5. LO

7.5K 311 5
                                    

"Mama-mama." Gedoran pintu dari luar kamar langsung membuat Cecily mengerutkan kening nya dan mulai bangkit.

Cecily tersenyum tipis, semangat sekali anak nya ini.

Sejenak tatapan Cecily beralih pada Gerrad yang sedang tertidur. Cecily menghela nafas dan kemudian turun untuk membuka pintu.

Saat pintu terbuka, nampak wajah bantal sang anak yang muncul dengan senyuman.

"Ayo mama cepetan, Lessa kan mau sekolah."

Cecily terkekeh dengan perkataan sang anak, padahal jam baru menunjukkan pukul enam kurang, tetapi anak nya sudah sangat semangat.

"Yaudah, Lessa mandi duluan ya, biar mama masak untuk sarapan sekalian masak bekal Lessa buat sekolah."

Alessandro mengangguk semangat mendengar ucapan sang mama dan berjalan kembali ke kamar nya untuk bersiap-siap.

Cecily mulai menatap bahan masakan, seperti nya Cecily akan memasak nasi goreng dengan ayam saja. Agar ayam tersebut bisa menjadi bekal sang anak nanti.

Tak lupa juga Cecily juga menggoreng beberapa nugget untuk tambahan bekal sang anak.

Satu jam berlalu, Cecily selesai memasak sarapan serta bekal untuk Alessandro. Begitu pula dengan sang anak yang sekarang sudah turun dengan seragam nya.

Cecily terkekeh pelan saat menyadari betapa tidak rapi nya pakaian Alessandro.

Cecily berjalan ke arah sang anak dan mulai merapikan pakaian Alessandro. Setelah selesai, Cecily menyiumi Alessandro di semua wajah anak itu.

"Lessa udah gede aja ya." Mata Cecily berkaca-kaca saat mengatakan itu.

Padahal baru kemarin rasanya Cecily mengandung anak nya ini dan sekarang Alessandro sudah masuk sekolah.

"Iya dong, kan Lessa makan nya banyak."

Cecily tertawa mendengar ucapan sang anak.

"Nanti di sekolah jangan nakal, jadi anak baik dan rajin." Alessandro mengangguk semangat mendengar nasehat dari sang mama.

"Yaudah, tunggu disini dulu, mama mau mandi dulu."

Cecily melangkahkan kakinya ke dalam kamar, di dalam perjalan Cecily berselisihan dengan Gerrad yang sekarang sedang menatapnya. Cecily berusaha tak peduli dan mulai melanjutkan langkahnya.

Tiga puluh menit berlalu, Cecily akhirnya selesai dengan penampilan nya. Dengan semangat Cecily turun ke bawah.

"Lessa, ayo mulai sarapan nya."

Alessandro yang awalnya fokus dengan tas sekolah nya langsung menoleh dan kemudian berlari ke arah Cecily.

"Lessa mama suap aja ya, sayang kalau seragam nya kotor nanti."

Mendengar ucapan sang mama Alessandro langsung menganggukan kepala sebagai jawaban.

Dengan telaten Cecily menyuapkan Alessandro, juga dirinya.

Lima belas menit berlalu, Cecily dan Alessandro menyelesaikan sarapan mereka, begitu pula dengan Gerrad.

Cecily menatap Alessandro dan Gerrad secara bergantian. Padahal ini adalah hari pertama Alessandro untuk sekolah, tetapi kenapa pria itu tetap bersikap tak peduli?.

Cecily menghela nafas kasar, bagaimana caranya agar suaminya ini mau merubah sikap kepada sang anak.

Apakah Cecily harus mencium kaki pria itu agar menyayangi anak kandung nya sendiri?

"Mas, hari ini hari pertama sekolah Lessa loh, iya kan sayang." Ucap Cecily semangat berusaha memancing Gerrad untuk bicara. Pasalnya Cecily tak tahan melihat wajah sang anak yang di abaikan Gerrad.

"Iya papa." Balas Alessandro tak kalah semangat. Cecily tersenyum lebar saat melihat wajah semangat dan senyum lebar Alessandro.

Gerrad menoleh dan memperhatikan Cecily, kemudian Alessandro. Gerrad diam sejenak.

"Oh ya."

"Sayangnya papa gak peduli." Lanjut nya yang membuat senyum Cecily dan Alessandro langsung luntur.

Hanya itu ucapan yang keluar dari mulut pria itu. Cecily meremas paha Gerrad yang berada di samping itu dengan tatapan marah.

Gerrad sudah keterlaluan sekali, tubuh Cecily sampai bergetar menahan tangis.

Apakah pria ini tak merasa bersalah sedikit pun saat melihat wajah sang anak yang awalnya bahagia sekarang matanya berkaca-kaca menahan tangis.

"Udah ah ayo sayang, kayanya papa lagi gak sehat." Ajak Cecily pada Alessandro yang matanya sudah berkaca-kaca.

"Gak papa, papa mungkin salah bicara tadi, mama yakin, gak usah sedih ya, di sini kan ada mama." Ucap Cecily sambil menghapus air mata Alessandro dengan tangan nya.

Cecily sendiri menggigit bibir nya berusaha menahan tangis nya di depan sang anak. Gerrad benar-benar tak punya hati, Cecily benci pada pria itu, sungguh.

Dengan langkah berusaha semangat mungkin agar mood sang anak membaik, Cecily membawa tangan kecil Alessandro untuk ke garasi, untuk mengeluarkan motor nya.

Dengan hati-hati, Cecily menaikkan Alessandro di atas jok motor dan mulai menyalakan motor nya ke ujung komplek, tempat sekolah Alessandro.

Tanpa sang anak tau, air mata sang mama tak berhenti mengalir sepanjang perjalanan. Cecily tetap menjawab pertanyaan-pertanyaan random dari sang anak meski rasanya hatinya sudah terlalu hancur.

><

Vote dan komen nya jangan lupaaa kalau mau lanjuttt.....

LAST OPTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang