Bab 21 : cacat

62 12 0
                                    

𝑺𝑰𝑩𝑳𝑰𝑵𝑮'𝑺
-(♡♡𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰♡♡-

-
-
𝑼𝒑𝒅𝒂𝒕𝒆 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒆𝒏𝒕𝒖 🙏
-
-
𝑺𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝒔𝒖𝒌𝒂

Jangan bermain dengan kemarahan! Karena kemarahan-tidak kenal belas kasih.
-'dia'

Ingat! Ada balasan untuk setiap tindakan!

_____________________

Langkahnya terseret, tubuh lemahnya sudah sepenuhnya kehilangan tenaga, tapi tetap ia paksa berjalan dengan kedua tungkai kaki yang entah sejak kapan berdarah darah.
Dalam kegelapan itu, ia tidak tau siapa yang mengincar dirinya, sosok apa yang terus datang dan membuat tubuhnya terluka puluhan kali.
Jeritan kesakitan dan teriakan keras terus lolos dari mulutnya akan tetapi, di saat matanya mengedar ke penjuru remang tak di dapati siapa pun di sana.

Kosong!

Ruang penuh sesak itu, tak di huni siapa pun selain ia yang tadinya datang hanya untuk mengambil sesuatu yang tertinggal di dalam sana.
Naas, lampu lampu yang terpasang justru mati dengan sendirinya, secara tiba-tiba.
Hanya pantulan sinar rembulan saja yang masih sedikit membantu itupun hanya di bagian sudut dekat jendela saja yang tersentuh.

Gadis itu, dengan rambut berpeluh ia seret tubuh nya menuju pintu. Kakinya terasa tak menapak lagi di lantai, kebas. Mau tidak mau, tubuhnya akhirnya limbung ke lantai berdebu.
Deru napasnya memburu, rasa perih menjalari kedua tungkai nya yang berdarah di bagian betis.

Samar samar, ia tatap jendela gudang. Sosok berjubah berdiri, menggenggam pisau di tangannya.
Gadis tadi membulatkan matanya ketakutan, Waspada akan sesuatu yang mungkin saja akan membuat ia dalam bahaya yang jauh lebih besar.

Tapi...

Bukannya kembali mendatangi si gadis, sosok itu justru pergi tanpa ada yang tau kemana arah yang ia ambil.
Seharusnya, jika dia keluar dari jendela, dia akan bertemu dengan penjaga rumah atau setidaknya ia akan di sambut gonggongan anjing peliharaan, tapi, ini tidak ada suara apapun.
Gonggongan pun tak terdengar sama sekali, entah bagaimana cara sosok itu meninggalkan kediaman yang di jaga begitu ketat.
Tapi, ya sudahlah, gadis itu tidak ingin ambil pusing dengan cara orang tersebut melarikan diri. Yang terpenting adalah dia masih hidup, masih bisa menarik napas dalam-dalam seperti yang sedang ia lakukan berkali kali, guna menormalkan ritme jantung yang menggila beberapa saat lalu.

Di saat gadis itu perlahan tenang, lampu ruangan kembali menyala terang hingga setiap sudut terlihat jelas. Tapi, lagi lagi detakan jantung nya meningkat bersamaan dengan rasa takut yang muncul membuat ia bergidik ngeri.

DIAM ATAU NYAWA MU MELAYANG!!
AKU MENGAWASI MU, JADI, BERHATI-HATI LAH!!

kalimat itu tertulis cukup besar di dinding gudang, dengan tinta merah dan tulisan yang acak-acakan hingga akan sulit menyelidiki pemilik tulisan tersebut.
Gadis itu meneguk ludah nya dengan susah payah, berusaha bangun perlahan sambil matanya terkunci pada kalimat kalimat di hadapannya.

"I-Ini maksud nya apa?! Gue ... di ancam? T-tapi, kenapa?"

Kakinya sudah sepenuhnya kembali tegak hanya saja ada rasa sakit menjalar di bawah sana yang membuat tubuhnya mulai berkeringat dingin.
Ia mengerang kesakitan, menunduk menatap lukanya yang cukup parah.

"Aww!" Tindakannya yang menekan sedikit luka itu justru membuat ia memekik tertahan.
Luka nya terlalu dalam, dan ada baiknya mendapat jahitan.

sibling's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang