34

1.3K 153 45
                                    

Bumi menanti dan rasanya seperti seumur hidup

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bumi menanti dan rasanya seperti seumur hidup. Tiba-tiba Gendhis masuk rumah, sepertinya gadis itu baru pulang dari berjalan-jalan.

Gendhis membelalakkan matanya ketika ia melihat Bumi ada di rumahnya, pria itu tersenyum dan berdiri mendekati Gendhis.

"Hai." Kata Bumi

"Mas, mas kenapa disini?" Tanya Gendhis panik sambil celingak celinguk takut ketahuan.

Demi Tuhan pria ini rindu sekali dengan gadis dihadapannya sekarang. Ingin ia menciumnya habis-habisan. Setelah ciuman panas waktu itu, jantung Bumi tak pernah baik-baik saja.

"Mas...."

Ucapan Bumi terpotong ketika suara deheman menyela mereka.

"A-ayah, ibu." Kata Gendhis gugup sambil menunduk.

"Permisi." Ucap Gendhis akan berlalu.

"Gendhis, sini duduk sama ayah." Kata Gani

Gendhis mematung, matanya terpejam, ia takut sekali. Kemudian ia duduk di sebelah ayahnya, wajahnya menunduk.

"Ayah mau tanya, Gendhis kenal sama dokter Bumi?" Tanya Gani

"Iya ayah." Suaranya kecil sekali

Ning tersenyum geli, ia memandang Bumi yang memandang putrinya dengan pandangan penuh cinta. Ia teringat akan Gani, suaminya tak kalah tampan dengan Bumi, setiap hari lelaki itu tak pernah tak memandangnya dengan penuh cinta.

Hari ini suaminya menyidang Gendhis dan Bumi, hatinya menghangat karena sebagai ayah ia sangat sayang sekali pada putrinya itu, keren sekali Gani pada hari ini dan membuat Ning gerah sendiri.

"Sudah pacaran?" Tanya Gani

"Sudah ayah, ma-maaf ndis belum berani bilang, tapi memang nanti mau bilang, cuma gak sekarang ayah."

Gani tersenyum

"Gendhis paham tidak dokter Bumi umurnya beda jauh sama Gendhis?" Tanya Gani lagi

Gendhis mengangguk.

"Tidak apa-apa pacaran sama bapak-bapak?"

Bumi membelalakkan matanya, Ning berusaha menahan tawa.

"Tapi ganteng ayah." Celetuk Gendhis refleks

Bumi salting, untung saja kulitnya eksotis jadi wajahnya tak terlihat memerah. Ia berdehem berusaha menetralkan saltingnya.

"Kamu mau sama dokter Bumi?" Tanya Gani

Gendhis memandang lelaki di sebrangnya. Dengan pakaian hari ini, ia tak memungkiri, pria itu tampan sekali, apalagi pria itu menatapnya penuh cinta dan posesif.

"Gendhis mau ayah. Boleh?" Tanya Gendhis

"Ayah dan ibu sudah berdiskusi, ayah dan ibu ijinkan kalian berpacaran....."

BumiWhere stories live. Discover now