17.

8.3K 320 12
                                    

jangan lupa vote dan spam komen nya yaaaa!!!

aku juga mau nawarin nih bagi yang mau tau cerita last option lebih dulu dari yang lain bisa hubungin aku di nomor di bawah ini yaaa, harganya cuman 20 k aja, itu udah sampe ending yaaa.....
083143977387

.
.
.

Sudah dua jam Cecily menangis, tak tahu harus berkata apa. Tak tahu harus melakukan apa.

Cecily merasa ia serba salah, apakah Cecily harus mempertahankan bayi?. Jika Cecily tetap mempertahankan kandungan nya, ia takut jika bayi yang ada di dalam kandungannya ini akan bernasib sama dengan Alessandro.

Takut, hanya itu yang ada di pikiran Cecily saat ini. Jika harus menggugurkannya, itu bukanlah jalan yang terbaik.

Cecily benar-benar bingung akan apa yang harus ia lakukan. Cecily memegang perutnya yang masih rata itu.

"Apa yang harus mama lakukan, tolong kasih tau mama." Tanya Cecily sambil menangis dengan tersendak-sendak.

Cecily menghela nafas, dan kemudian duduk di atas tempat tidur, memperhatikan jam di dinding yang sebentar lagi menunjukkan pukul 11 pagi, yang artinya Alessandro akan segera pulang.

Cecily menghela nafas dan kemudian mencoba berdiri, meski ia merasa sedikit pusing. Cecily segera bersiap-siap untuk menjemput Alessandro.

Baru saja Cecily akan berangkat, ternyata Alessandro sudah pulang.

"Loh, pulangnya sama siapa?."

"Sama om Lisa."

Cecily mengangguk-ngangguk mengerti, dan kemudian memperhatikan Alessandro yang sedang menanggalkan sepatunya.

Cecily berpikir dan termenung sejenak.

"Lessa, kalau kita gak tinggal sama papa kamu marah gak sama mama?."

Alessandro menoleh pada sang mama yang saat ini mengajak nya berbicara.

Alessandro langsung menggeleng untuk menjawab pertanyaan dari sang mama.

"Kalau Lessa gak punya rumah besar kayak sekarang, Lessa marah gak?."

"Enggak ma...., bagi Lessa yang terpenting itu mama."

Setelah menjawab itu Alessandro langsung pergi dari hadapan Cecily. Cecily masih terlalu shock dan mematung, guna mencerna maksud dari sang anak.

Setelah beberapa saat, Cecily menghela nafas, dan kemudian berpikir sejenak, mungkin ini adalah keputusan yang tepat.

Cecily memperhatikan sekitar rumah, Cecily pikir mungkin itu adalah yang terbaik, mengingat jika ada pria itu pun tak terlalu berpengaruh di dalam hidup mereka berdua.

Lagi pula selama ini Gerrad hanya menunjang kebutuhan finansial, dan kalau di pikir-pikir lagi, pasti sama saja jika tak ada pria itu, bahkan dapat Cecily pastikan kesehatan mental mereka akan lebih terjaga, termasuk sang anak yang ada di kandungan nya saat ini.

Cecily berpikir sejenak, jika Cecily ingin pergi dari Gerrad demi kehidupan yang lebih baik, Cecily perlu menunjang kehidupan mereka terlebih dahulu.

Tidak mungkin Cecily membiarkan ia dan anak-anak nya kelaparan nantinya.

Cecily menghela nafas, jujur saja Cecily menyerah, ia saja hanya lulusan sma, siapa yang mau memperkerjakan orang seperti Cecily?.

Cecily tiba-tiba teringat akan sesuatu, dengan cepat Cecily berdiri.

"Lessa, mama mau ke rumah om Lisandro dulu."

Cecily langsung keluar tanpa menunggu jawaban dari Alessandro. Cecily tersenyum tipis di saat berjalan ke rumah Lisandro, berharap jika ada kesempatan untuk Cecily bekerja di sana.

LAST OPTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang