PERTEMUAN?

100 4 0
                                    

Keesokan paginya pukul 6:35 narsya berjalan menuju meja makan disana papa dan mamanya sudah berkumpul saling mengobrol. Ntah apa yang mereka ngobrolkan yang pastinya narsya penasaran. Sepertinya mereka sedang serius

"Selamat pagi semuanya, ada apa? Kok kalian serius banget?" Tanya narsya meraih roti yang sudah di oleskan selai

Kai menoleh menatap kakaknya "kakak amu ana?" Tanya kai bocil berumur hampir 4 tahun

"Kakak mau sekolah kai" jawabnya dengan singkat

Bisma merubah raut wajahnya jadi serius ia menatap putrinya "kamu pulang sekolah jam berapa?" Tanya bisma lalu meminum kopinya

Narsya menelan makanannya matanya menatap bisma "jam 14:20, emangnya kenapa? Tumbeng papa nanyain?" Tanyanya

"Nanti kamu balik cepat ya, ada yang mau papa omongin sama kamu" jelasnya

"Apa itu pa,ma"

"Nanti kamu juga tau kok, sya sekarang makan dulu, nanti kamu pulang sekolah kita bicarain, ya" jelas ranti

Kening narsya mengerutkan bingung. Ia menggelengkan kepalanya untuk menepiskan pikirannya "oke"

"Kak kai mau uja cekolah, bole? Kai kan engen uja" cicit kai sambil memajukan bibirnya didepan

Narsya terkekeh lucu melihat kai gemas. Narsya mencubit pipi kai "kamu masih bocil, mana bisa sekolah" jawabnya lalu tertawa

Bisma mengusap kepala kai "sebentar lagi kai juga aka sekolah, tapi tunggu umur kamu ya"

"Iya papa" jawab kai mengangguk ranti tersenyum menatap kai

"Oke aku mau berangkat pa, ma" narsya menyalami tangan mereka

"Nanti cepat pulang ya" pinta sang papa narsya mengangguk antusias

______________

Sesampainya narsya di dalam kelas mereka menatap murid dalam kelas ribut-ribut. Ada yang menyanyi, bermain, mencatat tugas yang belum selesai, ada yang ribut serta main kejar kejaran, narsya menutup kupingnya

"Vano! Balikin buku gue gak!" Teriak zerin mengejar vano

Vano melihat zerin sambil mengulurkan lidahnya mengejek "pinjam doang, gue mau nyontek! Pelit amat lo zer" jawab vano menghentikan larinya

Zerin mencoba mengambil buku itu dari tangan vano tetapi badannya tak cukup untuk menggapai buku yang sengaja vano angkat keatas

"Nggak! Gue gak mau, huaa! Gue nangis nih mau aduin ke guru bk" zerin pura-pura nangis didepan vano

Vano menganga sambil mengerutkan keningnya dia sudah tau baca pikiran zerin "gak usah pura-pura nangis, lo kira gue bakal luluh gitu aja sama lo"

"Yaudah ga urus, ga peduli! Yang penting balikin buku gue! Cepetan gue cape giniin mulu" rengek zerin

Jefran menunjuk muka zerin sambil ketawa melihat ekspresinya "udah bro, kasian nooh zerin nangis, bisa nangis darah ntar. Gara-gara lo" jefran memukul meja ketawa histeris

Vano ikut tertawa "yaudah nih gue kasik, tapi ada syaratnya dulu" santai vano

Zerin menghentakkan kakinya kesal dengan mukanya bisa dibilang emosi "apaan cepetan! Lo makan banyak waktu dah" frustasi zerin

"Walah-walah, santai aja, gak usah nangis gitu mukanya tuh, cemong" tunjuk vano "syaratnya bagi gue contekan dulu dong, baru gue kasik"

"YAUDAH! lo fotoin aja, gue mau nulis juga!" Teriak zerin

Vano mengerucutkan bibirnya didepan "sialan!" Gumamnya dia mengambil ponselnya lalu mulai foto tugas mereka "nih, makan tuh buku. Sekalian materinya juga dimakan" ketus vano

ALTARSYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang