┏━━━━°❀•°✮°•❀°━━━┓
—(♡♡𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰♡♡—
┗━━━━°❀•°✮°•❀°━━━┛
-
-
-
______________Sore ini pelangi dan kelima sahabatnya sedang berkumpul di markas mereka. Rencananya ingin membahas rencana mereka untuk menemukan sosok pembunuh berantai yang sudah terlalu meresahkan itu.
Para gadis itu duduk melingkar dengan wajah serius. Di hadapan mereka ada tumpukan kertas yang pelangi bawa dari sekolah.
Beberapa diantaranya adalah berkas berkas lama yang mungkin saja bisa membantu mereka mengetahui siapa dan apa motif si pembunuh tersebut melakukan aksi nya.Suara pena mencoret terdengar silih berganti dengan robekan kala merasa kesal lantaran tak membuahkan hasil.
"Udah gue bilang ... Yang kalian lakuin ini bakal sia sia!" Ara yang sedari tadi santai tanpa mau ambil bagian dari rencana itu mulai membuka suara.
Terdengar dengusan yang bersumber dari para sahabatnya— tak suka dengan ucapan Ara. Gadis itu mengedikkan bahunya kemudian bangun dari duduknya.
Melangkah ke jendela ruangan.Matanya terangkat menatap langit yang cukup indah. Setiap gerak geriknya terekam di netra pelangi, gadis itu masih dihantui rasa penasaran dan juga kecurigaan yang cukup mendasar jika peristiwa peristiwa lalu kembali ia hubungkan.
Benda pipih di tangannya kembali ia hidupkan untuk melihat apa yang baru dia ketahui tentang salah satu sahabat kecil nya itu.
Aurora despina. Nama itu tercetak tebal, tepat dibawah logo sebuah klinik kesehatan, Lebih tepatnya itu sebuah laporan medis yang dimana ia didiagnosa mengidap skizofrenia.
'penderita skizofrenia ... Bisa melakukan sesuatu atas dasar delusi dan halusinasi yang ia alami.'
'termasuk ... Membunuh.'
Kurang lebih seperti itu lah yang kerap ia dengar jika menyangkut kelainan mental yang satu ini. penderita skizofrenia rentan melakukan kejahatan yang tidak ia sadari. Itu karena mereka mengalami delusi atau halusinasi yang dibarengi paranoid akut.
Pelangi iba, tapi, dilain sisi kebenaran ini semakin menambah kecurigaan nya pada sang sahabat, tapi, apa mungkin?
'kasus kematian bokapnya Ara juga udah ditutup, itupun sama nyokap nya sendiri.'
'apa mungkin Ara yang udah ngebunuh bokap nya sendiri?'
'agak masuk akal sih, secara Bokap nya kan sering banget nyiksa ara!'
Hati kecil pelangi sejujurnya menentang pemikiran aneh nya itu, tapi mau bagaimana lagi. Akal sehatnya terlanjur membuat spekulasi yang memang belum tentu benar adanya.
Sekarang, yang harus di lakukan adalah mencari kebenaran agar ia tak salah menuduh seseorang."Guys! Gue ada daftar murid yang udah gak masuk selama beberapa Minggu, bantu gue cari tau apa yang terjadi sama mereka! Gue curiga mereka hilang," Pelangi meletakkan berkas para murid yang tempo lalu sudah ia periksa. Semua sahabatnya langsung menyambut berkas berkas itu dengan rasa penasaran.
"Mereka izin kok! Apanya yang aneh?" Larissa bertanya dengan alis terangkat—jemarinya sesekali membolak-balik kertas dengan data diri siswa itu.
"Perhatiin baik baik! Yang izin gak cuma satu dua orang aja, tapi ada banyak siswa yang gak masuk di hari yang sama dan ..." Pelangi mengambil alih kertas kertas yang sudah agak lusuh itu—lalu di letakkan di atas meja Agar teman teman nya bisa melihat lebih jelas.
" ... tanggal lahir mereka semua, sama sama 27! Apa Menurut kalian Ini kebetulan?" Tunjuk pelangi ke tabel dengan tanggal lahir mereka.
Sofia menautkan alisnya, "jadi maksud lo? Ini udah di rencanain, gitu?"

KAMU SEDANG MEMBACA
sibling's
RandomJANGAN LUPA VOTE YA GUYS!!!❤️ Ini kisah pelangi yang indah disandingkan dengan Embun yang penuh dengan kesederhanaan. •Dua gadis, dengan dua karakter yang berbeda. •Kisah yang di bumbui dengan tragedi, serta teror misteri pembunuhan berantai. •sebua...