SIBLING'S
-(♡♡happy reading♡♡-***
Bagi para pelajar, waktu istirahat adalah surga yang selalu di nantikan karena di jam itulah mereka bisa terbebas dari yang namanya pelajaran, dan bersantai ria sembari mengisi perut yang keroncongan.
Tapi bagi Embun...
Istirahat adalah waktu yang paling ia benci dan menakutkan.Setiap kali bel istirahat berbunyi, detak jantung gadis itu akan semakin cepat. Ia juga akan gugup dan mulai berkeringat dingin.
"Embun di kelas aja deh ... Takut ketemu mereka lagi..." Lirihnya dengan wajah yang pucat, tangannya menyentuh Pelan kepalanya, memijit Pelan berusaha menghilangkan migrain yang tiba-tiba saja muncul dan sangat mengganggu.
Kelas sudah benar benar sepi, semua murid meninggalkan kelas untuk menuju kantin, semua nya tanpa terkecuali.
Dan Embun? Gadis itu tidak memiliki teman sejak beberapa bulan ia resmi menjadi murid di sekolah ini.
Tidak ada satupun orang yang mau mengajak nya untuk sekedar ke kantin bersama.
Semua hanya menatap dengan tatapan sinis dan terlihat sangat enggan berada di sekitar Gadis itu.Semua memandang fisik. perlahan Embun menunduk menatap kakinya. Ia mendesah lemah. Tidak ada yang Sudi memiliki teman yang hanya memiliki satu kaki. Gadis itu tersenyum getir.
"Nggak apa-apa kok! Embun bahagia dengan pemberian Tuhan! Embun gak akan ngeluh lagi... " Lirihnya setengah berbisik.
Gadis itu menatap sekelilingnya, ia mulai gusar saat mendengar suara langkah kaki mendekat ke kelas nya.
Dan benar saja pintu kelas terbuka dengan keras oleh tendangan seseorang.Braakk
Embun terperanjat. Ia meringkuk dengan tubuh gemetar.
Berbeda dengan Embun yang ketakutan, para gadis yang baru saja masuk justru tersenyum dengan bersedekap dada memindai wajah ketakutan gadis di hadapan mereka."Hai embun..." Seorang gadis yang berada di tengah mendekat dan mencengkeram erat dagu Embun. Nada suara nya lembut tapi ada aura mencekam di sana. Namanya Gabriella, di panggil gabby. Siswa yang terkenal dengan titel pembully.
Embun tidak berani bersuara, gadis itu hanya memejamkan matanya dengan erat terlebih saat cengkeraman itu semakin keras.
Bugh
salah satu teman Gabby mendorong tubuh Embun hingga terjatuh ke lantai namanya Halley. Gadis malang itu merapatkan bibirnya agar tidak memekik kesakitan, pasalnya tubuh Embun menghantam lantai dengan keras dan rasanya sangat sakit.
"KALAU DI SAY HAI TUH JAWAB!! JANGAN DIAM AJA!!" sekali lagi Gadis itu bertindak kasar dengan menarik rambut panjang Embun hingga kepalanya terangkat. Embun tidak bersuara tapi ada air mata yang lolos dari matanya.
"M-maaf kak ... Maaf!!". Suara Embun terdengar lirih.
Plaakk
Plaakk
Berkali kali tamparan mendarat di pipi Embun yang membuat kulit nya kini memerah dengan bekas tangan yang terlihat jelas. Embun sama sekali tidak bisa melawan, bahkan bangkit saja dia tidak bisa tanpa tongkat. Tidak ada pilihan lain selain pasrah.
Bugh
Satu tendangan kembali Embun dapatkan di tubuhnya yang kini terduduk di lantai. Gadis itu baru saja ingin meraih tongkat nya tapi ...
Gabby lebih dulu mengambil benda itu. Embun menggeleng was was."Jangan kak ... I-itu tongkat Embun!, B-balikin kak ..." Embun memelas.
"Balikin? Hmm..., no!!" Gabby menatap teman teman nya dan tersenyum miring dengan alis terangkat.

KAMU SEDANG MEMBACA
sibling's
RastgeleJANGAN LUPA VOTE YA GUYS!!!❤️ Ini kisah pelangi yang indah disandingkan dengan Embun yang penuh dengan kesederhanaan. •Dua gadis, dengan dua karakter yang berbeda. •Kisah yang di bumbui dengan tragedi, serta teror misteri pembunuhan berantai. •sebua...