┏━━━━°❀•°✮°•❀°━━━┓
—(♡♡𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰♡♡—
┗━━━━°❀•°✮°•❀°━━━┛
-
-
-
_____________Pelangi mengerjap beberapa kali, menormalkan penglihatannya yang mulai meredup. Ada rasa ngilu yang tiba-tiba menyerang di netra cacat nya.
Gadis itu bahkan harus mencari tempat aman untuk ia duduk mengistirahatkan tubuh lemasnya."Shhh, kenapa tiba-tiba ngilu gini? Mata gue udah sembuh, tapi kenapa sakit lagi?" Erang pelangi.
Gadis itu bermonolog sendiri di tengah kepanikan nya. Hening dan sepi kembali menyelimuti bersama hawa dingin yang menguasai ruang gelap tempatnya berada.
Pelangi menggeleng cepat."Enggak! Gue gak boleh buang waktu terus! Ayo pelangi! Lo bisa!" Ia kembali bangkit lalu berjalan meski dengan langkah terseok. Tubuhnya juga mulai terasa sakit, mungkin imbas terlalu lama ia berputar putar di kelokan lorong yang entah dimana akan berujung. Pelangi tidak tahu.
Pencahayaan pun sangat minim.Karena gelapnya itu pula, Pelangi tidak bisa mengetahui apa yang ada di depannya terlebih lagi matanya kini terasa berdenyut ngilu setiap kali ia berkedip.
Pelangi pasrah, tapi dia juga tidak berdiam diri saja menunggu 27 jam itu berakhir. Pelangi masih berusaha mencari jejak sahabat nya yang menghilang misterius.Kraakk
Kraakk
Suara retakan membuat pelangi menghentikan langkahnya, ia menatap kelantai yang ia pijak.
'itu suara apa?' matanya masih fokus ke lantai Sampai kemudian ...
Retakan itu kian lebar dan mau tidak mau pelangi harus pasrah terjatuh ke bawah lantai yang kini hancur.Bruukk
Aaaahh
Suara pekikan pelangi tak begitu keras tapi masih terdengar oleh beberapa pasang telinga yang kini berada di dalam sebuah akuarium besar. Mata mereka membola, terkejut tapi juga senang dengan kedatangan pelangi walaupun cara gadis itu terjatuh sepertinya cukup menyakitkan, terlihat ia menahan mati-matian untuk tidak mengumpat.
"PELANGI!!" Larissa yang tadinya mulai lesu kini kembali mendapatkan semangat. Kakinya kembali bergerak lincah di dalam air. Aluna pun sama. Gadis itu mulai bisa mengatur nafasnya, ia bahkan tersenyum tipis walaupun tetap ada kecemasan di sana terlebih setelah melihat sahabatnya tidak bereaksi selain hanya terdiam dengan posisi telentang memegangi wajahnya lebih tepatnya area mata.
Kepalanya juga terluka di bagian pelipis tapi jujur saja rasa sakit di area matanya jauh lebih sakit.
"PELANGI, LO GAK APA-APA KAN?!" Ara berteriak berusaha menyadarkan pelangi yang sepertinya melamun. Gadis itu sudah tidak menutupi matanya lagi tapi kini berbaring menerawang langit langit ruangan berlubang yang tak lain adalah jalan masuknya ia ke tempat ini.
"PELANGI JAWAB GUE!! LO GAK APA-APA KAN?!"
"PELANGI ... LO—"
"Gue gak apa-apa ...!" Ujar pelangi yang perlahan bangun dengan sedikit tertatih. Matanya cukup terpana dengan pemandangan di hadapannya.
Sebuah akuarium besar dengan air yang sudah hampir penuh. Hanya sesaat karena setelah nya pandangan nya teralihkan ke teman-teman nya yang kini terikat di dalam air."Keluarin kita la! Please cepetan, gue udah gak kuat, disini dingin ...." Pinta Aluna dengan wajah pucat.
Pelangi mengangguk, ia lalu berjalan mendekat meraba dinding kaca yang cukup tebal. Pelangi mengedarkan pandangannya mencari apa yang bisa ia pakai untuk mengeluarkan teman teman nya dari dalam sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
sibling's
RandomIni adalah sebuah kisah sederhana. Tentang dua saudara yang saling menyayangi namun berubah menjadi asing satu sama lain. bahkan terlalu asing untuk disebut sebagai saudara. Ada tembok pemisah, ada jurang terjal yang membatasi, atau ada jeruji yang...