Bab 25 : 'dia' Embun?

44 11 14
                                    

┏━━━━°❀•°✮°•❀°━━━┓
     —(♡♡𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰♡♡—    
┗━━━━°❀•°✮°•❀°━━━┛
-
-
-
______________

Pelangi tersenyum cerah, melambaikan tangannya ke arah Embun yang berdiri tak begitu jauh dari tempatnya berada.
Gadis itu baru saja akan melangkah mendekat tapi, ia urungkan niatnya setelah mendapati seseorang yang tiba-tiba muncul dan berdiri di sisi sang kakak.

'kak Helene lagi?'

Senyuman Embun luntur dalam sekejap, berganti dengan raut wajah masam tertekuk. Gadis itu memutar tubuhnya lalu melangkah tergesa meninggalkan pelangi yang kebingungan.

"Eh? Kok pergi, sih?" Lirih pelangi. tangan yang masih berada di udara itu ia turunkan perlahan dengan raut wajah kecewa.

"Kenapa, la? Lo lambain tangan ke siapa?" Helene celingukan mencari sosok itu tapi di depan sana tidak ada siapapun lagi. Embun sudah menghilang di belokan koridor sekolah.

Pelangi mendengus dengan wajah dingin, "enggak ada! Yuk, masuk!" Gadis itu melenggang lebih dulu dengan tergesa-gesa. Tadinya pelangi pikir harinya akan sangat indah lantaran ia dan sang Adik sudah berdamai, tapi ternyata justru ada hal lain yang membuat mereka kembali merenggang bahkan sebelum menyatu.

'gue yang salah! Harusnya semalam gue gak ninggalin dia sendirian.' pelangi bermonolog batin dengan wajah kesal.

'baru juga damai ....'

Helene melirik air muka pelangi yang tampak kesal tapi dia tidak berani bertanya, akhirnya ia pun hanya bisa diam saja sembari mengikuti langkah sang sahabat.

'pelangi kenapa, ya?'

┅┅┅┅┅┅┅༻❁༺┅┅┅┅┅┅┅

Gadis bertongkat itu berjalan pelan menyusuri koridor sekolah. Wajahnya tertekuk kesal, masih ada perasaan tak suka dengan sahabat kakak nya itu.
Mungkin orang akan berpikir dia berlebihan tapi jika di lihat dari sudut pandang seorang adik yang merindukan kakaknya itu tidaklah salah, bahkan sangat wajar.

Helaan nafas nya terdengar resah, ada sesak yang ia tahan. Emosi di matanya masih saja terpancar dengan jelas, sembari terus berjalan dengan tangan bertopang pada tongkat nya.

Embun, hanyut dalam keterdiaman nya, pikirannya melayang hingga tak sadar ada suara langkah cepat yang tengah mendekat padanya.
Di belakangnya setidaknya ada 4 gadis remaja berjalan mengikuti langkah nya.

Embun, terlambat menyadari kedatangan mereka, ia lebih dulu tak sadarkan diri setelah sebuah kain kecil berhasil membekap mulutnya hingga penciuman nya menghirup cairan bius yang menyengat. Gadis itu pingsan.

Tubuhnya lalu di gotong, pergi entah kemana.

┅┅┅┅┅┅┅༻❁༺┅┅┅┅┅┅┅

"Kak, mara!"

Amarah menoleh, mengernyit ke arah gadis yang berlari kecil ke arah nya bersama seulas senyum puas di wajahnya.

"Gimana?"

"Beres kak! Dia udah ada di ruang laboratorium terbengkalai! Kita kunci." Gadis remaja itu bertutur dengan semangat.

Amarah tersenyum puas, "good job!" Satu tepukan lembut ia berikan di pipi si gadis sebagai bentuk apresiasinya atas tugas yang berhasil dijalankan dengan baik.

"Abigail, Ikut gue!" amarah sudah berdiri, merapikan seragam nya yang sedikit berantakan. Sekilas Ia melirik Abigail yang juga terlihat tak kalah bersemangat, tersenyum sumringah seakan tengah menyambut sesuatu yang luar biasa.

sibling's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang