LXR 47

387 38 0
                                    

Setelah beberapa hari mendekam di rumah sakit untuk pemulihan, akhirnya kondisi Rui kembali membaik.

Dan hari yang di tunggu-tunggu juga sudah tiba. Hari di mana kompetisi untuk mengisi kursi kosong dalam keluarga Arbianka di berlangsung tepat 12 jam sebelum lomba antar pelajar Rui di mulai.

"Aku sebagai juri sekaligus wasit selama perlombaan berlangsung, dengan ini menyatakan siapapun berhak mengikuti kompetisi ini. Dengan syarat ia berusia 17-18 tahun, dan juga mengirim pendapat tentang pesan yang ku kirim melalui sosial media. Hasil para kandidat yang terpilih akan di umumkan ketika perlombaan antar pelajar selesai"

Rui sempat mengetahui pemberitahuan itu di t*eet milik keluarga Arbianka. Dan juga untuk pendapat perihal pesan tersebut sebenarnya Rui sudah menjawab nya langsung pada kepala keluarga nya, meski akhirnya ia ikut mengisi juga.

Ia jadi tidak tega mengingat wajah memelas Leona yang sangat ingin dirinya ikut.

'Tuan Rumah, saya sudah mendapatkan informasi yang cukup menggembirakan. Ini tentang hadiah yang Anda maksud untuk antagonis cerita. Dan juga hadiah dari seseorang yang mengatakan itu hadiah untuk anda, hadiah itu di kirim semalam saat anda sakit'

Ruby terlihat muncul dalam pikiran Rui. Oh ya, karena dirinya sakit beberapa hari lalu, ia tidak bisa belajar lagi karena hari-H perlombaan sudah tiba.

Dan mengenai permintaan nya yang lalu pada Ruby dengan segera ia mengecek ponselnya untuk mengetahui hadiah apa yang rekan bandit itu kirimkan.

+021********

Ini Agen F, Ketua mengarahkan ku untuk mengirim data ini pada Tuan. Oh ya maaf sebelumnya jika lancang mencari nomormu diam-diam.
21.19 PM

Tidak masalah, jadi hadiah apa yang akan mengejutkan ku kali ini?
21.21 PM

Orang yang menginjak-injak anda sudah saya bereskan, dan saya bisa menjamin dia tidak akan berani mengangkat wajahnya di depan Anda. Dan juga saya melakukan sesuatu pada orang yang berani meracuni Tuan.
21.23 PM

"Ini kau yang membalasnya?" Gumam Rui menatap isi pesan di ponselnya.

'Maaf jika tidak sopan Tuan Rumah, lagipula akan menimbulkan curiga jika mereka tidak mendapat balasan dari anda'

'Justru akan menjadi curiga saat aku tidur ada seseorang yang membalas pesan ini' Rui sweat drop mendengar jawaban Ruby yang kelewat jujur.

Begitu kah? Apa yang kau lakukan?
21.24 PM

Sebenarnya bukan saya langsung yang melakukan nya. Saya hanya membuatnya terkulai di atas ranjang dengan empat pria haus belaian. Yha.. Mereka jadi cocok karena sama-sama bernafsu. Oh dan saya juga menambahkan sedikit pemantik pada bom yang ada dalam tubuhnya.
21.26 PM

Benar-benar citra bandit yang kejam ya, tapi aku berterimakasih untuk itu. Aku menunggu bom itu meledak suatu saat nanti.
21.26 PM

Tuan bisa menyerahkan semua nya pada kami, sebagaimana tuan pernah hampir kehilangan nyawa untuk menolong Ketua kami. Itu artinya kami berhutang nyawa pada Tuan. Salam dari Agen F.
21.27 PM

........
.
.
.

"Benar-benar gila, bandit yang merangkap sebagai Mafia ini lebih kejam dari dugaan ku. Bahkan mereka cukup pintar juga jika aku mengatakan langsung kekaguman ku" Gumam Rui berkomentar tentang akhir pesan yang ia terima.

'Tuan, lomba nya akan segera dimulai. Semoga berhasil'

"Yahh... Setidaknya terimakasih untuk support mu, itu sedikit membantu"

----•••

Ujian yang pertama, ujian tertulis materi Bahasa Indonesia.

Soal sebanyak 50 butir di beri waktu 40 menit untuk mengerjakan nya. Rui terlihat dengan tenang dan cepat mengerjakan setiap soal yang ia lihat.

Tanpa ia sadari, peserta lomba yang berasal dari kelas sarjana sesekali melirik ke arahnya dengan tatapan tercengang. Biasanya setiap perwakilan yang di kirim untuk menerima tantangan ini akan memperlihatkan wajah frustasi mereka dengan sangat jelas.

Tapi kali ini tidak. Mereka terkejut melihat nya dengan santai mengerjakan setiap soal yang tersedia.

Tentunya ada beberapa orang yang terlihat terkagum melihat nya.

Mereka adalah Zyanka Arbianka. Putra kedua dari keluarga Arbianka.

'Jadi... Ini orang yang membuat Bunda tertarik. Aku tidak mau jujur, tapi aku seperti melihat salinan Bunda pada wajahnya. Pantas saja Bunda tertarik' Zyan kembali fokus mengerjakan soal di tangannya.

Daniary Naryatama. Putra ketiga keluarga Naryatama. Kakak Ishaq.

'Guru privat Ishaq ya... Lumayan untuk sekelas anak SMA. Meski aku terheran tidak melihat adanya ambisi di matanya' Dani melirik ke arah tempat duduk Rui berada dengan tatapan kagum.

Karya Indratama. Putra kedua keluarga Indratama. Kakak Diki dan juga Andara.

'Entah kenapa aku merasa selain karena wajahnya yang menarik, dilihat caranya langsung mengerjakan setiap soal yang ada benar-benar tanpa ragu. Apalagi caranya meneliti soal, benar-benar unik' Karya diam-diam mengangguk tanda mengagumi Rui.

Karena posisinya lumayan jauh dari Rui ia tidak bisa melihatnya dengan leluasa. Tapi setidaknya setiap gerakan Rui terlihat oleh nya.

'Ngomong-ngomong apa hanya perasaan ku saja... Atau memang benar ya? Sejak awal perlombaan aku melihat yang lain datang kemari hanya untuk melihat kami berlomba'

Karya sejenak mengalihkan pandangannya ke arah kursi para penonton. Di mana ada keluarganya, dan juga keluarga rekan rekan terdekatnya di sana.

Poin pentingnya adalah keluarga Arbianka, Indratama, Naryatama, Sebastian, bahkan anggota OSIS yang harusnya tetap berada di sekolah ada di sana.

Perhatian nya bukan pada mereka, tapi arah pandangan mereka yang sebagian besar tertuju pada Rui.

Well, sepertinya ia merasa Rui lebih unggul dari nya. Bagaimana pun juga ia kagum bagaimana perlakuan Rui pada adiknya maupun teman-teman adiknya itu.

Apalagi saat mengetahui para keluarga yang di sebutkan barusan memiliki ketertarikan terhadap Rui. Padahal Rui tidak melakukan apapun untuk menarik perhatian mereka.

Tapi mereka sendiri yang merasa tertarik akan kehadiran nya.

'Yahh... Aku sudah kalah jauh rupanya, mengalah untuk kali ini sepertinya tidak masalah. Aku akan menyaingi nya lagi saat sudah menjadi salah satu petinggi perusahaan milik papa' Karya mendengus geli seraya tersenyum.

Waktu berlalu.

Ujian pertama selesai tanpa hambatan. Sementara nilai hasil akhir dari ujian tadi akan di umumkan sekitar sehari setelah ujian berakhir.

Yang itu artinya hasil akan di bagikan besok.

Rui mengalihkan pandangannya ke arah kursi penonton ketika merasa seseorang memanggilnya. Dan ia melihat ada Ary dan juga ibunya yang menatapnya dengan tatapan berbinar.

'Sudah ku duga... Mereka benar-benar seniat ini ingin aku menjadi bagian dari mereka ya? Benar-benar gila'

Diam-diam Rui merasa heran dengan apa yang terjadi pada Rui di masa lalu tepat sebelum ia menggantikan posisinya. Dan juga ia penasaran apa yang terjadi pada putra keempat keluarga Arbianka yang telah lama hilang.

'Mungkin meminta bantuan Ruby untuk memeriksa nya tidak ada yang salah'

'Untuk saat ini, saatnya membungkam mulut orang yang berani menantang ku secara bersih. Jika dia berhasil mengungguli ku akan ku akui dia'

_____________________________
__________________________
_____________________
_____________
________

To be continue...

[Transmigrasi] Second ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang