10. LO

7.8K 272 5
                                    

Vote dan komen nya jangan lupa kalau mau lanjut + jgn lupa follow akun wp aku juga... happy reading

.
.
.

"Gimana, seneng gak?." Tanya Cecily saat mereka baru saja tiba di rumah, Cecily tak tahan bertanya saat melihat senyum lebar Alessandro.

"Seneng banget ma."

Cecily terkekeh pelan saat melihat ekspresi bahagia milik Alessandro.

Terimakasih tuhan, untuk hari ini. Rasanya Cecily tak bisa lagi berkata-kata. Matanya berkaca-kaca, tak pernah Cecily lihat Alessandro sebahagia ini.

"Besok om Lisa ngajakin main lagi ma, katanya sekalian ajak Kevin juga."

Cecily yang sedang melepaskan sepatunya menoleh, mendengar ucapan Alessandro.

"Oh ya, bagus dong, nanti sekalian mama bawain snack."

"Terimakasih ma."

Cecily hanya mengangguk pelan, saat telah selesai menanggalkan sepatunya, Cecily berdiri dan mengusap lembut rambut Alessandro.

"Nanti pas udah di kamar, langsung mandi ya."

Mendengar ucapan sang mama, Alessandro langsung memberi aba-aba tangan di pelipis, seperti hormat pada bendera.

Tawa Cecily meledak saat melihat ekspresi anak nya itu.

Setelah beberapa saat barulah Alessandro berjalan ke dalam rumah, begitu pun dengan Cecily.

Cecily mengerutkan keningnya saat Gerrad yang ternyata sudah ada di kamar sambil bertepuk tangan.

Cecily berusaha tak peduli dan mulai berjalan ke arah kamar mandi.

"Bagus, bagus sekali sikap gatal mu."

Cecily menghentikan langkahnya mendengar ucapan Gerrad, Cecily menghela nafas, apalagi yang di permasalahkan pria yang berstatus suami nya ini.

"What do you mean?."

"Jangan berpura-pura bodoh, kamu malah pergi menggatal di taman kompleks saat suami mu sendiri pulang bekerja."

"Yes i'm, aku akan menggatal jika itu semua bisa membuat anak ku bahagia." Balas Cecily, dari pada menyangkal ucapan pria itu yang pasti tidak akan suami nya percayai, lebih baik meng iyakan.

"What the fuck."

Cecily melanjutkan langkah nya, tanpa menghiraukan umpatan yang Gerrad berikan, selalu seperti ini.

Cecily memilih tak memikirkan nya, pegang kata-kata Cecily, dalam beberapa jam pria itu akan melupakan semuanya dan mulai menyusahkan nya lagi.

Cecily mengerutkan kening nya saat tak ada satu makanan pun di meja makan, padahal ini adalah waktunya makan malam.

Kemana Hani?.

Cecily menoleh kepada Gerrad yang sedang memegang ponselnya di meja makan dengan santai.

Cecily menghela nafas, ia sudah tahu jika itu semua ulah dari suaminya ini. Kali ini apa alasan pria itu?, atau yang lebih buruknya lagi, seperti biasa Cecily akan di kacangi.

Cecily berjalan ke arah pria itu, "Mas, Hani kemana?." Tanya Cecily kesal, pasalnya ia sudah tau ini semua pasti penyebabnya adalah pria di samping nya ini.

"Di pecat."

Raut wajah Cecily langsung terkejut, padahal harusnya ia tak begitu, mengingat jika itu pasti akan di lakukan pria itu, tetapi apa alasannya?, Cecily belum terlalu sembuh, dan ingat jika itu adalah ulah Gerrad juga, bukan salah nya.

"Why?, aku masih membutuhkan nya." Jawab Cecily, padahal ia senang sekali saat ada wanita itu, Cecily pasti akan lebih banyak waktu dengan Alessandro nanti nya.

"Aku lihat kamu sudah sembuh, daripada kamu menyibukkan diri dengan menggatal dengan tetangga mu sendiri, lebih baik urus rumah."

Cecily langsung menggeram dengan ucapan pria itu. Ingin melawan dan juga menjawab perkataan pria itu, tapi sayangnya tak kunjung keluar dari mulut Cecily.

Ia terlalu takut untuk melawan pria itu, dan lagipula Cecily tak ingin di cap sebagai istri yang buruk.

Dengan terpaksa Cecily mulai memasak, sedangkan Gerrad, pria itu hanya memperhatikan wanita itu dari jauh.

Padahal tanpa Gerrad tahu jika Cecily masih sakit, tadi saja sebenarnya Cecily menahan ngilu di taman. Apalagi sekarang, kakinya bertambah ngilu saat berdiri lama. Sial sekali hidup Cecily.

Cecily berusaha menguatkan hatinya, mengambil nafas agar emosi yang ada di dalam hatinya teredam. Cecily tidak kuat, tidak kuat dengan sikap pria itu yang egois dan hanya mementingkan dirinya sendiri.

Cecily selalu merasa jika sebenarnya Gerrad tak pernah memedulikan dirinya, pria itu terlalu egois. Tanpa di sadari, air mata keluar dari mata Cecily.

Pria itu tak pernah memikirkan perasaan orang lain, ia selalu memikirkan perasaannya sendiri. Gerrad marah karena ia bermain dengan orang lain, meminta bantuan dengan orang lain tetapi Mengapa pria itu tak pernah sadar jika itu semua karena dirinya.

Andai Gerrad mau membantu mereka, membantu ia dan sang anak, mungkin ini semua tak akan terjadi.

Terkadang ingin menyerah, ingin pergi dan bercerai saja tetapi bagaimanapun ia tak punya pekerjaan di sini, tak punya apapun termasuk keluarga, kekayaan.

Lagi pula Cecily tidak bisa munafik, ia mencintai pria gila itu. Cecily tak tahu, padahal sikap pria itu sangat-sangat buruk padanya dan sang anak. Tetapi entah kenapa perasaan cinta itu tiba-tiba muncul sejak Cecily mulai mengandung Alessandro.

Tolong, siapapun beri Cecily cara agar tak mencintai pria itu. Bahkan sampai sekarang Cecily masih sering memimpikan punya keluarga yang hangat bersama pria itu.

Ya, mereka sudah menjadi keluarga, tetapi maksud Cecily, Cecily ingin Gerrad berubah. Terutama untuk Alessandro, tak tahu lagi Cecily harus berucap apa.

Cecily rasanya merasa bersalah sekali pada anak nya itu, sejak di dalam kandungan, Alessandro selalu tak pernah nyaman dalam hidupnya.

Tapi Cecily selalu berjanji pada dirinya sendiri, janji yang selalu Cecily ucapkan sebelum tidur, bahwa Alessandro akan selalu bahagia di dalam hidupnya, dan Cecily akan selalu mengusahakan itu semua.

Aku cuman mau ngasih tau kalau cerita "last option" bakalan aku selesai in akhir minggu ini juga. Bagi yang mau tau duluan boleh chat aku di nomor di bawah ini yaaa, aku hargain 15k aja, gmna, murah kannnn.... ayo pada belii, dr pd nunggu berbulan-bulan dan aku jg gak pasti update nya kapan, sooo let's buy my storyyy.....

083143977387

LAST OPTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang