MALAM HARIJisung menuruni anak tangga, dia semangat sekali karena terpilih tanding basket besok melawan sekolah lain, sakuya bilang jika dia akan membawa emaknya untuk nonton, jadi jisung juga ingin membawa papa dan abang-abangnya untuk menonton.
"Abang...papaaaaaaa" teriak jisung
Chenle langsung menengok saat jisung berlari di tangga "jisung berhenti! Berapa kali gue bilang jangan lari di tangga, lo kan udah sering jatoh kenapa gak kapok-kapok sih" omel chenle.
Jisung menghampiri chenle dengan senyum cerianya itu "abang, abang besok sibuk gak?" Tanya jisung
"Besok? Gue sekolah paling, tapi kayaknya bentar doang sih, soalnya kan sekolah gue sama abang yang lain masih proses renov" jawab chenle
"Sampe jam berapa sekolahnya?" Tanya jisung antusias
"Jam 9 nan mungkin udah selesai, kenapa? Lo mau bolos ya? Lo pasti denger kita mau ke sirkuit lagi makanya lo tanya itu hm" jawab chenle
"Abang mau pergi ke sirkuit? Abang jeno turun lagi?" Tanya jisung
"Iya, lo denger dari siapa hm? Dari abang haechan ya? Ayo jawab dari siapa? Gak ada bolos bolos ya adekku tersayang, nanti aja kita ajak kalau lo libur ngerti" ucap chenle
"Hmm itu artinya 4 abang kembar sama abang lele gak bisa nonton jie, yaudah jie tanya ke abang mark sama papa aja" ucap jisung dalam hati lalu pergi
"Heh mau kemana?" Teriak chenle karena jisung pergi gitu aja.
"Mau cari abang mark" jawab jisung
Sesampainya di lantai 3, jisung berjalan ke sebuah lorong di mana mark yang pasti selalu ada di situ saat malam begini sebelum makan malam.
"Abang" panggil jisung membuat mark sedikit kaget.
"Dek, kok tumben kamu yang kesini? Udah waktunya makan malem?" Tanya mark
Jisung menggeleng "belum, abang kenapa sih suka di sini, di sini dingin tau kalau malem-malem gini" ucap jisung yang heran karena mark selalu duduk di kursi goyang sambil memegang rajutan sarung tangan bayi yang baru setengah jadi itu.
"Dulu mama suka disini, mama setiap malem pasti duduk di sini sambil ngerajut syal, baju hangat, atau apapun buat kita semua" ucap mark
Jisung terdiam, jika begini dia bingung antara sedih dan tidak, pertama dia tidak tau rasanya kehilangan sosok ibu itu seperti apa karena saat mami nya pergi yang ada di pikiran jisung hanya takut.
Takut karena kematian maminya itu di tembak dengan sadis di depan matanya dengan berlumuran banyak darah, dia juga sama sekali tidak merasa kehilangan maminya karena tidak ada kenangan indah bagi jisung, yang ada hanya kenangan buruk.
Entahlah, jisung juga tidak mengerti dengan perasaanya, apa jisung merasa tidak kehilangan karena jisung merasa tidak di sayang oleh maminya itu sedari kecil atau karena memang tidak ada ikatan batin sama sekali yang membuat jisung merasa biasa saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying boy
Genç KurguJika di beri pilihan kalian lebih pilih tinggal di panti asuhan yang di kenal sebagai anak buangan, memakai baju bekas, dan sulit untuk mendapat pendidikan tinggi, tapi kalian bebas melakukan apa yang kalian sukai dan tidak. Atau pilih tinggal di ru...