Bab 18 : Rahasia

84 14 5
                                        

𝑺𝑰𝑩𝑳𝑰𝑵𝑮'𝑺
-(♡♡𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰♡♡-

-
-
𝑼𝒑𝒅𝒂𝒕𝒆 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒆𝒏𝒕𝒖 🙏
-
-
𝑺𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝒔𝒖𝒌𝒂

-

____________________

"Dunia mengagumi ku, tapi aku kehilangan rumah, tempat ku pulang."
-pelangi putri cakrawala

_____________

"PELANGI!!!" Semua histeris, menghambur menyergap tubuh pelangi yang tak sadarkan diri di lantai gudang.

Larissa-gadis itu memangku kepala pelangi-menepuk pipi tirus itu berkali-kali. Tapi, kesadaran nya tak kunjung kembali.

Semua cemas saling pandang dengan raut panik.

"Kita bawa ke rumah sakit sekarang!!"

"Bantu gue!" Pinta Larissa menahan tubuh lemah itu.

"Ayo!" Mereka kompak bahu membahu membopong tubuh gadis itu keluar dari gudang.
Kondisi rumah ini sepi, itu karena arkan dan Nayla menemani Embun di rumah sakit.

Mereka baru akan tiba di pintu Mansion tapi pelangi lebih dulu sadarkan diri. Gadis itu menolak untuk di bawa ke rumah sakit dan memilih berjalan naik ke lantai atas di bantu oleh sahabatnya.

--♡𝑺𝒊𝒃𝒍𝒊𝒏𝒈𝒔♡--

-Di kamar pelangi.

Aluna dengan telaten membersihkan bekas darah di tangan sang sahabat lalu membalut luka menganga itu dengan perlahan.
Gadis bermata sendu itu beberapa kali meringis melihat begitu dalamnya luka akibat goresan kaca di pergelangan tangan pelangi-ia mendesah dengan mata menatap nanar wajah cantik pelangi.

Terlihat pucat, tirus dan tak ada gairah sama sekali. Gadis itu hanya menyenderkan kepalanya ke sandaran kasur-berkedip lemah saat suara suara sahabat nya berusaha mengalihkan pikirannya yang kalut.
Mereka paham, ada hal besar lagi yang terjadi, itu sebabnya gadis ini sampai bertindak nekat.

Pelangi....

Dia sebenarnya pribadi yang kuat, tapi mungkin, terlalu di paksa kuat sedari dini dengan perlakuan tak adil dari sang ayah, dan juga waktu yang terbilang sangat jarang di luang kan sang bunda untuk nya.
Yah. Pelangi tidak menampik ada rasa iri di relung hati nya, tapi jika di tanya tentang kebencian macam apa yang nyata di dalam sana maka ia akan menjawab dengan lugas.
Ia benci dengan dirinya yang di berikan gelar seorang kakak tapi justru ia tak pernah becus menjalankan peran nya.

Aluna sudah selesai merawat luka itu tapi saat akan beranjak ia tak sengaja melihat darah merembes dari birai indah pelangi.
Sahabatnya yang lain turut mendekat dan memastikan separah apa luka sobekan itu.
Semua mata berubah dingin, dengan darah berdesir marah.
Larissa yang sedikit temperamen langsung mengambil tempat di sisi pelangi-meraih pelan wajah itu.

"Kenapa Lo bisa luka? Bokap Lo mukulin Lo lagi? Jawab pelangi!!" Cecar Larissa menahan emosi.

"Ayo jawab! Kita juga mau tau masalah lo, jangan selalu lo tutupin Ela!!" Desak Aluna mulai geram, terlebih setelah melihat luka lebam di lengan atas pelangi-bekas cengkeraman sang ayah.

"Pelangi.... lo ini sebenarnya kenapa sih? Kenapa lo ga mau bicara? Ayo la..." Helene yang biasanya diam ikut membujuk dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Ia menubruk pelan pelangi dan mendekapnya-gadis itu terisak.

sibling's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang