Cecily yang sedang asik menonton tiba-tiba langsung teringat dengan sang anak yang masih berada di atas kamar.
Dengan langkah santai Cecily berjalan ke kamar Alessandro dengan senyum yang mengembang.
Cecily langsung menghampiri Alessandro yang sedang bermain, dengan sigap Cecily ikut mengambil sebuah robot-robotan dan mulai ikut bermain dengan sang anak.
"Mama." Panggilan dari Alessandro sontak menghentikan permainan mereka, Cecily menoleh kepada sang anak dan kemudian tersenyum.
"Kenapa Lessa?."
"Ma, kenapa papa gak pernah mau main sama Lessa?."
Pertanyaan dari sang anak langsung membuat Cecily terdiam, pasalnya selama ini Alessandro tak pernah mempertanyakan atau mempermasalahkan perlakuan sang papa yang terlalu dingin padanya.
"Papa, papa sibuk kerja jadi gak sempet main sama Lessa, karena papa kan cari duit yang banyak agar Lessa bisa beli mainan yang banyak banget buat Lessa." Jelas Cecily setelah beberapa saat mencari jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan sang anak.
"Tapi kenapa papa Kevin sering main sama Kevin, padahal kan papa Kevin juga kerja, cari uang, mainan Kevin juga banyak."
Ucapan sang anak langsung membuat Cecily langsung terdiam, ia tak tau harus berkata apa pada sang anak.
Andai Cecily tau cara agar Gerrad mau menemani dan tak mengacuhkan sang anak akan ia lakukan.
"Mama mau nyiapin makan siang dulu buat kita." Pamit Cecily dan langsung pergi tanpa menunggu jawaban dari Alessandro.
Dengan langkah lemah Cecily berjalan ke arah dapur, dan memilih duduk di kursi meja makan.
Cecily menelungkup kan wajahnya dengan tangan di atas meja makan itu. Cecily menangis terisak-isak. Rasanya ujian hidup nya terlalu berat.
Cecily rasanya tak tahan lagi, tetapi apa yang harus ia lakukan? Cecily sendiri bahkan tak punya keluarga sejak sang papa meninggal.
Dan Cecily juga tak punya pekerjaan, bagaimana Cecily bisa menghidupi dirinya dan Alessandro?.
Cecily menegakkan kepalanya dan menghapus air mata yang masih mengalir. Cecily pikir akan lebih baik saat ini ia pergi ke luar untuk bermain dengan sang anak.
Cecily berjalan ke arah kamar Alessandro sambil memasang wajah cerita, berharap itu dapat menutupi mata nya yang sembab.
"Lessa."
Panggilan sang mama langsung mengalihkan perhatian Alessandro yang sedang bermain itu.
"Iya, kenapa ma?."
"Mau pergi ke mall gak?."
Mendengar ajakan sang mama membuat Alessandro langsung mengembangkan senyum nya dan langsung mengangguk semangat.
"Yaudah, kamu tunggu mama, mama mau dulu siap-siap ya." Lagi dan lagi Alessandro mengangguk semangat, pertanda mengiyakan ucapan sang mama.
Dua puluh lima menit berlalu, Cecily telah selesai, begitu pula dengan Alessandro.
Dengan perlahan mereka keluar dari rumah dan mulai menutup lalu mengunci pintu rumah. Cecily mengeluarkan sepeda motornya dengan perlahan.
Jika ada yang bertanya kenapa Cecily tak menggunakan mobil, jawaban nya adalah Cecily tak bisa, lagipula siapa juga yang mau mengajarkan Cecily, Gerrad?, jangan harap pria itu mau.
Nyanyian-nyanyian kecil menemani perjalanan Cecily dan Alessandro. Setelah kurang lebih menempuh tiga puluh lima menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di salah satu mall yang lumahan besar.
Setelah memarkirkan sepeda motor nya, Cecily membantu Alessandro untuk turun dan mulai menggandeng tangan mungil itu ke dalam mall.
Sekitar hampir satu jam mengitari mall, Alessandro merasa lapar.
"Ma, Lessa laper."
Mendengar ucapan sang anak membuat Cecily langsung melihat jam yang ada di pergelangan tangan nya, benar saja sudah lewat dari jam makan siang biasanya.
"Ayo, kita makan di restoran yang baru buka disini, kata orang sih enak." Alessandro mengangguk menyetujui ucapan sang mama.
Mereka berjalan ke arah restoran yang ada, dan mulai duduk di meja yang paling ujung.
Cecily dan Alessandro fokus menunggu saat telah memesan apa yang ia ingin kan.
"Ma, itu papa." Ucap Alessandro semangat sambil menunjuk sang papa yang sedang masuk.
Cecily menoleh, dan ternyata benar di pintu masuk ada Gerrad dan beberapa orang yang Cecily tebak adalah rekan kerja pria itu, melihat betapa rapi nya pakaian mereka.
Cecily tetap menatap lelaki itu, begitupun dengan Alessandro. Seperti Gerrad belum menyadari kehadiran mereka.
Ternyata Gerrad mengambil posisi meja yang berada di tengah-tengah.
"Papa." Teriak Alessandro, Cecily membulatkan matanya karena teriakan Alessandro.
Pria itu menoleh, tatapan nya jatuh pada sang anak yang sedang melambaikan tangan kepada nya.
Ini yang Cecily takutkan, lagi dan lagi Gerrad mengabaikan mereka.
Tatapan Cecily jatuh pada Alessandro yang mata nya sudah menumpahkan tangis meski dalam diam.
"Papa malu sama kita ya ma?."
Ucapan sang anak langsung membuat mata Cecily yang sudah berkaca-kaca itu meneteskan air mata, dengan cepat Cecily menghapus air mata itu sebelum Alessandro melihat.
"Enggak, mungkin papa gak denger kali, soalnya kan banyak orang di dalam sini, jangan nangis." Ucap Cecily menenangkan Alessandro.
"Nah, makanan nya udah dateng, udah jangan nangis lagi, katanya laper, makanan nya kelihatan enak banget itu." Ucap Cecily dengan nada semangat, berusaha menenangkan dan memperbaiki mood sang anak.
Alessandro mengangguk dan mulai memperhatikan pelayan yang sedang menata makanan di atas meja.
Mereka mulai memakan makanan masing-masing, walau sudah tak berselera, Cecily memaksakan untuk makan demi sang anak meski matanya masih berkaca-kaca menahan tangis dan sesak.
Tatapan Cecily tak sengaja beradu dengan Gerrad, Cecily memilih untuk langsung mengalihkan pandangan nya dari pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAST OPTION
RomanceJika Gerrad sang suami hanya tak mencintai nya, Cecily masih dapat menerimanya, tetapi mengapa pria itu juga mengabaikan anak mereka?, apakah waktu 5 tahun ini tak cukup untuk menumbuhkan sedikit rasa cinta di dalam hati pria itu?.