Duka

39 4 1
                                    

Beberapa hari berlalu sejak Giyuu menyatakan keinginannya untuk membatalkan pertunangan Shinobu. Pemuda tersebut mengacak rambutnya frustrasi dan menghela nafas

Menghempaskan tubuhnya ke sofa, ia meraih hairpin kupu-kupu milik sang gadis dan menatapnya dalam

"Apa yang harus ku lakukan?"

Ia bisa saja bertindak nekat dengan langsung mendatangi ayah Shinobu

Namun, apakah tindakannya adalah hal benar jika melakukan hal tersebut?

Bukankah nanti ayah Shinobu akan membencinya, karena dianggap membawa pengaruh buruh terhadap putrinya? Apalagi ia adalah seorang guru

Memikirkan hal ini membuat kepalanya terasa pusing. Tidak. Ia tidak akan menyerah. Ia sudah menunggu dalam waktu yang lama untuk hidup bersama gadisnya. Hal apapun tidak akan menghentikan niatnya

"Shinobu, berikan aku waktu sebentar lagi"

Benar. Yang ia perlukan sekarang adalah waktu untuk berpikir bagaimana caranya pertunangan tersebut batal dan ayah Shinobu menyukainya dibanding iblis itu

.
.
.

Shinobu tidak pernah memaksa gurunya untuk membantu membatalkan pertunangannya dengan Douma. Ia bahkan memiliki keinginannya sendiri, yaitu membatalkan pertunangannya tanpa campur tangan orang lain

Hari ini ia akan menghadapi ayahnya secara langsung. Ia sudah siap dan sekarang sedang berdiri di depan pintu kediaman utama keluarga Kocho. Gadis yang sedang mengenakan dress pendek selutut tersebut menghela nafas. Ia akan berbicara dengan ayahnya, walaupun ia tahu ini tidak akan berakhir dengan damai. Setidaknya, ia ingin bebas. Menentukan pilihannya sendiri

Saat dirinya masuk, ia disambut oleh beberapa pelayan

"Aku pulang," kata Shinobu

"Selamat datang kembali, nona Shinobu," ucap beberapa pelayan

"Dimana ayah?," tanya Shinobu

"Tuan sedang berada di ruang tengah, nona," jawab salah satu pelayan dengan sopan

Shinobu mengangguk dan mengucapkan terima kasih. Ia segera berjalan cepat menuju ruang tengah dimana ayahnya berada

Ketika sampai di ruang tengah, ia melihat ayahnya sedang serius membaca koran dengan teh yang ada dihadapannya

Menarik nafas dan mengeluarkannya, Shinobu tersenyum ramah pada ayahnya

"Ayah," panggilnya

Ayahnya hanya diam dan tidak memandangnya

Shinobu tidak menyerah

"Apa kabar, ayah?"

Ayahnya masih belum mau menjawab. Ia tahu kalau ini tidak akan mudah. Membujuk ayahnya yang keras kepala membutuhkan kesabaran yang besar

Perlu diketahui bahwa ada salah satu sifat Shinobu yang bahkan gadis itu tidak menyadarinya adalah ia bukanlah gadis yang selalu bersabar

"Ayah, aku ingin berbicara mengenai pertunangan ku dengan Douma-san. Aku ingin membatalkannya," ujarnya tegas dan tanpa basa-basi

"Tidak"

"A-apa?"

"Kau tidak bisa membatalkannya begitu saja"

"Kenapa?"

"Kalau ayah bilang tidak, itu artinya tidak"

"Kenapa ayah selalu memaksa ku untuk bertunangan dengannya? Aku tidak mengerti"

Tuan Kocho yang mendengar nada tinggi dari putrinya menghela nafas

"Aku tidak ingin kau hidup susah, Shinobu. Douma adalah pemuda yang kaya. Ia memiliki banyak perusahaan dan hidupnya terjamin. Setidaknya aku ingin kau hidup berkecukupan"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

One More TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang