Bab 15 : kebingungan

66 16 5
                                    

𝑺𝑰𝑩𝑳𝑰𝑵𝑮'𝑺
—(♡♡𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰♡♡—

-
-
𝑼𝒑𝒅𝒂𝒕𝒆 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒆𝒏𝒕𝒖 🙏
-
-
𝑺𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝒔𝒖𝒌𝒂
-
-
————

Suara bel pulang akhirnya berbunyi yang menandakan berakhirnya pembelajaran untuk hari ini.

Di koridor sekolah. pelangi, bersama ke empat sahabat nya duduk santai sembari pelangi mengurus sesuatu terlebih dahulu. Akhir akhir ini ia cukup di sibukkan dengan wacana perencanaan ulang tahun sekolah mereka.

Walaupun ada rasa was-was ia tetap menjalankan tugasnya dengan baik.
Pelangi cemas bukan tanpa alasan. Pasalnya, teror dengan bilangan angka 27 itu sudah kerap kali ia terima. Tak hanya berbentuk surat saja tapi juga melalui pesan yang dikirimkan oleh banyak nomor tak dikenal.

Bukan hanya itu, alasan pelangi cemas juga tak lain karena anak kecil yang pernah bertemu dengannya di gerbang.
Gadis kecil itu sempat mengatakan bahwa sosok itu mengincar 27 siswa.
Dan yang pelangi khawatirkan adalah jangan sampai acara meriah mereka justru membawa malapetaka.

Gadis itu menggeleng cepat mengusir pikirann buruknya. Sesaat kemudian ia mulai merapikan bukunya. Kegiatannya sudah usai.

"Udah kelar la?" Larissa bertanya sembari memasukkan ponselnya ke saku.

"Udah. Yuk balik!" Pelangi beranjak dari duduknya.

Ting

Suara notifikasi pesan terdengar dari ponsel mereka secara bersamaan. Pelangi menahan nafasnya, jangan bilang itu dari sosok peneror lagi. Ia sudah cukup pusing tolong jangan Bebani otaknya dengan rentetan teka teki yang menguras tenaga lagi.

Mereka kompak memeriksa ponsel masing masing. Seketika raut wajah ke-lima gadis itu mendadak pucat—mereka saling pandang untuk sejenak.

"Kita ke rumah Ara sekarang!" Ujar pelangi lalu berlari kecil menuju motornya di susul oleh yang lain.

—♡𝑺𝒊𝒃𝒍𝒊𝒏𝒈𝒔♡—

Setelah cukup lama berkendara
Pelangi dan teman teman nya akhirnya sampai di kediaman Ara.
Rumah bergaya klasik itu sudah di pasang bendera kuning tanda berdukacita.

Tak hanya itu, di sana juga ada garis polisi, tepatnya di samping rumah yaitu garasi mobil. Itu adalah tempat terjadinya pembunuhan.
Yah, alasan duka cita di kediaman Ara adalah kematian sang ayah yang terbunuh di garasi mobil nya sendiri.
Menurut informasi, lelaki berusia 43 tahun itu di temukan dengan leher yang di tusuk menggunakan obeng. Tak hanya leher, perutnya juga berlubang dengan usus terburai ke luar.
Untuk saat ini, proses penyelidikan memang masih berlangsung itu sebabnya garis polisi itu terpasang di sana. Guna mencari bukti ataupun jejak yang barangkali tertinggal di TKP.

Pelangi sempat menatap penasaran tapi hanya sesaat karena tujuan nya adalah bertemu Ara.
Mereka berjalan masuk di tengah sesaknya orang yang berdatangan dengan perasaan yang turut berduka.

Di pojok ruangan tempat jenazah terbaring dengan wajah yang sudah di tutup. Ara duduk bersama mamanya.

Mereka langsung menyerbu'Ara dan memeluk sahabatnya itu.
Ara tersenyum menyambut sahabat nya.

"Lo yang sabar ya Ra..." Ujar mereka sekenanya. Tak ada kalimat lain selain kalimat itu yang bisa mereka ucapkan.

Di saat teman teman nya memeluk Ara satu persatu. Pelangi sibuk memperhatikan raut wajah Ara yang tak wajar. Entahlah, pelangi tidak melihat ekspresi kesedihan di wajah itu. Atau... Mungkin hanya pemikiran bodoh nya saja.
Lagipula tak ada yang tau isi hati seseorang bukan. Ia juga cukup mengenal Ara yang selama ini sangat pandai bersembunyi dengan topeng bahagia di tengah kesedihan dan kekecewaannya pada sosok yang tak mampu menjadi figur ayah seperti yang Ara impikan selama ini.

sibling's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang