19.

5.3K 275 22
                                    

jangan lupa vote dan spam komen nya yaaaa!!!

aku juga mau nawarin nih bagi yang mau tau cerita last option lebih dulu dari yang lain bisa hubungin aku di nomor di bawah ini yaaa, harganya cuman 15 k aja, itu udah sampe ending yaaa.....

083143977387

.
.
.

Flasback.

Cecily tertawa kecil melihat video lucu seorang bayi yang ada ponsel nya.

Rasanya Cecily tak sabar sekali anak nya ini lahir di dunia, pasti Cecily tak akan kesepian lagi nantinya.

Jika ternyata anak bayi selucu ini, pasti Cecily dulu tak akan sempat menyesal karena hamil. Meski perlakuan pria itu sampai sekarang tetap tidak berubah.

Bahkan dari bulan pertama sampai bulan ke enam pria itu tak pernah sama sekali menemani Cecily mememeriksa kandungannya.

Cecily selalu pergi dengan Sena, perempuan yang sudah Cecily anggap seperti kakak sendiri.

Perempuan itu benar-benar baik, Cecily tak tahu harus berkata apa saking senangnya, bagi Cecily Sena seperti malaikat yang turun untuk menolongnya.

Andai tak ada Sena Cecily tak tahu bagaimana hidupnya sekarang. Sena lah yang membuat Cecily kuat selama ini.

Sejak pertama kali Sena membawa Cecily ke rumah sakit, mereka bertambah dekat. Apalagi saat Cecily tahu Sena juga mengandung, bedanya kandungan Sena lebih tua 2 bulan dari Cecily.

"Mas, mau gak besok temenin aku usg, besok bulan ke tujuh kandungan aku, kata dokter udah bisa tau jenis kelamin nya." Ucap Cecily saat Gerrad duduk di samping nya.

"Aku sibuk."

"Tapi masa kamu gak penasaran sama jenis kelamin anak kamu sih mas?."

Cecily terkekeh pelan saat Gerrad malah meninggalkan nya sendirian, selalu seperti ini, jika ia berbicara seputar kandungan, pasti pria itu akan mencueki nya dan berakhir meninggalkan nya.

Cecily memegang perutnya yang sekarang terasa sangat keram. Rasanya seperti tertusuk-tusuk.

Cecily berusaha mengambil nafas sebanyak-banyak nya, berusaha menaiki tangga menuju kamar. Ia mengambil ponsel nya yang ada di atas kasur.

Cecily dengan cepat menghubungi Gerrad, sudah sepuluh kali Cecily berusaha menghubungi pria itu, tetapi sayangnya tetap saja tak di jawab sama sekali, padahal ini keadaan darurat.

Cecily lagi dan lagi berusaha mengambil nafas sebanyak-banyak, dan kemudian mencoba menghubungi Gerrad untuk terakhir kalinya.

Cecily benar-benar menyerah jika Gerrad kali ini tak menjawab nya.

"Mas, tolong aku mas, perut aku sakit banget, kayak nya aku mau ngelahirin."

Cecily terkekeh pelan saat panggilan itu di matikan setelah pihak oleh Gerrad.

Kenapa?, kenapa Cecily tak seberharga itu bagi Gerrad?.

Setidaknya jika Gerrad tak peduli dengan Cecily, pria itu tak perlu mengabaikan anak mereka juga.

Anak yang ada di kandungan nya ini anak pria itu, anak kandung, darah daging suami nya itu.

Tetapi mengapa Gerrad tak seperduli itu, Cecily menghela nafas, tak tahu harus meminta tolong kepada siapa lagi.

Ingin meminta tolong pada Sena, tetapi wanita itu sudah mempunyai bayi kecil sekarang. Lagi pula Cecily merasa ia telah terlalu banyak merepotkan keluarga tetangga nya itu.

Cecily berusaha berpikir keras sambil menahan sakit yang ada di perutnya.

Cecily menghela nafas, tak tahu harus meminta bantuan ke siapa lagi, mertuanya sekarang juga sedang ada di luar negeri.

Cecily menghela nafas dan berusaha untuk turun dan keluar dari rumah.

Kali ini sakit nya tak terlalu terasa, setidaknya masih bisa Cecily tahan.

Sudah lima menit Cecily berjalan di jalanan kompleks untuk mencari taksi.

Sayangnya Cecily langsung terduduk pelan saat merasa perutnya sakit, lagi dan lagi kontraksi palsu ini menyiksa nya.

Cecily menangis, Cecily tak kuat dengan rasa sakitnya.

Tapi lagi dan lagi Cecily  berusaha kuat untuk berdiri, keluar dari jalanan kompleks mencari sebuah taksi.

Di dalam perjalanan Cecily terkekeh pelan saat melihat bayangan Gerrad yang masuk ke sebuah restoran.

Cecily terkekeh tetapi air matanya tak bisa ia tahan.

Disini Cecily hampir mati, berusaha untuk ke rumah sakit. Dan lihatlah pria itu malah terlihat biasa saja dan tak peduli, lebih mementingkan makan malam nya, miris sekali.

Cecily termenung setelah kelahiran sang putra.

Cecily tak tahu lagi harus menangis dengan gaya apa, dengan suara bagaimana lagi.

Di saat Cecily mempertaruhkan nyawa nya untuk anak mereka, anak kandung pria itu, sang suami malah tak peduli dan lebih mementingkan acara makan malam nya dengan klien pria itu.

Mengapa?, apakah Cecily tak seberharga itu?, Cecily sudah capek. Cecily ingin menyerah. Cecily rasanya ingin sekali menyusul sang ayah.

Rasa sakit yang Cecily alami tak sebanding dengan rasa sakit yang ada di hatinya.

Sudah semalaman Cecily menunggu kedatangan Gerrad, tetapi pria itu malah tak kunjung datang.

Cecily melahirkan seorang diri, menahan rasa sakit seorang diri tanpa di temani siapapun.

Cecily tak sanggup dengan ini semua, Cecily baru berusia 18 tahun, hei mengapa dunia sebercanda ini?.

Sakit tau saat harus menahan rasa sakit kontraksi yang muncul setiap sepuluh menit.

Sakit tau saat menahan sakit saat pembukaan nya hampir sempurna.

Sakit tau saat Cecily harus berusaha melahirkan seorang diri.

Andai ada Gerrad, Cecily yakin pasti ini semua setidak nya tak seberat ini.

Tapi mana pria itu peduli, apapun yang Cecily lakukan pasti Gerrad tak peduli, mau Cecily kecelakaan, hampir mati, atau menabrakkan diri saja pasti pria itu tak akan peduli.

Apalagi masalah kecil seperti ini, melahirkan anak pria itu yang bahkan tak berharga di mata suami nya itu.

Mengapa takdir sekejap ini kepada Cecily. Mengapa?, bahkan Cecily tak tahu sebesar apa dosa yang ia perbuat di masa lalu hingga mendapatkan nasib seperti ini.

Cecily hanya memberikan tatapan kosong saat seorang suster memberikan seorang bayi mungil ke dalam gendongan nya.

Cecily tak tahu harus bereaksi apa, ingin bahagia, tetapi rasanya tak sanggup setelah semua yang ia alami, ingin sedih, rasanya tak adil. Cecily tak sanggup memberikan kesedihan pada bayi mungil ini.

Cecily tak bisa menahan tangis nya saat melihat mata bayi itu mengedip-ngedip lucu. Mengapa bayi selucu itu bisa tak di pedulika ayah nya.

"Ayo bu, di coba memberikan asi nya."

Cecily tersenyum kecil pada suster di depan nya ini.

Cecily harus kuat, Cecily harus bahagia. Rasanya tak adil bagi bayi kecil ini jika ia ikut membenci nya.

Cecily harus berjanji pada dirinya sendiri jika Cecily tak boleh menyerah dengan kehidupan nya.

Mungkin anak nya akan di tolak sang papa, tapi Cecily berjanji jika anak nya ini tak akan pernah kekurangan kasih sayang, dan tak akan pernah merasa tak bahagia.

Sekali lagi tak adil jika Cecily harus membenci bayi malang yang ada di gendongan nya ini.

LAST OPTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang