Benarkah?

559 49 0
                                        

Setelah kemarin malam lian bertanya seperti itu, ana berusaha menepis pikiran2 yang membuatnya berharap. Ia sama sekali tak berani memastikan hal tersebut apalagi saat ini ia masih bersikap dingin terhadap suaminya, jadi ia takut tambah kecewa jika memastikan suatu hal yang belum tentu ini.

Ia selalu berusaha menepis hal tersebut dengan berpikiran bahwa ia mungkin memang telat untuk bulan ini karena belakangan banyak sekali hal yang membuatnya banyak pikiran.

Saat ini ana sedang berada di kampus mengurus keperluan wisuda nya. Setelah semuanya selesai ia bertemu abil karena sahabatnya itu mengatakan rindu kepada ana. Saat ini mereka sedang makan siang bersama.

"Lo kenapa si na? Ada yg lagi dipikirin ya?" Tanya abil

"Eh, gua emg gabisa nyembunyiin apa2 deh kayanya dari lo, ketebak terus" ucap ana to the point ia memang sedang berusaha tak menyembunyikan apapun dari sahabatnya itu

Ana menarik nafas dalam, sebelum akhirnya mulai menceritakan semua kekhawatirannya dan keadaannya saat ini...abil sesekali mengangguk2 dan terus mendengarkan curahan hati sahabatnya itu

Selama menceritakan semua ana tidak sedikitpun menangis namun raut wajahnya menunjukkan kesedihan..

Abil menggenggam tangan ana dan mengelus pelan memberikan kekuatan.

"Gua tau ini jadi suatu keresahan setiap org yang sudah menikah. Apalagi dalam keadaan lo masih kesel banget sama ka lian. Lo ga harus mikirin semuanya na ikuti aja alur dan kata hati lo jangan jadiin beban pikiran yah. Gua yakin ko kalo emg udh waktunya dan lo sama ka lian sudah diberikan kepercayaan pasti kabar baik itu akan segera datang na. Skrg lo jangan stress2 gua gabakalan maksa lo buat langsung ngecek tapi jaga kesehatan lo kita gatau dia udh hadir apa belum kan? Dan satu lagi perbaiki hubungan lo sama ka lian biar kalo kabar bahagia itu benar2 datang lo berdua bisa merayakan dengan penuh cinta. Begitu pun sebaliknya jika memang blm waktunya kalian bisa saling menguatkan" ucap abil panjang lebar membuat mata ana berkaca2.

"Huhuu terimakasih ya bil, gua udh sedikit tenang dengerin omongan lo" ucap ana dan abil pun mengangguk

Setelahnya mereka memutuskan untuk pulang abil mengantarkan ana karena tadi ana ke kampus di antar oleh lian.

■■■

Sesampainya di apart ana melihat lian keluar dari kamar mereka menggunakan baju rumahan. Ia heran karena jam masih menunjukkan pukul 16.00 tapi lian sudah dirumah.

"Tumben" ucap ana

"Iya, karna aku mau temenin istri aku dirumah, kantor lagi sedikit senggang jadi aku mau luangin banyak waktu sama istri aku" ucap lian tersenyum

"giliran gini aja rela2 pulang cepet, kemarin malah bohong bilang lembur terus demi wanita lain" ucap ana membuat hati lian sedikit tercubit

Belum sempat lian menjawab ana sudah berlalu masuk ke kamar untuk mengganti pakaiannya dan melaksanakan sholat asharnya.

Setelah selesai semua ana keluar, hal pertama yang ia lihat ialah lian yang sedang duduk di sofa dalam keadaan sudah siap dan menggunakan jaket nya.

"Mau kemana?" Tanya ana

"Kita belanja bulanan yuk, tadinya aku mau masak pas aku cek isi kulkas kayanya kita harus belanja lagi. Ayo aku udh siap daritadi tinggal nungguin kamu doang" jawab lian

Ana memutar bola matanya malas, lalu berkata...

"Yauda bentar aku siap2 dulu"

Head Over HeelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang