9. LO

7.2K 306 9
                                    

Vote dan komen gaaa😔👊

.
.
.

"Lessa, tolong mama dong, panggilin perawat yang cowo, buat bantuin mama."

"Siap."

Baru satu menit, tetapi Lessa sudah datang dengan seorang lelaki yang berumur sekitar 25 tahun. Entahlah, entah dari mana sang anak nya menemukan perawat ini secepat itu.

"Iya, ada apa bu?." Tanya perawat itu ramah, bernama Gilang, sesuai name tag nya.

"Saya mau minta tolong buat pegangin tangan saya sampai ke mobil."

"Oh, siap-siap."

"Tapi tunggu suami saya dulu, dia lagi di kamar mandi."

"Baik bu."

Dua menit berselang, barulah Gerrad keluar. Kening nya sedikit berkerut karena heran, melihat ada seorang perawat di dalam. Padahal semuanya sudah beres, mereka hanya tinggal pulang saja.

Gerrad memilih acuh dan mulai melanjutkan langkahnya. Baru saja ia akan mendekat, Cecily langsung turun dengan perlahan.

Gilang yang melihat itu langsung dengan tanggap memegang pinggang Cecily.

"What are you doing."

"Saya membantu ibu ini pak." Jawab Gilang se sopan mungkin.

"Go, saya tidak peduli."

"Jangan pergi, bantu saya, jangan hiraukan dia."

"Fuck you." Mendengar umpatan dari suami pasien itu membuat Gilang merasa sedikit terkejut dan memilih untuk pergi.

"Maaf bu, sepertinya saya ada urusan penting." Gilang dengan bergegas pergi dari sana.

"Don't touch me." Ucap Cecily saat Gerrad memegang pinggang nya.

"Aku tidak meminta pendapat mu."

Alessandro memperhatikan itu semua dari sudut kamar, entahlah, hanya Lessa sendiri yang tau bagaimana isi hatinya tentang sang papa dan mama.

Cecily berteriak kecil karena terkejut, saat Gerrad tiba-tiba menggendongnya dengan gaya bridel style.

"Turun kan aku." Teriak Cecily sambil menggoyangkan badan nya.

Cecily akhirnya memilih diam saat Gerrad tak mendengar kan nya.

Cecily menoleh ke samping dan depan saat baru teringat akan sang anak.

"Jangan berjalan terlalu cepat, Lessa ketinggalan di belakang." Tegur Cecily pada Gerrad saat melihat Alessandro yang tertinggal di belakang, berusaha menyamai langkah sang papa.

Cecily bersyukur saat Gerrad mau mendengar kan nya.

Akhirnya mereka sampai di area parkir, Gerrad mendudukkan Cecily di area belakang, begitupun Alessandro yang mengikuti sang mama.

Cecily tersenyum lebar saat merasa badan nya tak lagi terasa sakit saat berjalan, walau terkadang masih ada rasa nyeri pada pipi Cecily saat melakukan gerakan berlebih.

Selama dua hari ini Cecily hanya di dalam kamar. Jika ada yang bertanya siapa yang memasak dan membersihkan rumah, jawaban ny adalah Gerrad memperkerjakan orang lain di rumah ini.

Wanita bernama Hani itu yang mengurus semua nya, mulai dari makanan serta membersihkan rumah, memgurusi Cecily serta Alessandro.

Cecily berjalan dengan pelan ke arah kamar Alessandro.

"Lessa, main ke taman kompleks yuk." Ajak Cecily.

Alessandro yang sedang membaca itu menoleh, Cecily langsung terkekeh saat melihat wajah terkejut sang anak.

"Mama udah bisa jalan lagi?." Tanya Alessandro sambil berlari ke arah Cecily.

"Udah dong, makanya ayo kita jalan-jalan ke taman kompleks."

"Ayo." Balas Alessandro semangat.

Mereka keluar dari rumah dengan berjalan pelan, mengingat jalan Cecily belum normal.

"Loh, itu om Lisa ma."

"Om Lisa." Padahal belum sempat Cecily bersuara, anak nya itu sudah memanggil Lisandro.

Lisandro yang sedang berlari kecil itu menoleh saat mendengar suara seseorang. Senyum lebarnya langsung terbit saat menyadari siapa yang memanggilnya.

Lisandro berlari ke arah Cecily dan Alessandro.

"Mau kemana om Lisa?." Tanya Alessandro semangat.

"Lisa Lisa, enak aja, udah susah-susah mak gue ngasih nama malah di panggil Lisa." Ucap Lisandro kesal.

Sedangkan Cecily dan Alessandro yang mendengar itu malah tertawa dengan balasan Lisandro.

"Mau ke taman nih, kalian mau kemana?." Lanjut nya.

"Ke taman juga."

"Yaudah, samaan aja."

"Let's go." Mereka mulai berjalan-jalan kecil. Lisandro yang tiba-tiba berhenti setelah beberapa langkah menbuat Cecily dan Alessandro menatap bingung.

"Kenapa jalan lo begitu?." Tanya Lisandro?

"Jatuh dari kamar mandi." Jawab Cecily, persis seperti jawaban Gerrad, lagi pula dari pada membuat kebohongan baru lebih baik melanjutkan yang ada.

Lisandro menyipitkan matanya sejenak memperhatikan wajah Cecily.

"Gue baru tau kalau dinding kamar mandi bisa nampar juga." Setelah itu Lisandro langsung berjalan mendahului mereka.

"Om Lisa, tunggu." Sorak Alessandro dan mulai mengejar Lisandro.

Cecily memperhatikan sekitar taman, lumayan ramai sekarang. Cecily memperhatikan keluarga kecil orang lain yang bahagia, melihat itu Cecily ikut tersenyum melihat nya.

Setidaknya masih banyak orang yang mempunyai keluarga yang bahagia dan lengkap meskipun Alessandro tak memiliki nya.

"Ma." Teriakan dari Alessandro mengalihkan perhatian Cecily. Anak nya berjalan dengan Lisandro, dengan sang anak yang membawa satu buah eskrim, dan pria itu membawa dua buah eskrim.

Cecily mengambil eskrim yang di berikan Lisandro dan mulai memakan nya.

Mereka memakan eskrim tersebut sambil melihat-lihat sekitar.

Lisandro dengan cepat menghabiskan eskrim nya dan pergi tanpa kata. Yang mengundang tatapan bingung dari Cecily dan Alessandro.

Setelah beberapa menit, Lisandro kembali dengan sebuah bola, yang membuat senyum lebar terbit dari bibir Alessandro.

"Ayo, sini." Ajak Lisandro sambil memberikan gerakan tangan.

Alessandro dengan semangat berlari ke arah Lisandro.

Cecily memperhatikan itu semua, matanya berkaca-kaca. Entah apa lagi yang harus ia katakan pada Lisandro, pria itu selalu mengundang senyum lebar Alessandro, bahkan papa anak itu saja tak melakukan nya.

Mungkin beribu terima kasih tak akan cukup Cecily ucapkan pada pria itu.

LAST OPTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang