Bohong

218 13 1
                                    

Setelah seminggu yang lalu nomor asing itu mengirimkan pesan kepada lian, sampe skrg lian tidak lagi menerima pesan apapun dari nomor itu. Lian dapat bernapas lega ia sudah berniat menceritakan semuanya kepada ana tapi karena gangguan itu tak berlanjut maka ia urungkan niatnya.

Namun ternyata ada gangguan lain, yaitu RENA. Sudah beberapa hari ini rena benar2 sangat mengganggu lian mulai dari memfollow akun ig nya, sampe mengirim pesan, tentu saja ia mendapatkan nomor lian dari fredo.

Lian sedang berada di kampus, lalu tiba2....

"Liannn" teriak rena dari arah belakang. Lian menoleh dengan wajah datar

Rena menghampiri lian dan berkata...

"Li temenin ke kantin yuk. Sekalian aku nungguin fredo" lian belum merespon apa2 rena sudah berkata lagi " aku ga kenal mahasiswa disini ntar aku kaya anak bego, plisss temenin aku" rena sedikit menunjukkan sifat manjanya.

Lian blm sempat menolak tangannya sudah di tarik oleh rena, memang ia sedikit memaksa..

Lian mendengus pelan, ia sebenarnya memang tidak mau menemani rena tapi tidak tau bagaimana cara untuk menolak, lagi pula dia menjaga perasaannya fredo karena mereka berteman. Jadi pikirnya biarlah sekali ini saja ia menuruti permintaan rena ini.

"Li, kamu kenapa si aku chat jarang banget bls?" Tanya rena saat mereka sudah duduk dikantin

"Ga knpa2 emg ga lagi pengen bls aja,atau chat lo tenggelam" jawab lian acuh

"Ihh li, kan aku chat kamu selalu masa iya tenggelam chat nya" ucap rena manja

"Ya berarti gua ga buka hp" jawab lian lagi

"Eh iya, kapan2 nonton bareng yu, ada film romantis yg bagus " ucap rena tanpa malu mengajak lian

"Apa? Gua gasuka film romantis" jawab lian menolak ajakan rena

"Yauda kamu sukanya film apa? Horor? Komedi? Roncom? Atau apa aku turutin deh asalkan mau nonton bareng ya, ya, ya plisss" ucap rena lagi sambil menunjukkan tatapan memohon pada lian, dan menggoyang2kan lengan lian

Lian tidak merespon apa2, intinya ia tetap tidak mau ia ingin menghabiskan waktu dengan ana istrinya, bukan wanita lain.

Dari kejauhan ada dua pasang mata yang tengah memperhatikan mereka. Iya itu nopi dan ana. Sedari tadi nopi asik memvidiokan dua temannya yang terlihat sedang bermesraan itu. Sedangkan ana? Hatinya sudah panas tapi ia sadar ini bukan sepenuhnya salah lian toh mereka dijodohkan dan menyembunyikan status mereka.

****

Kini ana sedang berkutat dengan peralatan dapurnya. Ia memang sudah berencana dari kemarin membuatkan spaghetti bolognese untuk lian, walaupun tadi sempat ragu setelah melihat lian bersama rena. Namun ia berusaha menepis pikiran buruknya dan tetap menjalankan rencananya karna jujur saja ia hanya ingin melalui semuanya sekarang sesuai dengan berjalannya saja toh jika nanti dia memang tidak berjodoh dengan lian pun ia sudah ikhlas karena ia selalu kembali teringat bahwa mereka hanya dijodohkan.

Lian baru pulang jam 17.00, ia disambut oleh wangi masakan istrinya. Lian tidak tahu ana juga ke kampus hari ini karena tadi pagi ana bilang tidak ada janji dengan dosennya, namun tiba2 ana mendapatkan telfon dari dospemnya untuk kekampus.

Lian menghampiri ana yang sedang berada di dapur. Ia memberanikan diri memeluk ana dari belakang

"Wangi bangett, pasti enak ni" ucap lian tiba2

Ana sedikit tersentak kaget, namun dia sudah hafal wanginya lian jadi ia sudah tahu siapa yang memeluknya..

"Hehe, kamu minggir dulu tunggu di meja makan aja. Udh mau selesai ini jangan disini aku gabisa gerak jadinya" ana berkata seperti itu karena ia masih sedikit kesal dan cemburu walaupun sudah berusaha ia tepis sekuat mungkin namanya hati tidak bisa dibohongi.

Head Over HeelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang