yang baca aja sampe ribuan, tapi masa vote nya gak sampe 100 sih, sayang banget, pada vote dong, biar aku semangat update nya, spam komen nya jangan lupaaa
.
.
.Mata Cecily terbuka lebar, dengan cepat ia berlari ke kamar mandi dan mulai memuntahkan sesuatu yang mendesak untuk keluar, yang mengganggu waktu tidur Cecily.
Cecily menghela nafas dan berjalan ke arah dapur. Cecily meminum air putih. Setelah beberapa saat, Cecily memperhatikan jam di dinding yang ternyata baru menunjukkan pukul dua malam, berarti baru satu jam Cecily tidur dari muntah sebelumnya.
Cecily menghela nafas dan kemudian kembali ke tempat tidur, sebelum tidur, Cecily memperhatikan Gerrad yang sedang tertidur dengan mulut yang sedikit terbuka.
Cecily kemudian merebahkan dirinya dan mulai menutup mata.
Beberapa jam berlalu, lagi dan lagi Cecily merasa ingin muntah, mau tak mau Cecily bangun dan kembali ke kamar mandi.
Cecily bersyukur saat melihat jam di dinding sudah menunjukkan pukul enam pagi, setidak nya tidak terlalu buruk.
Cecily berenca langsung memasak saja dari pada tertidur. Dengan cepat Cecily membersihkan diri dan mulai memasak sarapan dan bekal untuk Alessandro.
Setengah jam berlalu, Cecily selesai dengan pekerjaannya.
Cecily menoleh saat mendengar langkah kaki dari jauh, Cecily tahu itu siapa. Ia memilih tak peduli dan pergi ke kamar Alessandro.
Bertujuan untuk membangunkan sang anak dari tidur lelapnya.
"Lessa, bangun."
"Hmm."
"Bangun, mama tunggu di bawah."
Cecily keluar dari kamar Alessandro dan kemudian berjalan ke ruang makan. Cecily menggaruk tengkuknya yang tidak gatal saat ia tak melihat pria itu lagi.
Benar, ada bekas sarapan di sana, tetapi mengapa pria itu makan secepat itu?, apakah lima menit cukup?.
Cecily mengedikkan bahunya berusaha tak peduli. Dan memilih untuk menunggu Alessandro.
Dua puluh menit berlalu, barulah nampak wajah Alessandro yang turun dengan senyum lebar nya.
Lima belas menit berlalu, baik Cecily maupun Alessandro telah menyelesaikan sarapan mereka.
Sekarang, giliran menunggu Alessandro memakai sepatu setelah pakaian sang anak Cecily rapikan.
Jika ada yang bertanya jika mengapa Cecily tak membantu anak umur 4 tahun itu, jawaban nya adalah anak nya itu sendiri yang tak mau di bantu.
Cecily terdiam sejenak, perutnya lagi dan lagi mules, tetapi Cecily masih bisa menahan nya kali ini.
Cecily terdiam, ia mengerutkan keningnya berusaha mengingat apa saja yang ia makan seminggu terakhir. Pasalnya satu minggu ini Cecily selalu mual-mual tak jelas.
Lamunan Cecily pecah saat Alessandro menarik-narik pakaiannya. Cecilia langsung menepuk keningnya saat Ia lupa jika ia hanya menunggu Alessandro untuk memakai sepatu ke sekolah.
"Ma, Lessa terlambat."
Dan Cecily malah kebablasan bermenung seperti ini. Cecily memegang tangan Alessandro dan menuntun anaknya itu ke garasi dan kemudian mengeluarkan motornya.
Perlahan mereka menempuh perjalanan ke sekolah Alessandro yang ada di ujung kompleks, 10 menit berlalu barulah mereka sampai di sekolah Alesandro.
"Lessa pergi sekolah dulu."
"Iya, belajar yang rajin, love you Lessa."
"Love you more ma."
Cecily membalas lambaian tangan milik Lessa saat anak itu melambaikan tangan padanya.
Setelah tak melihat raga sang anak lagi Cecily lkemudian berbelok bertujuan untuk pulang. Cecily menghentikan motornya dan terdiam sejenak.
Matanya terbuka lebar saat melihat seorang wanita hamil yang lebih tepatnya adalah orang tua dari teman sang anak. Badan Cecily langsung lemas, takut jika pikirannya itu benar.
Cecily memilih untuk pergi ke luar ke tempat Apotek terdekat. Setelah membeli apa yang ia inginkan, wanita itu bergegas pulang.
25 menit berlalu barulah Cecily sampai di rumahnya. Dengan bergegas Cecily masuk ke garasi dan berlari ke kamar mandi sambil menenteng kresek putih.
Cecily menggigit jari-jarinya dengan cemas, menunggu hasil dari tespek itu.
Lima menit berlalu, badan Cecily bertambah lemas saat melihat kesepuluh tespek dengan merk yang berbeda-beda menunjukkan hasil yang sama, dua garis merah.
Cecily berusaha menetralkan nafasnya, berharap agar panik yang ia alami berkurang. Sayangnya tak seperti yang diharapkan, badan Cecily bahkan ikut gemetar.
Plak
Plak
"Ini mimpi."
"Ini mimpi."
Dua kali Cecily menampar pipinya, tetap saja keadaan tak berubah. Cecily terduduk di lantai kamar mandi yang dingin.
Ia menangis sejadi-jadinya, bagaimana bisa?. Setahu dan seingat nya, ia telah meminum pil pencegah kehamilan.
Lagipula sejak pulang dari rumah sakit, i hanya melakukannya beberapa kali dengan Gerrad. Rasanya tak mungkin, Cecily ingat jika pil kehamilan itu dari dokter yang Gerrad sendiri memilihnya.
Cecily terdiam sejenak, ia teringat sesuatu. Dengan cepat Cecily berlari ke kamarnya dan mengecek laci lemari meja riasnya.
Cecily mengambil pil pencegah kehamilan itu di dalam laci meja riasnya, sambil memperhatikan pil itu dengan seksama.
Pil itu sama, tak ada bedanya, lalu di mana letak kesalahan yang membuat ia hamil?.
Cecily berusaha menetralkan jantungnya yang sekarang sedang berdetak kencang karena cemas.
Cecily memilih untuk tidur di atas tempat tidur di kamarnya sambil memperhatikan langit-langit kamar.
Cecily ragu jika Gerrad menginginkan anak lagi, Cecily tidak percaya itu, bahkan sampai sekarang pria itu bahkan masih tak peduli dengan Alessandro.
Lalu bagaimana nasib anak yang ada di kandungan nya ini. Cecily takut jika nasib nya akan sama seperti Alessandro, yang tak di pedulikan oleh papa nya sendiri.
Cecily memilih untuk merebahkan dirinya mengistirahatkan segala pikirannya, serta fisik nya.
Cecily kemudian tidur dan mengatur jam alarm saat Alessandro pulang.
3 jam berlalu, alarm tersebut berbunyi. engan cepat Cecily bangkit dan membersihkan dirinya.
Setelah selesai, Cecily pergimenjemput Alessandro. Kali ini menggunakan mobil, walaupun hari tak hujan. Cecily hanya tak ingin jika air matanya dan wajah sebabnya dapat dilihat oleh orang lain.
Lagi dan lagi Cecily berusaha menahan air mata nya, dan kemudian menghapusnya dari wajahnya saat air mata itu menetes meskipun ia tahan.
Ia harus kuat bagaimanapun anak yang ada di dalam kandungan ini adalah anak kandung nya, darah dagingnya sendiri. Cecily tak boleh egois dan ia juga harus ingat Alessandro juga membutuhkannya
☆
Bagi temen teman yang mau tau lebih dulu cerita "last option" boleh chat aku di nomor di bawah ini yaaa, dg harga 15k aja kalian udh bisa dapetin cerita nya. Ayooo drpd nunggu berbulan-bulan...
083143977387
KAMU SEDANG MEMBACA
LAST OPTION
RomanceJika Gerrad sang suami hanya tak mencintai nya, Cecily masih dapat menerimanya, tetapi mengapa pria itu juga mengabaikan anak mereka?, apakah waktu 5 tahun ini tak cukup untuk menumbuhkan sedikit rasa cinta di dalam hati pria itu?.