MAU MINTA MAAF TAPI GENSI

79 2 0
                                    

Malam semakin larut kini cowo barjangkung itu baru menginjakkan kakinya di apartemen menatap sekelilingnya sepi hanya tv yang menyala ia menghampiri sofa itu dan melihat ada narsya sedang ketiduran dengan selimut yang menutupi sebagian tubuhnya membiarkan tv itu menyala. Tanpa sadar bibir altar terangkat menjadi bentuk bulan sabit. Cowo itu tersenyum, lalu mengambil remot dan mematikan tv itu lalu jongkok dihadapan narsya setelah menaruh remot di meja itu ia menatap setiap wajah inci narsya

 Cowo itu tersenyum, lalu mengambil remot dan mematikan tv itu lalu jongkok dihadapan narsya setelah menaruh remot di meja itu ia menatap setiap wajah inci narsya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangannya mengangkat untuk menyingkirkan helaian rambut kecil yang menutupi separuh wajah narsya, tatapan cowo itu masih menatap wajah narsya. Alisnya, kelopak matanya, hidungnya dan bibirnya semua bentukan wajah itu altar dapat melihatnya dengan dekat, cantik. Itulah pikir altar sekarang

"Maaf" bisiknya dengan suara pelannya ia menyingkirkan selimut itu lalu menggendong narsya untuk membawanya ke kamar tetapi altar tak membawanya di sofa melainkan di kasur

Altar membuka jaketnya lalu mengambil bantal serta selimut di lemari altar akan tidur di sofa ia mulai memejamkan matanya menuju mimpinya.



__________

Matahari nampak di cela-cela gorden kamar apartemen mereka kedua pasangan itu masih terlelap dalam tidurnya narsya gadis itu mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya matahari yang mulai masuk di sela gorden ia bangun lalu menguap dan menyadari dirinya berada di kasur

"Perasaan, semalem gue tidurnya di sofa" ucapnya maksudnya narsya sofa diruang tamu

Matanya narsya menatap altar yang masih terlelap dalam mimpinya ia melirik jam sudah pukul jam 6:20 tetapi mataharinya sudah sepanas itu narsya bangkit lalu menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setelah beberapa menit narsya melihat altar baru bangun

"Tumben lo mau bangun. Biasanya di bangunin" ucap narsya heran

Altar menatap datar narsya tanpa berbicara ia melewati narsya untuk masuk ke kamar mandi

"ditanya kok malah diem" kesalnya narsya segera menuju dapur untuk buat sarapan mereka tak lama altar datang lalu duduk di kursi sambil menatap narsya

Tak lama sarapan datang ia menaruh di meja "sorry lama, gue tadik bangun kesiangan"

"Hm" dehem altar ia meraih nasi goreng itu ke piringnya begitupun dengan narsya

"Oiya semalem lo yang bawa gue ke kasur?" Tanya narsya membuka suara duluan

Altar menelankan makanannya "emangnya kenapa? Lo gak mau kan badan lo sakit tidur di sofa"

Narsya mengerutkan keningnya
"Ada apa dengan altar? Kadang baik kadang kasar" batin narsya

"Tapi, badan lo juga sakit. Gue gak mau tanggung jawab kalo misalkan minta di pijat" jawabnya

"Lo mau makan atau mau mengoceh?" Tanya altar menaikkan alisnya

ALTARSYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang