Cecily menghela nafas saat ternyata hujan bukan nya teduh, malah bertambah lebat.Cecily melihat jam yang ternyata sudah pukul 7.25.
Lima belas menit lagi, bel sekolah Alessandro akan berbunyi pertanda masuk.
Cecily berjalan kembali ke meja makan, dan menatap Alessandro yang sedang menunggu dirinya.
"Lessa, kayak nya sekarang Lessa gak usah sekolah dulu ya, libur dulu, soal nya hujan di luar tambah deras, gak berhenti-henti."
Mendengar ucapan sang mama Alessandro langsung menggeleng.
"Gak mau, Lessa mau nya sekolah, hari ini ada acara mama." Rengek Alessandro.
Cecily menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal, bagaimana caranya Alessandro sekolah, sedangkan Cecily saja tak bisa membawa mobil.
Tatapan Cecily jatuh pada Gerrad yang sedang membaca koran dengan santai setelah sarapan.
Cecily rasanya ingin meminta tolong pada Gerrad tetapi Cecily ragu, apakah suaminya mau membantu. Rasanya ia sendiri sudah tahu jawabannya, pasti ia kan diacuhkan tapi Cecily kembali berfikir, bagaimana ia tahu kalau ia tak mencoba
"Mas."
"Mas." Panggil nya yang kedua kali saat sang suami tak merespon.
"Hmm."
"Boleh minta tolong antarkan Lessa gak mas."
"So cold there."
"Tapi kamu kan di dalam mobil mas, lagian kan kamu juga libur."
Cecily lagi dan lagi menggigit bibir nya, sialan sekali suami nya ini.
Padahal Cecily sedang berbicara, tetapi pria itu langsung berdiri dan pergi begitu saja.
Mengapa Gerrad tak pernah bisa diandalkan, bahkan untuk anak kandungnya sendiri pria itu memberi alasan yang tak masuk akal
"It's ok baby boy, don't care about your papa, mama bakalan panggil temen mama buat anter kamu." Cecily tersenyum saat mendapatkan balasan anggukan dari sang anak.
Cecily mulai berjalan ke arah garasi dan mencari payung disana. Sayang nya tak ada payung.
Cecily menepuk jidat nya saat ia baru ingat jika payung itu telah rusak dan ia buang. Cecily lupa membeli payung baru.
Cecily menimang-nimang, dan akhirnya memilih untuk langsung berlari keluar, mengingat rumah nya dengan tetangga sebelah tak beda jauh.
Tok tok tok
Ketuk Cecily saat telah tiba di rumah sang tegangga.
"Ah iya Cecily, kenapa sampai basah-basah kayak gini." Ekspresi Sena terkejut.
"Ah kak, aku mau nanya, ada Lisandro gak di dalem."
"Ah iya-iya, ini kakak panggilin dulu, tapi mau masuk dulu gak?."
"Gak usah kak."
Setelah mendengar jawaban dari Cecily, Sena langsung ke dalam rumah untuk memanggil sang adik.
Tak berselang lama, Lisandro datang dengan wajah bantal, yang berarti Sena membangun kan pria ini saat ia tidur.
"Eh, ngapain lo kesini, sampai basah-basah gini." Dapat Cecily lihat mata pria itu terbuka lebar dan raut wajah terkejut yang kentara.
"Lisandro, aku mau minta tolong, boleh gak?." Tanya Cecily sambil memegang kedua tangan nya pertanda kedinginan, bibir wanita itu juga bergetar.
"Astaga, lo mau minta bantuan apa, sampai basah-basah gini, emang gak punya payung lo?."
Pertanyaan dari Lisandro Cecily abaikan dan lebih memilih untuk memberitahukan tujuan awal nya.
"Alessandro mau sekolah, tapi aku gak bisa bawa mobil, kamu bisa anterin Lessa gak?." Tanya Cecily.
"Please." Mohon Cecily saat tak mendapat respon dari pria itu.
"Iya iya, gue ambil mobil bentar."
Jawaban dari Lisandro langsung membuat sebuah senyum lebar terpampang dari mulut Cecily.
"Terima kasih." Sorak Cecily saat Lisandro sudah mulai masuk rumah.
Cecily yang akan kembali ke rumah pun langsung sedikit terkejut saat mendengar klakson mobil.
Cecily menoleh, ternyata pelaku nya adalah Lisandro.
"Ayo naik, dari pada kehujanan."
Teriak Lisandro sambil menurunkan kaca mobil nya.
Cecily hanya mengeluarkan senyum nya dan berjalan ke arah mobil Lisandro dan masuk ke dalam mobil itu.
"Padahal deket, kamu nge gas 5 detik aja udah sampe."
"Halah, setiap tetes hujan itu berpotensi ngebuat lo sakit, gini kalau sekolah sampai gerbang aja."
Cecily yang mendengar ucapan Lisandro langsung memukul bahu pria itu.
"Enak aja, yang ada kamu yang sekolah sampai gerbang." Balas Cecily kesal.
Lisandro tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Cecily.
Cecily membuka pintu mobil saat telah sampai di depan gerbang. Dengan cepat Cecily berlari ke dalam rumah dan memanggil sang anak.
"Lessa, ayo jangan cemberut gitu dong."
"Temen mama udah dateng tuh."
Alessandro langsung menegakkan kepalanya yang sedang menelungkup di atas meja itu.
Dengan semangat Alessandro mulai mengambil tas nya.
Cecily tersenyum tipis saat melihat senyum di wajah yang sembab itu.
"Nanti jangan lupa minta makasih sama om nya."
"Siap mama, Lessa pamit dulu." Teriak Alessandro sambil berlari keluar.
"Have a nice day sayang." Teriak Cecily.
"Om?, what do you mean?."
"Kamu meminta bantuan pada seorang laki-laki?." Lanjut Gerrad dengan nada geram
Cecily menoleh saat mendengar suara itu.
"Yes, i'm."
Setelah mengucapkan itu, Cecily kembali ke kamar, berniat untuk menukar pakaian nya yang basah.
"Jangan. Lakukan. Itu. Lagi."
Cecily langsung membalikkan badan nya saat mendengar ucapan pria itu.
Cecily dengan pakaian nya yang basah berlari ke arah Gerrad dan memukul pria itu dengan tangan nya hingga suami nya itu memegang tangan nya, Cecily melepas tangan nya dengan kasar.
"Kamu gila tau gak, gila banget. Tadi aku minta tolong buat nganterin Lessa kamu gak mau." Ucap Cecily kesal.
"Padahal Lessa itu anak kandung kamu mas, bahkan orang lain pun lebih peduli sama dia daripada papa kandungnya sendiri." Lanjut Cecily lirih.
"Sekarang kamu marah-marah gak jelas pas aku minta tolong ke laki-laki."
Setelah mengatakan itu semua Cecily langsung pergi. Lagi dan lagi Cecily hanya bisa menggigit bibir menahan tangis. Meninggalkan sang suami yang sekarang berdiri dengan mematung.
☆
Bagi temen teman yang mau tau lebih dulu cerita "last option" boleh chat aku di nomor di bawah ini yaaa, dg harga 15k aja kalian udh bisa dapetin cerita nya. Ayooo drpd nunggu berbulan-bulan...
083143977387
KAMU SEDANG MEMBACA
LAST OPTION
RomanceJika Gerrad sang suami hanya tak mencintai nya, Cecily masih dapat menerimanya, tetapi mengapa pria itu juga mengabaikan anak mereka?, apakah waktu 5 tahun ini tak cukup untuk menumbuhkan sedikit rasa cinta di dalam hati pria itu?.