Bab 28 : we are sibling's

50 12 7
                                    

┏━━━━°❀•°✮°•❀°━━━┓
     —(♡♡𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰♡♡—    
┗━━━━°❀•°✮°•❀°━━━┛
-
-
-
______________

Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam dan kini gadis bernama pelangi itu sedang asik berkutat dengan tumpukan kertas di hadapannya. Sesekali ia memijit pelipisnya mereda pening yang mulai muncul efek banyaknya hal yang ia pikirkan.

Walau kini sekolah nya sedang dilanda kasus, tapi, acara yang sudah direncanakan dari jauh hari tidak mungkin di batalkan begitu saja. itu sebabnya sebagai ketua OSIS pelangi kini disibukkan dengan hal tersebut. Ia sudah cukup pusing dengan urusan sekolah belum lagi, dengan rencana yang ia susun untuk menemukan pelaku pembunuhan. Semua benar benar sangat menggangu. Di lain sisi ia ingin menyerah saja menjadi detektif dadakan tapi rasa penasarannya masih ada. Ah, jangan lupakan perdebatan sengit nya dengan Ara beberapa jam lalu. Ia juga masih emosi dengan sahabat nya itu tapi sebisa mungkin ia kontrol daripada meledak dan semakin memperkeruh keadaan.

"Kak pelangi lagi ngapain?" Gadis yang baru saja keluar dari kamar mandi itu bertanya dengan alis mengerut. Dengan bantuan tongkat ia mendekati pelangi yang terlihat sedang sibuk dengan urusannya.
Ada banyak kertas berserakan di mana-mana. Embun Sampai meringis melihat pemandangan kamar sang kakak yang kini ibarat sebuah kapal pecah.

Pelangi tersenyum tipis, "ini daftar acara sekolah kita mbun! Kakak'lagi nyusun tatanan acara dari opening sampai ending!" Celetuk pelangi. Embun tersenyum. Tangannya menunjuk sesuatu.

"Embun juga tampil lho kak! Main biola, nanti kakak nonton Embun perform, ya?" Kata Embun dengan wajah riang.

Pelangi tertawa kecil, gemas juga rasanya Jika berhadapan langsung dengan wajah Embun yang begitu manis, sampai sampai ia tak sadar jemarinya sudah mendarat di pipi bulat Embun.

"Pasti kakak nonton!"

"Beneran ya kak! Gak bohong kan?" Tanya Embun memastikan, takut jika pada akhirnya ia kembali kecewa.

"Iya, kakak janji!" Pelangi mengulurkan jari kelingkingnya sebagai simbol perjanjian dan di sambut riang oleh Embun.

***********

Setelah menyelesaikan pekerjaan nya, kini dua putri Bagaskara itu, sudah bersiap untuk tidur. tapi, ada sesuatu yang menyita perhatian si sulung.

Pelangi, gadis itu mengerutkan keningnya melihat ada sesuatu yang aneh atau lebih tepatnya itu baru dilihat oleh matanya.
Ia terus memandangi lengan bagian dalam Embun yang terukir sebuah gambar, itu tattoo?

"Kamu sejak kapan pake tato mbun?" Dari mata pelangi tampak tak begitu suka jika sang adik mengotori kulit nya dengan tato.

Embun kikuk, "eh, I-Ini ... Emm, Embun cuma iseng, kak, hehe," Gadis itu menyengir berharap pelangi tak jadi marah, ia sudah bisa menebak dari gelagat mata sang kakak yang berubah tajam.

Pelangi mendengus, tapi ia tidak mungkin marah, bisa bisa hubungan mereka kembali merenggang.
"Kamu isengnya kok beginian sih! Lain kali gak boleh ya? jangan pakai tato! Kotor!"

"Hmm, iya."

Pelangi tersenyum tipis ia kembali memperhatikan gambar di lengan Embun, gadis itu tidak mengerti gambar apa yang di ukir di sana.

"Ini sebenarnya gambar apa sih, dek? Kok aneh?"mata pelangi memicing berupaya mempertajam penglihatan nya, untuk  mengetahui gambar apa itu.

Embun tersenyum tipis, ia mengusap pelan lengan nya, "ini semesta kak!"

sibling's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang