"Pagiiii" sapa Ana dengan ceria, ana selalu bersikap hangat jika sudah dengan keluarganya karna dia anak tunggal dan semua kasih sayang dari keluarganya hanya miliknya, wkwk. "Pagi juga sayang" sahut papa dan mama ana.
"Ana langsung berangkat ya pa, mam ntar sarapan di kampus aja udah ditungguin dospem, bye assalamualaikum" ana berpamitan kepada orang tuanya "hmm kebiasaan deh yauda hati hati ya sayang" sahut mama lita.
Di parkiran kampus ana bertemu dengan lian, meskipun berada di sircle yang sama mereka sangat jarang berinteraksi jangankan untuk saling berbicara sekedar menyapa saja mereka lebih memilih untuk menghindar, namun dalam situasi yang sudah begini mereka hanya akan saling melemparkan senyum tipis. Dibandingkan dulu hal ini merupakan suatu peningkatan karna dulu mereka hanya akan saling berlalu tanpa adanya lirikan, senyuman atau bahkan sapaan.
Namun teriakan seseorang menghentikan langkah mereka. " li, na tungguin! bareng aja kita" seru aro yang baru saja datang. Ana bernapas lega setidaknya aro sedikit mengurangi rasa canggung yang amat tidak di sukai ana.
Skip, mereka sudah selesai bimbingan dan menemui dospem masing" dan waktunya untuk nongkrong di kantin yeayyyy!!! "Anaaaa sini" abil melambaikan tangan ke arah ana agar ana bergabung dan kursi yang tersisa hanya di sebelah lian, dengan keberanian diri serta niat ingin mencoba lian dan ana ternyata sedang saling ingin dekat dan bisa berinteraksi secara santai seperti dengan yang lain.
Mereka menghabiskan waktu bersama hingga sore tiba.
"Guys, balik yuk udah sore nih" ajak abil "yuk deh" sahut teman temannya yang lain dan mereka bergegas pulang kerumah masing masing.
Di perjalanan pulang ana memutuskan untuk singgah di supermarket karna ingin membeli minuman dan cemilan, dan yap dia bertemu lian.
"Hai" sapa lian dengan senyum tipisnya yang nyaris tak terlihat. "e- eh hai li" ana membalas dengan senyuman manis. Ntah apa yang terjadi kini mereka sedang duduk berdua di depan supermarket sambil menikmati minuman dan makanan yang dibeli dalam suasana hening bahkan belum ada yang memulai obrolan apapun, hingga
"Li", "an" ucap mereka bersamaan. "Eh ladies first" sahut lian, ana tersenyum dan berkata " bisa barengan gitu ya, haha padahal gue cuman mau manggil aja biar kita ga diem"an doang". Lian ikut terkekeh pelan.Lian baru saja tiba dirumahnya menjelang magrib setelah mengobrol dengan ana tadi. Dia tersenyum mengingat ternyata ana seseorang yang sangat asyik untuk diajak ngobrol. Tanpa sadar ada seorang wanita yang sedang keheranan melihat lian senyum" sendiri.
Lian terkejut dan langsung menyapa dan menyalami ibunya " hai bu". ibu lian tersenyum hangat, sambil sedikit keheranan " hai sayang, kamu pulang" senyum senyum sendiri gitu kenapa sih? Aneh deh" selidik ibu yanti.
"Ga kenapa" kok bu lagi seneng aja, hehe yauda lian ke atas dulu ya mau bersih" dan istirahat" ucap lian sambil berlalu. " iya sayang nanti turun makan malam ya" ucap bu yanti.
Di sisi lain ana sedang rebahan di kasur empuknya sambil memainkan hp dan berselancar di sosial medianya, namun tiba" ia teringat sesuatu
"Ko bisa ya dia ngomong sebanyak itu biasanya juga irit banget tu kalo ngomong" guman ana sambil perlahan merasa mengantuk dan tertidur.
***
*Guys maaf yah, aku bener" masih pemula banget dalam menulis ini cerita pertama aku yang terinspirasi dari salmon, hehe jadi kalo menurut kalian ada yang kurang sampein aja ya karna bisa jadi masukan buat aku. Terimakasih buat yang mau vote dan coment*
KAMU SEDANG MEMBACA
Head Over Heels
RomanceSatu orang cukup tepat jika dia jelas, berani dan tegas. Kalo cuman bikin bingung mending skip deh!