Bab 35 : jam pasir

54 10 2
                                    

┏━━━━°❀•°✮°•❀°━━━┓
     —(♡♡𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰♡♡—    
┗━━━━°❀•°✮°•❀°━━━┛
-
-
-
_____________

Di ujung sana, dapat ia lihat ada pantulan cahaya yang bersumber dari cahaya bulan dari jendela yang pecah. Langkahnya ia percepat hingga akhirnya tiba di tempat itu.
Benar saja, bagian ini lebih terang dari lorong mengerikan yang tadi ia lalui.
Pelangi sedikit lega, untuk sejenak ia bersandar di dinding menormalkan degup jantung yang memburu.

____

Matanya menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Sudah hampir dini hari dan dia masih belum berhasil menemukan satu saja dari teman teman nya yang menghilang. Pelangi mendengus samar. Setelah dirasa cukup baik ia pun kembali melanjutkan langkahnya, memeriksa setiap sudut ruangan.

Kakinya tiba di sebuah ruangan dengan pintu yang tertutup rapat. Pelangi enggan tapi tetap ia beranikan diri membuka pintu itu.

Ceklek

Tidak dikunci, sehingga pelangi leluasa masuk dan memeriksa ruangan itu. tapi nihil, tidak ada seorang pun di sana selain dari barang yang berserakan dimana-mana serta kaca jendela yang pecah berkeping-keping. Pelangi melangkah hati hati melewati serpihan kaca yang hampir menutupi lantai.
Sejak tadi ada yang menarik perhatian nya.

Dengan mata fokus ke depan sana pelangi mempercepat langkahnya sampai tidak sadar kakinya menapak di atas beling yang berserakan di lantai, Pelangi meringis merasakan perih di telapak kakinya. Gadis itu lalu memutuskan rehat sejenak sembari membersihkan beling yang bersarang di kakinya.

Setelah beberapa saat ia kembali bangkit dan berjalan ke tempat yang sedari tadi ia tatap tanpa henti.

"Ini ... Jam pasir kan?" Benda kecil itu memang sebuah jam pasir kuno. Pelangi sedikit asing dengan benda itu pasalnya ini sudah abad modern dan setahunya jam semacam ini tidak dipergunakan lagi kan?

Di samping benda itu tergeletak sebuah kertas usang yang diletakkan secara terbalik. Tanpa pikir panjang pelangi mengambilnya.

Setelah pasir ini habis, nyawa sahabat mu juga akan berakhir di tempat ini!

Seperti air ... Nyawa mereka akan mengalir sangat jauh di saat pasir ini meninggalkan tempatnya.

'sial!' umpat pelangi dalam hati, kertas itu ia remas lalu dilemparkan ke antara pecahan kaca yang berhamburan.
Pelangi menggeram emosi sembari tangannya mengepal kuat.
Rambutnya pun tak lepas dari sasaran kekesalannya.
Pelangi benar-benar frustasi dengan situasi yang tengah ia hadapi ini.
Di sisi lain ... Pasir itu terus saja jatuh mengisi ruang kosong di bawah nya sementara pelangi belum bisa menemukan tanda-tanda keberadaan sahabat nya.

"Gue gak boleh buang waktu! gue harus cari mereka sampai ketemu." Gumamnya sembari berpikir, "dia bilang, petak umpet ... Emm ... Tapi, gue harus nyari kemana lagi?" Pelangi pusing, tempat ini terlalu membingungkan.

Pada akhirnya Gadis itupun kembali berjalan meninggalkan ruangan yang berantakan. tujuan nya ia akan menyisir tempat yang bisa saja menjadi tempat sahabatnya di sekap.
Setelah beberapa saat berjalan pelangi tiba di sebuah tangga. Gadis itu menatap bingung sekaligus heran.

"Tangga? Tapi perasaan ini masih di lantai satu deh? Hmm ... Atau ini ruang bawah tanah kalik ya?" Dengan hati hati ia menuruni tangga yang cukup panjang dan sempit itu.
Pelangi tiba di lantai yang lumayan luas tapi tetap saja kumuh dan berbau aneh, pelangi bahkan harus menutupi hidungnya Karena aroma yang kian menyengat.

sibling's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang