runtuh

505 37 2
                                        

Setelah mendapakan pesan dari amel...

Lian seketika menggengam hp nya erat, dadanya naik turun ia terkejut ternyata selama ini ana sedekat itu dengan aro. Dan yang paling membuat dia marah adalah kenapa harus aro sahabatnya...pikirannya sedang tidak jernih sehingga berbagai macam tuduhan muncul dikepalanya.

"Pantesan mereka deket banget, aro juga keliatan sayang banget sama ana. Bangsat!" Gumam lian ia sudah emosi ia memutuskan beranjak dan menuju kampus...

Sesampainya dikampus lian langsung menuju tempat aro dan ana berada ia tau persis dimana tempat itu...

Ketika sampai ana dan aro sedang berbincang dengan posisi yang sangat dekat....

Lian terburu" dan langsung menghajar aro...

Bugh! Bugh! Bugh!

"Sialan lu, pantesan gua minta lo nikah sama amel gamau ternyata ana yang lo incar. Tega lo sama guaaaaa!!!" Ucap lian sambil terus memukul aro dan karna terkejut aro tidak memiliki keseimbangan sehingga dengan mudah dilumpuhkan oleh lian

Ana yang ikut terkejut sudah berteriak dan menanngis meminta lian menghentikan semua ini, namun lian yang sudah terhasut dan kesetanan tak mendengar apapun lagi, hingga...

Ana memeluk lian dari belakang untuk meredamkan amarah lian barulah lian perlahan berhenti....

Lian.berbalik dan langsung menarik anak untuk pulang...namun ana sempat berteriakk

"Ka aro maaf ya, jangan lupa obatin lukanya" ucap ana membuat lian semakin menarik ana kasar dan tersenyum sinis sambil berpikir bahwa ternyata ana seperhatian itu kepada aro...

Lian melajukan mobilnya dengan kencang, ia sudah dikuasai amarah blm lagi iya berpikir benar2 selama ini mencintai sendirian

Ana hanya diam sambil terus berdoa untuk keselamatan karena lian membawa mobil seperti ini...

Saat sampai diapart mereka langsung masuk dan tidak ada siapa2 didalam. Sebelum pulang tadi lian sempat mengabari amel meminta untuk tidak di apart sebentar dan dengan mudahnya amel menurut karena ia yakin akan terjadi perperangan besar antara lian dan ana, ia senang karen memang itu yang sangat ia inginkan.

Lian langsung menghempaskan tangan ana dan berkata....

"Kenapa aro?" Lian menekankan setiap kata yang keluar dari mulutnya

Ana memperlihatkan wajah bingungnya, dan menjawab..

"Maksudnya apa? Ko tiba2 nanya gitu?"

"Udah gausa pura2, kalo kamu selama ini gabisa cinta sama aku ngomong sal jangan gini, apalagi sama temen aku sendiri. Aku emg sadar kalian udh lebih duluan kenal dan dekat tapi ga gini sal, kan kita udh sepakat untuk saling berjuang, knpa kamu gini skrg?" Ucap lian, suaranya melemah menahan sakit hatinya

"ron maksud kamu apa aku gapaham? Kamu nuduh aku sama ka aro?" Ucap ana membuat lian meperlihatkan foto yg ia dapatkan.

Ana langsung membulatkan matanya, lalu ia berkata...

"Kamu dapat dari mana foto itu?"

"Itu beneran kamu kan?" tanya lian
"Udh sejauh mana hubungan kalian?" Sambung lian lagi dengan suara yang lebih tinggi

"Hah? Kamu kenapa si ron? Bisa2nya kamu nuduh aku sama ka aro" ucap ana

"Yang patut dipertanyakan hatinya itu kamu bukan aku, selama amel hadir kembali pernah ga kamu tanya hati kamu sendiri ron? Ragukah? Bukan aku yang kamu curigai, Aku sama ka aro udh kaya kakak adik jadi buang jauh2 tuduhan kamu itu" ucap ana lagi sedikit emosi

Head Over HeelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang