa?" Tanya Bumi
"Aku tau apa yang terjadi."
Bumi membelalakkan matanya.
"Kau tahu? Kenapa kamu tak membela saya kemarin?"
"Kemarin chaos, lagian aku juga harus yakinin dulu biar nanti runtutan kejadian-kejadian gak ada yang salah."
"Kita masuk mobil dulu, ceritakan di dalam." Ucap Bumi.
Krisna mengangguk.
"Kamu inget gak waktu kamu naik ke lantai dua setelah Giska nembak?" Tanya Krisna.
"Setelah acara truth or dare?"
"Iya."
"Ya saya ingat. Giska datang, dan dia memberikan sebuah minuman pada saya, katanya kalian membuat minuman soda."
Krisna menggeleng.
"Gak ada minuman soda. Kita semua asik makan di bawah. Aku tau Giska sama kamu gak ada soalnya aku lagi telpon orang rumah, terus waktu aku selesai telpon aku liat Giska lagi bikin minuman di dapur. Aku tanya buat siapa? Minuman apa? Dia bilang minuman colagen. Tapi aku gak percaya, aku ambil bungkusnya dari tong sampah. Ini." Ucap Krisna memberikan sebuah bungkusan obat pada Bumi.
"Ah ya waktu itu saya ingat Giska memberikan saya minuman. Karena saya tidak curiga, saya minum sampai habis, tapi anehnya badan saya panas, seperti terbakar."
"Waduh. Aku juga ngerasa aneh pas kalian gak kebawah, terus aku susul ke atas, tapi kalian udah gak ada. Nah sayangnya disitu aku gak berani cek semua kamar, karena kamar khan privasi."
Bumi mengangguk.
"Terimakasih Krisna, saya jadi agak lega."
"Aku percaya kamu bukan laki-laki sebejad itu. Kedekatan kamu sama perempuan gak pernah berlebihan. Bahkan gak pernah aku liat kamu nempel-nempel sama cewek."
YOU ARE READING
Bumi
RomanceBumi sang murid kesayangan Mbah Kliwon, yang selalu menemani sedari kecil. Tidak ada yang pernah melihat Bumi bersama dengan Mbah Kliwon, hanya dalam keadaan darurat saja ia akan mendampingi sang guru. Bumi bukan laki-laki yang mengurusi perihal as...