Bab 39 : kebakaran

48 5 0
                                        

****

Waktu terus berjalan dan kini jam nakas pelangi sudah menunjuk angka 1 dini hari. Yang artinya hari telah berganti,
Meskipun begitu mata pelangi masih terus terjaga. Ada yang begitu mengganggu pikirannya saat ini.

Tadinya ia pikir akan mendapatkan titik terang mengenai masalah yang menimpa sekolah nya dari buku tahunan yang ia bawa, tapi ternyata dia justru semakin dibuat kebingungan.
Pelangi sudah berusaha berpikir keras akan tetapi tidak ada hasil yang ia peroleh.

Pelangi Sendiri tidak tahu siapa yang harus ia curigai sebagai pelaku, ditambah lagi Gadis itu tidak bisa fokus sama sekali lantaran sang adik yang masih belum diketemukan.

Entah dimana sosok itu menyembunyikan adiknya.

Ting!

Suara pesan masuk tiba-tiba terdengar—membuyarkan si gadis dari lamunannya yang tengah menenggelamkan wajahnya ke tumpukan bantal dengan posisi tengkurap.
Pelangi mengangkat wajahnya seraya menyeret tubuhnya mendekat ke tepian kasur. Tangan nya perlahan terulur meraih benda pipih yang tergeletak.

'siapa sih?'

Aku peringatkan untuk terakhir kalinya!!
Jangan coba mencari tahu tentang ku! Atau yang kau cari tidak akan pernah kau lihat lagi.

Jangan ikut campur dengan hal yang tidak ada sangkut pautnya denganmu!!!

Braakk!

Pelangi dengan kesal membanting ponsel nya ke lantai. Gadis itu terlihat sangat marah—matanya memejam erat sambil meremas tepian kasur nya dengan penuh emosi.

"SIAPA PUN LO GUE GAK AKAN PERNAH MAAFIN LO!! GAK AKAN!!" Teriak pelangi dengan emosi.

"Gue akan cari lo sampai dapet! Embun ... Kakak janji akan bawa kamu pulang. Tunggu kakak embun!"

Setelah berucap demikian, pelangi menyambar jaket kulit yang tergantung di dinding kamar lalu memakai nya sembari berjalan cepat meninggalkan kamar.

Di lorong asrama ia berhenti sejenak saat ada sorotan lampu senter yang mengarah ke arah nya, untungnya pelangi berhasil menghindar dengan gesit sehingga ia bisa menghindar dari penjaga asrama.

Pelangi bergeser perlahan saat laki laki itu akan melewati tempat persembunyian nya.
Jangan sampai ia ketahuan atau semua nya akan jadi masalah lagi.

Setelah dirasa aman, ia kembali berjalan menuju tangga darurat. Sengaja agar tak ada yang curiga. Takut nya jika ia menggunakan lift para penjaga yang berpatroli akan tahu ada siswa yang keluyuran tengah malam seperti ini.

Tap

Tap

Suara sepatu seseorang tiba-tiba terdengar— suaranya nyaring bergema, sepertinya jaraknya cukup dekat. Gadis itu mau tidak mau harus berhenti lagi. Pelangi melongok ke bawah seraya menggigit bibir cemas saat menangkap kehadiran seseorang yang baru saja membuka pintu lantai 2. Ada penjaga lagi disana. Pelangi mendesah kesal.

"Siapa yang keluar malam malam begini? Kembali ke kamar kamu sekarang! Atau saya laporkan ke kepala sekolah." Kata penjaga itu sembari mengarahkan senter ke lantai atas. Hampir saja pelangi tertangkap jika saja ia tak cepat bersembunyi di balik pintu. Penjaga itu yakin ada siswa yang berkeliaran, itu sebabnya ia sedikit mengancam. Mendengar ancaman itu tentu saja pelangi jadi ragu dan akhirnya ia Perlahan berjalan kembali ke lantai tempat kamarnya berada. Pelangi menyerah. Mungkin lebih baik ia beristirahat dulu untuk malam ini.

****

"Pelangi! Lo, nggak pulang?" Aluna menyusul langkah cepat pelangi yang terlihat buru buru. Gadis itu hanya menoleh sekilas lalu kembali memeriksa berkas berkas sekolah yang baru saja di amanah kan padanya.

sibling's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang