Terganggu

293 16 0
                                    

Mereka sedang berkumpul di salah satu cafe untuk mengerjakan skripsi bersama, namun fredo datang dengan seseorang yang di ajak untuk mengerjakan skripsi bersama mereka namun seseorang itu dari kampus yang berbeda dengan mereka.

" wesss siapa tu do? kenalin kek datang2 bawa cewe aja lu mana cakep lagi " ucap dimas mengganggu fredo.

" eh kenalin sepupu gue, namanya rena tadi gue ajak karna lagi proses ngerjain skripsi juga jadi sekalian bareng aja" ucap fredo ke teman2 nya.

"re kenalin ni temen2 gue di kampus" sambungnya dan rena tersenyum berkenalan dengan teman2 fredo sambil bersalaman dengan satu persatu namun rena sedikit gagal fokus ketika melihat lian dan mulai ingin mencari perhatian lian.

"Duduk guys" sambung abil setelahnya, kemudian mereka melanjutkan tugasnya masing2 dan rena memilih duduk diantara fredo dan lian padahal dia bisa saja duduk diantara ana dan fredo. Namun tidak ada yang sadar akan tingkah laku rena selain lian dan yahhh seperti dugaan kalian semua, ana juga sedikit sadar namun memilih untuk tetap cuek dan pura2 tidak tahu saja.

"lian fokus banget, judul skripsi lo apa si?" Celetuk rena tiba2, namun lian hanya menanggapi dengan senyuman miring dan berkata " ya fokus ngerjain skripsi, judulnya blm pasti" rena terkesan sok asik bagi lian dan teman2nya tau karna mereka tau lian seperti apa. Namun hal itu tidak menggoyahkan rena dia sudah berniat ingin mendekati lian semakin cuek lian rena semakin suka dan tertantang.

Dua jam berlalu rena benar2 tidak menyerah dan semakin ingin mencari perhatian lian, sejak mereka mulai fokus dengan skripsi masing2 namun hanya suara rena yang terus mengajak lian untuk ngobrol sangat menganggu mereka. Lian terganggu namun ia tidak enak dengan fredo kalau menegur rena, dan akhirnya hanya pasrah sambil sesekali menjawab pertanyaan rena.

Ana sedari tadi sebenarnya sudah sedikit kesal dengan rena karna benar2 mengganggu konsentrasinya atau mungkin sedikit cemburu. Hingga tanpa sadar dia berdecak, "ck" seketika teman2nya melihat ke arah ana termasuk rena.

"Na kenapa" tanya abil, ana yang tersadar lansung cepat2 mengubah raut wajah kesal nya menjadi biasa saja " eh gapapa gue pusing aja sama skripsi gue" jawab ana. Sedari tadi juga lian terus melihat ke arah ana berharap ana juga melihatnya namun ana sama sekali tidak melirik atau bahkan melihat ke arah lian.

***

Sore hari mereka memutuskan untuk pulang, namun saat diparkiran tiba2 rena menghampiri lian dan berkata,

" li lo mau ga temenin gue nyari referensi buku besok? ", " kenapa ga sama fredo aja?" Tanya lian. "Fredo ada janji jadi ga bisa temenin" jawab rena, " kenapa ga ajak temen lo yang lain?" Sambung lian, " gue maunya sama lo, jadi lo mau ga?, kan kita juga udh berteman gapapa kan ya lo temenin gue?" Ucap rena terkesan sedikit memaksa.

"Iya li temenin aja gapapa kali" sahut dimas, dan fredo hanya diam saja.

Namun, tiba2 aro berkata "lian besok mau keluar sama gue, abil dan ana ada perlu, sorry lo keduluan gue". Lian sangat bersyukur aro menyelamatkannya. Rena tidak menjawab apa2 hanya mengerucutkan bibirnya karna sedikit merasa kesal dengan aro yang menggagalkan rencananya mendekati lian.

Disisi lain, Ana sedikit terkejut mendengar aro menyebutkan namanya sejak kapan dia mengajak ana dan ana setuju untuk ikut, dalam rangka apa, keperluan apa? Berbagai pertanyaan muncul di kepala ana namun dia memilih tetap mengikuti sandiwara aro karna melihat abil pun hanya diam saja.

"Yauda2 pada balik, udh sore" tiba2 nopi ikut berbicara karna sedikit jengah melihat perdebatan teman2nya.

" Na lu beneran gamau bareng gue?" Ucap abil ke ana, " gapapa bil gue lagi pesen grab ni tenang aja aman" jawab ana santai, ia hari ini tidak membawa mobilnya karna sedang masuk bengkel dan tadi hanya di antarkan supir papanya. Hal tersebut tidak luput dari pendengaran lian, dan tiba2....

" Ana bareng gue aja, kan searah", ucap lian. "Gausah, gue naik grab aja ni bentar lagi dapet drivernya" jawab ana cuek sambil terus mencari driver grab yang sedari tadi tidak ada satupun driver yang menerima pesanan ana.

" udhlah na bareng lian aja, banyak alesan lu dari tadi gua liat2 juga ga dapet2 tu drivernya, mending lu bareng lian udh mendung juga nih, gausa gengsi". Ucap aro sedikit mengejek ana, dan ana hanya memutar bola matanya kesal akan ucapan aro, dan tiba2 lian mendekat sambil menyerahkan helm serap nya ke ana dan anapun menerima uluran helm dari lian yang berarti dia setuju untuk pulang bareng lian.

"Guys kita duluan ya takut ujan" teriak edo sambil berlalu dengan motor vespanya dan rena diboncengannya sambil melihat kearah mereka berempat dengan raut wajah yang sulit di artikan.

"Na pegangan bisa?" tanya lian saat ana sudah menaiki motor lian. "Ck, iyaiya" jawab ana sambil sedikit kesal. Padahal mereka sama2 sedang mengkondisikan detak jantung masing2 apalagi saat ana mulai meletakkan tangannya berpegangan pada pinggang lian seolah2 sedang memeluk dari belakang. Lian pun mulai melajukan motornya.

***

Motor lian melaju pelan namun awan sudah berubah menjadi semakin kelabu dan tes' tes' tes' rintik hujan perlahan mulai turun menjadi semakin deras. Lian menghentikan motornya dan berteduh bersama ana dan ada beberapa pengendara motor lainnya juga ikut berteduh. Hening! tidak ada yang membuka suara mereka sama2 terdiam, lian melihat ana menggosokkan tangannya karena kedinginan namun ingin berinisiatif memberikan jaket nya tapi sudah terlanjur basah jadi kalaupun diberikan tidak ada gunanya.

Namun sedetik kemudian lian mendekat ke arah ana dan lansung menggenggam tangan ana menggosokkan tangannya agar hangat, ana terkejut namun dia tak melepaskan tangan lian karna memang sedang merasa sangat kedinginan. Tatapan mereka bertemu, lian tersenyum tipis namun ana hanya menatap datar sambil menahan degup jantungnya yang sedang berpacu kuat dan muka nya yang mulai memerah, ana SALTING 😊

***
Setelah hujan reda mereka langsung melanjutkan perjalanannya untuk pulang. Lian mengantarkan ana dan langsung pamit karena dalam keadaan yang sudah basah di guyur hujan.

Malam harinya lian memberani kan diri untuk mengirim pesan untuk Ana.

Lian :
Na, cuman mau tanya lo aman kan? ga sakit atau flu gara" kehujanan tadi kan?

Ana :
Aman li, lo gmn?

Lian :
Gua juga aman kok, yauda istirahat na. Goodnight

Ana :
Iy li, lo juga. night too

***
Ana tersenyum mengingat perlakuan lian kepadanya hari ini dari diajak pulang bareng, memberikan perhatian saat ana kedinginan dan sampai mengantarnya pulang, perlakuan lian sangat manis namun ana belum sadar akan perasaannya. Karena dari awal ia sudah memutuskan untuk tidak ingin menaruh perasaan kepada siapapun dulu untuk saat ini.

***

Guys gimana? Lanjut ga? Ceritaku gak jelas yah? Aku butuh masukan dari kalian karena ya kaya aku bilang kemarin aku bener" baru pertama kali bikin cerita gini hehew, jadi harap maklum ya guys.😅🙏

Aku berterimakasih banget kalo kalian mau komen dan vote.

Head Over HeelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang