Jika di beri pilihan kalian lebih pilih tinggal di panti asuhan yang di kenal sebagai anak buangan, memakai baju bekas, dan sulit untuk mendapat pendidikan tinggi, tapi kalian bebas melakukan apa yang kalian sukai dan tidak.
Atau pilih tinggal di ru...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di kamar yunho, jaemin sudah membantu jisung menyiapkan bajunya, mengobati lukanya, dan sekarang tengah mengeringkan rambut jisung yang basah itu.
Jisung diam-diam melirik ke arah cermin, wajah jaemin benar-benar tidak baik, dia terlihat marah tapi jisung tidak tau apa yang membuatnya marah.
Apa jaemin tau kebohongan jisung tadi? Tapi itu tidak mungkin, pikir jisung karena itu sangat mustahil, dia bahkan tidak cerita pada ibu kim jika dirinya pernah di paksa oleh bunda angkatnya itu meletakan arang panas di lidahnya, jadi sangat mustahil jika jaemin tau bukan?
"Abang" panggil jisung
"Hm"
"Jie udah punya 3 temen di sekolah" ucap jisung dengan wajah semangat agar jaemin meresponnya dengan baik lagi.
"Udah tau" jawab jaemin acuh yang masih fokus ke rambut jisung
"Tau dari mana?" Tanya jisung
"Grup" jawab jaemin singkat
"Tapi kan jie belum kasih tau nama-namanya" jawab jisung
"Tanpa lo kasih tau apapun ke gue, gue juga bakal tau apapun yang lo lakuin jisung" jawab jaemin dengan nada dingin.
"Abang lagi marah ya sama jie?" Tanya jisung mendongakan kepalanya untuk melihat jaemin langsung.
"Diem gak usah banyak gerak, muka lo bisa kena panasnya hairdryer nanti" ucap jaemin meluruskan kembali kepala jisung agar menghadap kaca.
Jisung menunduk "kenapa sih" cicit jisung
"Jisung gue bilang yang bener" ucap jaemin menegakkan kepala jisung tapi jisung tetap tidak menurut dan tetap menundukan kepalanya kembali membuat jaemin menghela nafasnya.
"Kalau lo gak mau nurut sama gue yaudah jangan salahin gue kalau gue gak mau urus lo lagi ya nanti" ucap jaemin
Jisung langsung menegakan kepalanya dan menatap kaca begitu juga dengan jaemin, mereka saling bertatapan lewat cermin tersebut.
"Yaudah gak usah urus jie! Dari awal juga jie gak minta di urus kok" tukas jisung berdiri lalu pergi dari hadapan jaemin dan merebahkan dirinya di kasur.
Jaemin terdiam, dia menghela nafasnya saat melihat jisung yang sepertinya mulai terisak.
"Dek..." panggil jaemin
Jisung menutup telinga dan wajahnya dengan bantal "gak usah dek dak dek lo! hiks hiks di pikir gue dedek dedek gemes apa hiks" isak jisung
"Sayang..."
"Sayang pala lo peyang! Jisung aja udah! Dari tadi juga jisung jisung terus kan!" Tukas jisung
"Itu nama kamu kan dek" jawab jaemin
"Bodo amat! Dasar jaemin gembrot! Jaemin jelek! Jaemin kembarannya si gorila jeno! Hiks hiks anaknya setan! Nyebelin hiks hiks" tangis jisung kesel karena jaemin tidak peka.
